tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen untuk memprioritaskan fasilitas bagi nelayan Indonesia. Beberapa prioritas itu di antaranya pasokan BBM terjangkau hingga pembiayaan usaha bagi nelayan.
"Saya telah mendengar bahwa 60-70 persen dari biaya melaut nelayan adalah untuk membeli BBM. Maka, sewajarnya di tiap-tiap kantung nelayan ada layanan BBM," ujar Erick di tengah kunjungan kerja ke kawasan Nelayan di Pantai Muncar Banyuwangi, Minggu (15/5/2022).
Erick meyakini bahwa nelayan memiliki peran sentral bagi masa depan Indonesia. Tidak hanya masa depan perekonomian, tetapi juga kedaulatan pangan.
Oleh karena itu, Mantan Bos Inter Milan itu menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung terciptanya ekosistem usaha nelayan yang maju.
"Saya yakin masa depan pangan kita ada di laut. Ada di tangan bapak dan ibu nelayan kecil dan tradisional Indonesia. Karenanya, ekosistem usaha nelayan harus terus disehatkan. Mulai dari akses terhadap BBM, pembiayaan hingga pemasaran," ujar Erick.
Tidak hanya soal BBM, Erick pun menggaransi BUMN akan memprioritaskan pembiayaan bagi nelayan. Menurut Erick, sejumlah bank Himbara telah memberikan sejumlah fasilitas pembiayaan dan kredit usaha berbunga rendah, khususnya pada nelayan.
"Kalau Muncar ingin kita kembalikan pada kejayaannya sebagai salah satu sentra perikanan nasional, maka ekosistem usaha perikanannya harus memudahkan nelayan kecil dan tradisional tumbuh kembang. Akses terhadap modal, pembiayaan, pemasaran dan kemitraan harus tersedia," tandasnya.
Dalam kesempatan sama, wakil kelompok nelayan Muncar, Sudirman menyampaikan unek-uneknya soal kehidupan nelayan di Muncar. Dia berbicara soal regulasi yang selama ini menyulitkan nelayan, meskipun saat ini sudah membaik.
“Kelas nelayan Muncar ini menengah ke bawah. Kapal kita rata-rata 5-10 GT. Ada beberapa yang 30 GT, tapi mayoritas menengah ke bawah,” ujar Sudirman.
Sudirman juga sangat mengharapkan agar harga BBM tidak mengalami kenaikan. Hal ini penting agar ongkos melaut para nelayan tetap bisa ditekan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan