Menuju konten utama

Facebook Bantah Manipulasi Trending Topic

Facebook menekankan bahwa mereka tidak pernah mengijinkan karyawannya untuk melakukan blok terhadap berita maupun cerita dari daftar Trending Topic berdasarkan bias-bias politik mereka pada platform media sosial tersebut.

Facebook Bantah Manipulasi Trending Topic
(Ilustrasi) CEO Facebook Mark Zuckerberg berbicara di atas panggung selama konferensi Facebook F8 di San Francisco, California. Antara Foto/Reuter/Stephen Lam.

tirto.id - Facebook pada Kamis (12/5/2016) waktu setempat menekankan bahwa perusahaan tersebut tidak pernah mengijinkan karyawannya untuk melakukan blok terhadap berita maupun cerita dari daftar Trending Topic pada platform media sosial tersebut berdasarkan bias-bias politik dari masing-masing karyawan.

Pernyataan tersebut dikeluarkan di tengah kontroversi mengenai kabar bahwa raksasa media sosial itu memilih topik atau cerita mana saja yang muncul dalam daftar Trending Topic mereka.

Dalam sebuah posting-an yang dipublikasikan di bagian hubungan media pada, seorang pejabat senior Facebook menguraikan pedoman mengenai Trending Topics.

"Facebook tidak mengizinkan atau menyarankan pengulas melakukan diskriminasi terhadap sumber berdasarkan akar politiknya. Titik," tulis Justin Osofsky, Wakil Presiden untuk Operasi Global, seperti dilansir dari kantor berita Reuters.

"Kami memiliki serangkaian check and balance di tempat untuk membantu menemukan cerita yang paling populer, terlepas bagaimana spektrum ideologi mereka," sambung dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan bagaimana topik-topik tertentu muncul di trending feed pengguna Facebook. Berita yang berpotensial menjadi trending topic, kata Justin, diidentifikasi oleh sebuah algoritma, atau formula.

Sebelumnya, sebuah situs berita teknologi, Gizmodo, pada Senin (8/5/2016), melaporkan bahwa seorang mantan karyawan Facebook mengatakan ia "secara berkala dipaksa untuk mendorong berita yang sesuai kepentingan pembaca kalangan konservatif [untuk masuk dalam daftar trending]," dan "secara artifisial" menambah berita lain ke daftar tersebut.

Laporan Gizmodo itu memicu reaksi keras di media sosial. Sejumlah wartawan dan netizen khawatir mengenai bias yang dituduhkan, dan meminta senat Amerika Serikat untuk segera melakukan penyidikan.

Sebagai catatan, menurut statistik perusahaan yang di-posting dalam ruang beritanya, perusahaan media sosial tersebut memiliki rata-rata lebih dari satu miliar pengguna aktif harian pada bulan Maret.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK

Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara