Menuju konten utama

Mengenal Anjing dari Pegunungan Papua, Spesies Liar dan Langka

New Guinea highland wild dog atau anjing liar dataran tinggi Papua kembali terlihat di pegunungan Grasberg, Papua, pada Kamis (23/3/2020).

Mengenal Anjing dari Pegunungan Papua, Spesies Liar dan Langka
Ilustrasi Anjing dataran tinggi Papua. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Warganet baru-baru ini diramaikan dengan sebuah unggahan terkait dengan munculnya anjing langka papua di pegunungan Grasberg, Papua, yang diunggah oleh akun Twitter @anangdianto.

Dalam unggahan itu, anjing spesies langka ini mendatangi area kerja pertambangan Grasberg, pada Kamis (23/7/2020).

Disebutkan ciri-cirinya yaitu berwarna coklat emas dengan bentuk telinga segitiga, ekor tebal, moncong pendek mirip rubah.

Anjing yang hidup di dataran tinggi ini disebut anjing liar dataran tinggi New Guinea atau New Guinea highland wild dog.

Dilansir dari National Geographic, para ilmuwan mengkhawatirkan spesies anjing langka ini punah di alam liar setelah tak pernah kelihatan selama hampir setengah abad. Namun pada 2016, para peneliti membuat perangkap kamera di habitatnya di pegunungan, dan mendapati jejak kaki dan tanda-tanda lainnya.

Para peneliti sedang mengkaji, apakah anjing ini memiliki hubungan genetik dengan spesies New Guinea Singing Dog dengan anjing dingo Australia.

Hingga saat ini, para peneliti optimistis terkait peluang keberlangsungan hidup anjing liar Papua, terutama karena perusahaan pertambangan lokal telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi ekosistem di sekitar lokasi penambangan di lokasi terpencil ini.

Laman Science Alert menyebutkan, menurut analisis DNA, ini adalah spesies paling purba dan primitif yang ada, dan ekspedisi baru-baru ini ke pegunungan terpencil telah menghasilkan lebih dari 100 foto setidaknya 15 individu liar, termasuk jantan, betina, dan anak anjing yang berkembang pesat.

"Penemuan dan konfirmasi anjing liar dataran tinggi untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad tidak hanya menggembirakan, tetapi juga merupakan peluang yang luar biasa bagi dunia sains," kata kelompok di balik penemuan itu, Yayasan Anjing Liar Dataran Tinggi Nugini (NGHWDF), sebagaimana dilansir dari Business Insider.

Sementara itu, laman Biodiversity Heritage Library menuliskan, New Guinea Highland Dog disebut memiliki hubungan dengan New Guinea Singing Dog. Hingga saat ini, status taksonominya masih diperdebatkan.

Laman National Geographic menyebutkan, New Guinea singing dog ini terkenal karena vokalnya yang unik.

Sedikit yang diketahui tentang anjing-anjing Papua yang bernyanyi di alam liar, dan hanya ada dua foto kemungkinan penampakan liar.

Pada 1989, mamalog Australia Tim Flannery mengambil foto seekor anjing hitam-dan-cokelat di Distrik Telefomin.

Dia menulis bahwa anjing-anjing ini hidup dengan orang-orang asli di pegunungan, dan bahwa ada populasi liar yang tinggal di padang rumput alpine dan sub-alpine dari Star Mountains dan Range Wharton.

Foto itu diterbitkan dalam bukunya Mamalia di New Guinea. Pada 2012, pemandu petualangan hutan belantara Australia Tom Hewett mengambil foto seekor anjing kuning kecoklatan di kawasan Puncak Mandala, Papua Barat, Indonesia.

Laman Journal of the Australian Mammal Society menyebutkan, pada tahun 2016, sebuah tinjauan literatur menemukan bahwa tidak ada bukti definitif bahwa anggota pendiri populasi anjing penangkap di Papua adalah hewan yang hidup di alam liar; mereka dibesarkan sebagai anggota populasi anjing domestik di desa.

Baca juga artikel terkait ANJING atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH