tirto.id - Instagram kini menjadi salah satu media sosial paling populer. Popularitasnya secara perlahan mulai mengalahkan Twitter, meski masih kalah dari Facebook. Para pengguna merasa mendapatkan hal yang lebih dengan desain visual Instagram yang sangat menawan. Mereka betah berlama-lama di Instagram. Para pengguna Instagram juga termasuk paling loyal.
Brand-brand besar memanfaatkan Instagram untuk menjangkau konsumen secara lebih luas dan mendapatkan loyalitasnya. Instagram menangkap ini dengan terus mengembangkan fitur-fiturnya sehingga pengguna semakin betah berlama-lama, sementara brand semakin cinta berpromosi di Instagram. Hasilnya adalah kinerja Instagram yang semakin mengkilau.
Belanja Via Instagram
Total pengguna aktif Instagram secara global kini sudah mencapai 400 juta. Lebih dari 80 juta foto dibagi di jejaring yang dimiliki Facebook itu. Dari 100 juta pengguna yang baru bergabung dengan Instagram, setengah di antaranya datang dari Eropa dan Asia. Japan Times mencatat, pengguna dari Brazil, Jepang, dan Indonesia mencatat pertumbuhan pengguna paling kuat.
Instagram memang makin populer di Indonesia. Berdasarkan survei “Indonesia Social Media Trend 2016” yang dilakukan JAKPAT pada Januari 2016, Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia. Facebook digunakan oleh 77,61 persen responden. Instagram berada di peringkat kedua dengan persentase 60,14 persen. Peringkat ketiga diduduki oleh Path (27,22 persen), diikuti Twitter (26,64 persen).
Survei JAKPAT juga mengungkap perilaku konsumen Indonesia yang lebih suka menggunakan Instagram untuk menjelajah online shop. Angkanya mencapai 53 persen. Instagram juga digunakan untuk bersenang-senang (51,6 persen), mengunggah foto jalan-jalan (48,4 persen).
Mengapa Instagram memang menjadi tempat favorit para pemburu online shop? Jawabannya bisa dilihat dari survei TNS tentang pengguna Instagram di Indonesia. Menurut survei TNS, seperti dikutip dari Techno.id, pengguna Instagram didominasi oleh wanita (63 persen). Fashion dan teknologi adalah brand paling populer di antara para pengguna Instagram di Indonesia. Sebanyak 49 persen membeli produk dari brand yang di-follow, 55 persen mengetahui brand atau produk terbaru dari Instagram. Selain itu, setelah melihat aktivitas brand di Instagram 43 persen dari responden mengunjungi situs brand dan 31 persen mulai mem-follow akun brand tersebut.
Membantu Promosi Brand
Promosi brand via Instagram terbukti efektif untuk menggaet pengguna. Apalagi, Instagram tengah mengembangkan sebuah profil gaya baru untuk pengguna yang memajang brand miliknya di layanan photo sharing. Konsepnya mirip dengan Brand Page di jejaring sosial Facebook. Untuk membedakan pengguna biasa dan pengguna usaha, Instagram memberikan tambahan fitur yang bisa terlihat secara kasat mata. Akun usaha akan ditambahkan tombol “kontak” sehingga pengusaha bisa memberikan arahan tentang lokasi usaha anda melalui Google maps atau opsi email untuk transaksi lebih jauh.
Dengan profil bisnis baru, Instagram berharap bisa turut merangkul pemilik usaha kecil yang selama ini kurang terakomodir. Perubahan ini bukan satu-satunya yang baru dari Instagram. Sosial media ini juga baru saja mengganti logo mereka untuk aplikasi mobile-nya yang mempengaruhi pengguna baik Android maupun iOS. Versi terbaru dari aplikasi tersebut kini telah ditawarkan sebagai pembaruan melalui App Store atau Play Store.
Layanan perubahan interface ini bukan hanya menguntungkan bagi pemilik usaha kecil, tapi juga brand dan perusahaan raksasa.
Ardy Marwan misalnya, pengusaha muda pemilik brand t-shirt Guts Division dan Morning Giant Shop, mengaku Instagram sangat memudahkan bisnisnya. “Dengan Instagram ini dagang lancar banget, mulai pakai di 2013 akhir,” katanya.
Instagram juga lebih memiliki pasar yang lebih jelas ketimbang Kaskus atau Facebook. Karena pasar yang dituju lebih jelas dan terarah, sehingga kemungkinan produk untuk terjual lebih tinggi.
Ardy berpendapat Instagram lebih ramah bagi pengusaha kecil karena segmentasi pasar yang jelas. Lebih daripada itu semakin besar follower yang dimiliki, semakin besar produk akan terjual. Itu sebabnya interaksi antara pengusaha dan pembeli perlu dilakukan dengan rutin. Selain itu sesekali ia meng-endorse produk dagangannya ke pengguna akun Instagram lain agar produk yang dimiliki bisa dikenal lebih luas. “Pengaruhnya baik. Jadi misal kalau dikenal oleh seniman (Instagram), produk saya bisa lebih banyak dibeli,” katanya.
Untuk brand atau perusahaan besar yang ingin beriklan tentu akan berbeda dengan pemilik usaha kecil. Instagram memperkenalkan layanan iklan yang disebut Marquee, sebuah layanan premium yang akan menyasak audiens secara tepat. Marquee diharapkan bisa digunakan untuk memperkenalkan produk baru dan promosi film bagi perusahaan besar.
Instagram sudah menjadi sebuah marketplace yang menarik untuk berjualan. Penjual bisa memajang etalasenya di Instagram, sementara pembeli bisa bebas memilih produk. Interaksi yang semakin kuat ini diharapkan bisa mendorong Instagram untuk bisa meraih pendapatan yang cukup besar. Ini penting mengingat sejak dibeli Facebook pada 2012, Instagram belum mampu mencetak keuntungan.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti