Menuju konten utama

10 Fakta Menarik Dire Wolf Predator yang Dibangkitkan Kembali

Inilah fakta-fakta menarik tentang dire wolf, serigala purba yang sudah punah ribuan tahun lalu & kini berhasil dihidupkan kembali berkat rekayasa genetik.

10 Fakta Menarik Dire Wolf Predator yang Dibangkitkan Kembali
Ilustrasi serigala Dire bersandar di salju. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dire wolf merupakan spesies serigala purba yang pernah menguasai Amerika Utara di zaman Pleistosen. Predator ini kabarnya lebih ganas dan memiliki taring yang lebih kuat jika dibandingkan serigala atau anjing modern yang ada saat ini.

Lantas apakah dire wolf sudah punah? Berdasarkan penelitian, dire wolf ini telah punah sejak akhir zaman es atau sekitar 10.000 tahun yang lalu. Meski telah lama punah, dire wolf masih menjadi inspirasi manusia modern dan muncul di serial Game of Thrones.

Apakah dire wolf masih ada? Belum lama ini perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences berupaya untuk menghidupkan kembali dire wolf yang telah punah ribuan tahun yang lalu. Upaya ini dilakukan dengan gabungan antara teknik kloning dan penyuntingan gen yang memanfaatkan DNA kuno yang diperoleh dari gigi dan tengkorak dire wolf.

Meski memicu kontroversi dan perdebatan, Tim Colossal mengklaim telah melahirkan tiga individu dire wolf yang diberi nama Romulus, Remus, dan Khalessi. Ketiganya merupakan hasil rekayasa teknologi genetika dan ditempatkan di fasilitas aman seluas 2.000 hektar yang dilengkapi teknologi pengawasan canggih.

Terlepas dari perdebatan yang muncul dari hasil penelitian dan rekayasa genetik dire wolf oleh tim Colossal Biosciences, ada banyak fakta menarik yang terungkap dari serigala mengerikan ini.

10 Fakta Menarik Dire Wolf

Dire Wolf

Dire Wolf. foto/istockphoto

Dire wolf merupakan predator yang telah lama punah dan kini dibangkitkan kembali. Predator yang sering disebut sebagai 'serigala mengerikan' ini memiliki sejumlah fakta menarik berdasarkan penelitian ketika mereka hidup. Berikut ini fakta dire wolf yang dilansir dari ThougtCo dan Britannica:

1. Hidup di Zaman Pleistosen

Dire wolf yang memiliki nama ilmiah Aenocyon dirus atau Canis dirus ini hidup di zaman pleistosen. Pleistosen atau disebut juga dengan diluvium termasuk dalam zaman kuarter (zaman keempat) yang berlangsung antara 1.808.000-11.500 tahun yang lalu.

Meskipun sering dikaitkan dengan nenek moyang anjing, dire wolf ternyata bukan leluhur langsung dari anjing-anjing modern yang ada saat ini.

2. Perbedaan Fisik dengan Serigala Modern

Apa perbedaan antara dire wolf dan wolf? Bentuk fisik dire wolf ini ternyata memiliki sejumlah perbedaan dengan wolf atau serigala modern. Predator ini memiliki ukuran tengkorak dan otak yang lebih kecil, memiliki kaki yang lebih tebal, kepala dan bahu yang lebih lebar, otot yang lebih kuat, serta moncong yang lebih penuh.

3. Ukuran Tubuh yang Besar

Selain bentuk tubuhnya yang berbeda dengan serigala modern, dire wolf ini juga memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Tinggi predator ini saat berdiri sekitar 96,5 cm di bagian bahu dan dapat mencapai panjangnya bisa mencapai 178 cm.

Berat predator ini diperkirakan sekitar 140 kilogram saat dewasa. Jika dibandingkan dengan anjing modern, dire wolf ukurannya 25% lebih besar dari anjing modern terbesar.

4. Menjadi Ikon Pop Culture

Dire wolf ini telah menjadi inspirasi dan ikon pop culture. Ini terbukti dengan kemunculan dire wolf dalam serial Game of Thrones yang melambangkan simbol keberanian dan kekuatan.

Predator ini juga digambarkan memiliki hubungan yang cukup dekat dengan karakter keluarga Stark dalam serial tersebut.

5. Konstruksi Tubuh Unik dan Hyperkarnivora

Fakta menarik dari dire wolf adalah konstruksi tubuhnya yang unik. Predator ini memang memiliki ukuran tubuh yang besar, tetapi anggota tubuhnya relatif ringan.

Ini memungkinkan dire wolf bergerak cepat dan lincah saat berburu mangsanya. Hewan ini juga disebut-sebut hyperkarnivora atau 70% makanannya adalah daging.

6. Tersebar di Amerika Utara dan Amerika Selatan

Berdasarkan lokasi fosil yang ditemukan, dire wolf ini diperkirakan hidup di wilayah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa predator ini pernah hidup di beberapa wilayah di Meksiko dan lembah sungai Mississipi. Ini artinya, spesies dire wolf hidup dan tersebar secara luas di dua benua ini.

7. Memiliki Hubungan Lebih Dekat dengan Anjing Liar Afrika

Fakta unik dari dire wolf adalah memiliki hubungan yang lebih dekat secara genetika dengan anjing liar Afrika, serigala liar di Afrika, dan dhole di Asia.

Ini agak mengherankan mengingat spesies ini diperkirakan tersebar di benua Amerika. Hubungan dire wolf dengan serigala modern yang ada di Amerika malah justru lebih jauh dari segi genetiknya.

8. Punah di Akhir Zaman Es

Berdasarkan penelitian, dire wolf ini diperkirakan punah pada akhir zaman es atau sekitar 10.000 tahun yang lalu. belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan dire wolf ini mengalami kepunahan.

Perubahan iklim yang drastis dan kemunculan manusia konon menjadi dua faktor utama penyebab kepunahan serigala ini.

9. Asal Usul Nama "Dire"

Dire wolf ini dijuluki sebagai serigala mengerikan. Kata "dire" sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya "mengerikan" atau "membahayakan". Ini sebenarnya menggambarkan dire wolf sebagai predator yang ganas dan sangat berbahaya.

10. Upaya Menghidupkan Kembali Dire Wolf

Ada upaya penelitian untuk menghidupkan kembali predator dire wolf yang telah lama punah. Perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences mengklaim telah menghidupkan kembali dire wolf melalui modifikasi genetik pada serigala abu-abu. Meski demikian, ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Dire wolf

Serigala Dire Putih. FOTO/iStockphoto

Beberapa fakta menarik mengenai dire wolf di atas dapat memberikan gambaran mengenai predator ganas dire wolf yang pernah hidup ribuan tahun yang lalu.

Meski proyek menghidupkan kembali dire wolf masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, ini menunjukkan ketertarikan manusia untuk meneliti lebih jauh tentang predator ganas ini, maupun hewan-hewan yang sudah punah lainnya.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Ditya Pandu Akhmadi

tirto.id - Edusains
Kontributor: Ditya Pandu Akhmadi
Penulis: Ditya Pandu Akhmadi
Editor: Lucia Dianawuri