Menuju konten utama

Ekskavasi Arkeolog Denpasar Temukan Candi Abad 14

Balai Besar Arkeologi Denpasar, Bali berhasil menemukan peninggalan situs bersejarah candi abad ke-14 di Pura Gelang Agung, Banjar Buangga, Kecamatan Petang, Badung, Bali. Setelah ekskavasi, peneliti saat ini fokus mendata temuan di area tersebut.

Ekskavasi Arkeolog Denpasar Temukan Candi Abad 14
Ilustrasi ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

tirto.id - Balai Besar (Balar) Arkeologi Denpasar, Bali berhasil menemukan peninggalan situs bersejarah candi abad ke-14 di Pura Gelang Agung, Banjar Buangga, Kecamatan Petang, Badung, Bali. Setelah ekskavasi, peneliti saat ini fokus mendata temuan di area tersebut.

"Penelitian sudah kami lakukan sejak 18-31 Maret 2016 dan penelitian ini berupa lanjutan dari penemuan sebelumnya ditempat yang berbeda berupa arca, uang kepeng, sarkopagus, dan tumpukan batu padas," kata Kepala Balar Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa, di Mangupura, Senin, (28/3/2016).

Suarbhawa menceritakan dalam penelitian lanjutan ini tim peneliti membuat tiga titik galian. Dua galian berbentuk persegi panjang dengan panjang dua meter kali satu meter dan satu galian berbentuk persegi dengan ukuran dua meter. Ia mengatakan, tumpukan batu padas ini muncul di kedalaman satu hingga 1,5 meter dari permukaan tanah.

"Dari tiga titik galian ditemukan jumlah batu yang berbeda," ujar Suarbhawa.

Penemuan pertama diperoleh dari penggalian tepat di depan gedong arca atau sebelah tembok pembatas (penyengker) dan di lokasi tersebut ditemukan susunan batu padas yang menjulur dari bawah bangunan pura. Penemuan kedua diperoleh tepat disisi timur gedong arca.

"Nah, di kotak persegi panjang ini juga ditemukan ratusan susunan batu bata yang tertumpuk rapi," ujar Suarbhawa.

Sementara pada galian terakhir di sisi timur pura, tepatnya di samping tembok panyengker ditemukan sejumlah gundukan batu padas.

"Di galian ketiga ini banyak batu padas dalam kondisi tidak utuh," ujar Suarbhawa.

Suarbhawa memperkirakan, tumpukan batu padas terlihat rusak karena pernah dirusak oleh masyarakat sekitar.

"Tim juga menemukan banyak batu padas rusak karena diambil oleh masyarakat sekitar untuk pembangunan tembok panyengker," ungkap Suarbhawa.

Selanjutnya, Suarbhawa mengaku pihaknya belum mengambil kesimpulan, apakah temuan tersebut merupakan candi berbentuk kotak atau lainnya. Para peneliti saat ini sudah menghentikan penggalian. Ia mengaku, peneliti saat ini lebih fokus untuk mendata, mengukur, dan mendokumentasikan setiap penemuan.

“Penelitian tutup galian kembali pada 31 Maret 2016. Rencananya penelitian akan kita lanjutkan tahun depan," kata Suarbhawa. (ANT)

Baca juga artikel terkait BALAI BESAR ARKEOLOGI DENPASAR atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh