tirto.id - Hari Film Nasional diperingati setiap tanggal 30 Maret. Hal ini dikarenakan tanggal tersebut adalah hari pertama pengambilan gambar untuk film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai H. Usmar Ismail, seorang pelopor perfilman Indonesia.
Terkait hal tersebut, berikut ini adalah sejumlah rekomendasi film Indonesia di Netflix yang bisa ditonton saat memperingati Hari Film Nasional sekaligus untuk mengisi waktu luang saat melakukan kegiatan karantina mandiri dari COVID-19.
Cahaya dari Timur: Beta Maluku
Sebuah maha karya dari Angga Dwimas Sasongko, film ini berpusat pada karakter Sani Tawainella (Chico Jericho), yang melatih sepak bola untuk anak laki-laki daerah di tengah konflik Islam dan Kristen di Maluku.
Film ini berhasil memenangkan penghargaan untuk kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2014 lalu.
Athirah (Emma’)
Film yang berlatar pada tahun 1950-an di Makassar ini menceritakan tentang kehidupan seorang ibu muda bernama Athirah (Cut Mini) yang mulai berubah ketika suaminya menikahi wanita lain.
Hidup dalam masa yang memperbolehkan poligami, memaksa Athirah harus berjuang mempertahankan integritas keluarganya.
Sebagai karya dari duo ternama Riri Riza dan Mira Lesmana, Athirah juga berhasil mendapat pengakuan di kancah global, di mana film ini tayang di Busan International Film Festival 2016, Tokyo International Film Festival 2016, dan Vancouver International Film Festival 2016.
Selain itu, film ini juga berhasil memboyong 6 penghargaan sekaligus dalam ajang FFI 2016, di antaranya adalah Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Cek Toko Sebelah
Cek Toko Sebelah menceritakan perjalanan hidup Erwin (Ernest Prakasa), seorang laki-laki muda yang bertekad untuk memiliki karier yang cemerlang.
Namun ketika ayahnya jatuh sakit, Erwin harus mengesampingkan ambisinya demi membantu ayahnya mengelola toko keluarga mereka, meskipun ia tidak mendapat persetujuan dari pacarnya.
Sementara, merasa kecewa karena menganggap ayah mereka telah pilih kasih, kakak Erwin yang bernama Yohan (Dion Wiyoko) akhirnya membuat sebuah rencana untuk mengambil alih toko keluarganya tersebut.
Film garapan Ernest Prakasa ini berhasil meraih penghargaan sebagai Skenario Terbaik dalam ajang FFI 2017.
Pengabdi Setan
Disutradarai oleh Joko Anwar, Pengabdi Setan adalah film horor yang berpusat pada sebuah keluarga bernasib buruk, yang mengalami berbagai peristiwa menyeramkan setelah kematian ibu mereka.
Keluarga ini pun bersatu untuk bisa bertahan hidup, tanpa menyadari bahwa sebenarnya kejahatan ada di antara mereka.
Film ini berhasil memboyong 6 penghargaan sekaligus dalam ajang Festival Film Indonesia 2017, di antaranya untuk kategori Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Pemeran Anak Terbaik.
Tak hanya itu, Pengabdi Setan juga berhasil keluar sebagai pemenang di ajang Toronto After Dark Film Festival 2018 untuk kategori Film Horor Terbaik.
Posesif
Film ini menceritakan tentang Lala (Putri Marino), seorang atlet selam yang menjalani tahun terakhirnya di SMA ketika ia bertemu dengan Yudhis (Adipati Dolken), seorang murid pindahan.
Awalnya mereka memulai hubungan dengan momen-momen yang manis. Namun, kisah cinta mereka pun teruji ketika Yudhis mulai memperlihatkan sisi lainnya yang gelap.
Film ini berhasil memenangkan 3 penghargaan di ajang Festival Film Indonesia tahun 2017 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik
Sang Penari
Sang Penari menceritakan kisah dari perjalanan dari dua remaja yang hidup dalam kemiskinan di desa mereka pada tahun 1960-an.
Sang perempuan, Srintil (Prisia Nasution) adalah seorang penari yang dipercayai memiliki kemampuan gaib dalam tariannya, sementara sang lelaki, Rasus (Oka Antara), pergi meninggalkan kampungnya untuk bergabung dengan pasukan tentara.
Sang Penari berhasil memboyong penghargaan sebagai Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2011.
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Nur Hidayah Perwitasari