tirto.id - Novelis Indonesia Eka Kurniawan masuk ke dalam salah satu tokoh yang mendapat penghargaan Prince Claus Award 2018 yang diselenggarakan oleh Kerajaan Belanda.
Hal tersebut dibenarkan oleh Eka Kurniawan di laman resminya ekakurniawan.com pada Kamis (6/9/2018).
“Terima kasih kepada Prince Claus Fund yang telah memilih saya sebagai salah satu penerima Prince Claus Awards 2018,” tulis Eka Kurniawan.
Eka Kurniawan dikenal dengan karyanya Cantik Itu Luka yang dirilis tahun 2002.
Eka Kurniawan mulai banyak dibicarakan di dunia kesusastraan internasional sejak diterbitkannya novel Man Tiger dan Beauty Is a Wound—terjemahan Inggris Cantik itu Luka masing-masing oleh Verso Books dan New Directions.
Pihak Prince Claus Awards dalam rilis persnya menyampaikan bahwa Belanda memberikan penghormatan terhadap individu serta organisasi yang secara progresif mengembangkan budaya di negaranya.
“Penghargaan diberikan setiap tahun kepada individu, kelompok dan organisasi yang tindakan budayanya memiliki dampak positif pada perkembangan masyarakat,” tulisnya.
Mereka menilai Eka Kurniawan telah berhasil mengeksplorasi kompleknya sejarah Indonesia dalam fiksi yang menarik.
"Dia [Eka Kurniawan] mampu menggabungkan berbagai bentuk narasi serta pengaruh sastra. Ia mampu meramu cerita rakyat setempat, tradisi, sejarah lisan, teater wayang, seni bela diri Indonesia hingga komik horor, dengan gaya realisme magis, untuk menggambarkan pengalaman nyata dari multi-lapisan masyarakat," jelasnya.
Mereka juga menilai Karya Eka Kurniawan berhasil menggambarkan kemanusiaan orang-orang yang terpinggirkan yang selama ini dieksploitasi dalam karya-karyanya.
"Novel besarnya Beauty Is a Wound (2002) adalah satir yang lucu sekaligus kisah keluarga yang tragis," tuturnya.
Prince Claus Awards berlangsung sejak 2007 dan memberikan penghormatan terhadap individu serta organisasi yang secara progresif mengembangkan budaya di negaranya. Penghargaan tersebut diberikan kepada individu, kelompok dan organisasi, terutama mereka yang berbasis di Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia.
Eka Kurniawan berkali-kali dibahas di media-media besar dan berpengaruh seperti The Economist, New York Times, Le Monde, dan Publishers Weekly. Eka juga berkesempatan menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalaman membacanya, serta memberikan informasi tentang sastra Indonesia kepada Electronic Literature, BOMB Magazine, dan sejumlah media lain dalam sejumlah wawancara.
Editor: Yulaika Ramadhani