tirto.id - Sejumlah partai mulai merapat ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Diantaranya yaitu Perindo dan PBB.
Terkait hal itu, Analis politik dari Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menilai, beberapa partai merapat ke Prabowo lantaran dukungan Presiden Joko Widodo. Dia menjelaskan dukungan Jokowi penting untuk membuat partai-partai mau merapat ke kubu Prabowo.
"Faktor endorsement Presiden ditafsirkan sebagai kepastian dukungan, dan ini penting, dukungan Presiden yang masih menjabat bukan soal personal, tetapi bisa saja lebih dari sekedar statemen, ini membuat partai-partai merasa lebih terjamin kemenangan bagi koalisi Prabowo dibanding dengan koalisi lainnya, meskipun tidak juga bisa menjamin sepenuhnya," kata Dedi kepada Tirto, Jumat (7/4/2023).
Dedi menilai, dukungan Jokowi juga diikuti dengan wacana koalisi besar. Dukungan tersebut membuka peluang partai lain ingin merapat ke Prabowo. Lebih lanjut, dia menilai hanya Prabowo kandidat yang berpotensi memiliki suara tiga terbesar dengan posisi elit partai, di luar Ganjar Pranowo yang masih kader PDIP maupun Anies Baswedan yang bukan kader partai.
"Selain itu, Prabowo adalah calon kandidat yang paling mungkin
terusung, dia menjadi satu-satunya elit partai yang punya elektabilitas tinggi," kata Dedi.
Tetapi dia menilai Prabowo bakal kesulitan menjadi calon presiden jika PDIP bergabung dalam koalisi besar. Dia menuturkan Menteri Pertahanan itu harus rela menduduki kursi calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.
"Ini memang dilema jika ada wacana PDIP bergabung, karena tentu PDIP perlu menjaga wibawa sebagai partai mayoritas, rasanya sulit diterima jika PDIP harus duduk sebagai Cawapres Prabowo," Kata Dedi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan potensi 2 calon atau tidak bergantung pada PDI-P mau mengalah demi mengusung Prabowo. Jika iya, potensi 2 poros bisa mengemuka.
"Sebaliknya, jika PDIP bertahan dengan dalih layak usung Capres sendiri. Maka bisa muncul 3 poros di Pilpres, dan pilihan mestinya lebih baik," Kata Dedi.
Untuk diketahui sebelum, Prabowo Subianto sempat menerima beberapa Ketua Umum jelang Pemilu 2024. Terakhir, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan jajaran mengunjungi Prabowo Subianto pada Kamis (6/4/2023). Yusril memberi sinyal PBB akan berkoalisi dengan Gerindra.
"Koalisi PBB dengan Gerindra bisa saja terjadi. PBB bersifat terbuka bekerja sama dengan partai lain," kata Yusril kepada wartawan, Kamis.
Dia mengatakan, hubungannya dengan Prabowo terjalin cukup baik sehingga bukan tidak mungkin bisa mewujudkan kerja sama politik di 2024 mendatang.
"Hubungan pribadi antara saya dengan Pak Prabowo baik, walau dulu ada perbedaan menjelang dan sesudah Pilpres 2019," ucap Yusril.
Yusril menyebut perbedaan pandangan dan kepentingan itu tidak permanen. Sebab, kata dia, politik itu dinamis dan selalu terbuka pada hal baru untuk mendorong para pihak bekerja sama.
"Yang paling penting bagi kami, kunjungan kami ke DPP Gerindra ini adalah untuk mempererat silaturahmi yang sudah terjalin selama ini," jelas ahli hukum tata negara itu.
Sebelumnya, Prabowo menerima kunjungan Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo di kediamannya, Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (5/4/2023). Prabowo mengatakan pihaknya terbuka dan gembira kalau Perindo dan partai-partai lain mau bergabung.
"Kita ingin katakanlah suatu barisan yang cukup besar," kata Prabowo dalam konferensi pers. Prabowo menilai dengan bergabungnya Perindo ke dalam koalisi besar, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin terjamin. Hal itu mengingat koalisi besar saat ini sudah diikuti lima parpol parlemen yaitu Gerindra, Golkar, PKB, PAN dan PPP.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin