Menuju konten utama

Erick Thohir: 90% BUMN Kena Imbas Pandemi COVID-19

BUMN-BUMN yang tidak terdampak yakni di sektor telekomunikasi, farmasi, dan perkebunan yang berhubungan dengan makanan.

Erick Thohir: 90% BUMN Kena Imbas Pandemi COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kanan) mendapat penjelasan dari Kepala KKP Soetta Anas Maruf (kiri) saat melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

tirto.id - Sebanyak 90 persen BUMN terkena dampak pandemi COVID-19. Menteri BUMN Erick Thohir memerintahkan BUMN-BUMN memperkuat dirinya untuk menghadapi pandemi COVID-19.

"Sebanyak 90 persen BUMN terkena COVID-19, hanya 10 persen yang bertahan," ujar Menteri Erick dalam konferensi video di Jakarta, Selasa (26/5/2020), seperti dilansir dari Antara.

Ia menyebutkan BUMN-BUMN yang tidak terdampak yakni di sektor telekomunikasi, farmasi, dan perkebunan yang berhubungan dengan makanan.

Dengan kondisi ini, Erick mengatakan, sejumlah langkah telah disiapkan untuk memperkuat BUMN, salah satunya dengan melakukan efisiensi yakni merampingkan 27 klaster BUMN menjadi 12 klaster sehingga lebih fokus pada bisnis inti.

"Kita menyiapkan peta jalan ketahanan energi, pangan, kesehatan. Nanti ada 12 klaster, tidak 27 klaster. Misal, BUMN farmasi dan rumah sakit menjadi satu kluster, BUMN semen dengan karya juga akan menjadi kluster supaya sesuai supply chain-nya (rantai pasok)," katanya.

Ia menyampaikan hal itu dilakukan karena ke depannya akan ditantang dalam tiga hal setelah COVID, yakni teknologi, logistik dan tentunya Indonesia harus bisa berdikari dan mempertahankan rantai pasok.

Sebelumnya, Erick menilai perampingan klaster sangat penting bagi BUMN dalam menghadapi persaingan global. Ia meyakini persaingan akan semakin berat setelah pandemi COVID-19.

Selain memangkas jumlah klaster, Erick juga akan memperkuat subholding BUMN yang akan berfokus pada kesamaan bisnis inti masing-masing BUMN.

"Kami sekarang bangun subholding, subholding ini tidak ada hubungan dengan klaster, karena jumlah subholding lebih banyak dari klaster,," katanya.

Saat ini, Erick menyampaikan, Kementerian BUMN menaungi 142 perusahaan dan 800 anak serta cucu usaha BUMN.

Proses pembentukan subholding telah dilakukan pemetaan sejak akhir 2019 dan terus berjalan hingga saat ini.

Baca juga artikel terkait BUMN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Antara
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti