Menuju konten utama

DynaHome, Solusi SIG Untuk Membangun Rumah Massal

SIG juga punya DynaHome, yakni layanan yang memungkinkan pembangunan rumah 12 kali lebih cepat dibandingkan pembangunan secara konvensional.

DynaHome, Solusi SIG Untuk Membangun Rumah Massal
Header ilustrasi rencana membangun rumah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bagi sebuah perusahaan, merek tidak sekadar nama, tapi juga meliputi gambar, logo, kata, huruf, angka, susunan warna, dst. Lebih jauh, merek bagi sebuah perusahaan tak ubahnya reputasi yang melekat pada diri seseorang. “Anda hanya akan mendapatkannya setelah berusaha melakukan hal-hal sulit dengan baik,” kata CEO Amazon Jeff Bezos.

Dalam sebuah artikel di Forbes, Jayson DeMers menyebut ketika target pasar tumbuh tidak menarik, atau saat reputasi yang tengah dikembangkan malah dipertanyakan, atau ketika kompetitor baru memberi tekanan, hanya ada dua opsi: berpegang teguh pada standar merek lama yang membawa kekacauan, atau memperbarui citra perusahaan, lalu mulai membangunnya kembali.

Upaya memperbarui citra perusahaan itulah yang ditempuh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) pada 2020 lalu. Bertahun-tahun dikenal sebagai perusahaan persemenan dalam negeri, perusahaan plat merah itu kini melakukan rebranding dengan berevolusi menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan. “Perseroan ingin menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi bahan bangunan yang inovatif, terbaru, dan bernilai tambah di kancah regional,” kata Adi Munandir, Direktur Marketing & Supply Chain SIG.

Mempertahankan reputasi tentu bukan perkara mudah, apa lagi meningkatkannya. Namun itulah yang dilakukan SIG dengan varian produk dan layanannya. Diketahui, selain memproduksi semen dengan merek Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, dan Thang Long Cement—yang terakhir beredar di Vietnam—SIG juga punya produk berupa solusi beton.

Solusi itu ada pada Minimix, yang memungkinkan proyek skala kecil menggunakan produk readymix (beton jadi), SpeedCrete yang memungkinkan penyelesaian pengerjaan konstruksi jalan yang lebih cepat dan bebas macet, serta ThruCrete yang dapat menyediakan daerah resapan air dan mengurangi risiko banjir.

Selain itu, sebagaimana keterangan Direktur Marketing & Supply Chain SIG, Adi Munandir, SIG juga punya DynaHome, yakni layanan yang memungkinkan pembangunan rumah 12 kali lebih cepat dibandingkan pembangunan secara konvensional.

Advetorial Mengenal DynaHome Lebih Dekat

Advetorial mengenal DynaHome lebih dekat. tirto.id/Mojo

DynaHome Unggul dalam Biaya, Mutu, dan Waktu

Dalam keterangan yang diterima Tirto, Senin (27/9), DynaHome didefinisikan lebih dari sekadar layanan, tapi “revolusi metode konstruksi satu rumah satu hari.”

Kemunculan DynaHome dilatari oleh, salah satunya, program 1 juta rumah yang dibuat oleh pemerintah. Ya, pemerintah menargetkan 1 juta rumah dalam setahun, dan sepanjang 2015-2020 sudah ada 5,8 juta rumah yang dibangun.

Persoalannya, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa hingga Maret 2020 ada 16,4 juta backlog atau kebutuhan rumah di Indonesia—setara dengan 22,6 persen dari total rumah tangga. DynaHome tampil untuk menawarkan solusi atas kebutuhan itu.

“Sebagai solusi bangunan, SIG sudah menjajal banyak lini, mulai dari infrastruktur dan jalan, jembatan dan pelabuhan, dan lain-lain. Meski begitu, ada satu segmen yang belum dijajal, yakni segmen perumahan massal yang dikhususkan buat masyarakat berpenghasilan rendah. Lewat DynaHome, SIG mendukung program 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah,” kata Adi Munandir.

Adi menjelaskan bahwa tantangan dan permasalah yang dihadapi para stakeholder perumahan massal—developer, kontraktor, pemilik—berkisar di urusan biaya, mutu, dan waktu (BMW).

Bagi developer, proses pembangunan yang makan waktu, perputaran keuntungan bisnis berlangsung lama, dan biaya konstruksi tidak optimal akibat ada material yang terbuang. Bagi kontraktor, lamanya pengerjaan konstruksi akan berpengaruh terhadap kredit modal kerja. Akurasi perencanaan sering meleset, akibatnya over budget, bahkan kerap muncul biaya tambahan perbaikan sebab hasil kurang baik.

Sedangkan bagi pemilik rumah, persoalan yang lumrah dihadapi adalah kualitas hunian yang kurang layak, pemenuhan kebutuhan akan rumah tumbuh, serta lamanya waktu menunggu rumah selesai dibangun.

“DynaHome adalah solusi untuk membuat rumah massal dalam waktu cepat, harga terjangkau, tapi berkualitas,” kata Adi Munandir.

DynaHome memungkinkan semua itu terwujud sebab didukung teknologi dan produk yang mumpuni, antara lain Teknologi rumah cetak Monolithic, LiteCrete (beton ringan), dan DynaPump, alat yang dapat memompa beton hingga 200 meter horizontal dan 100 meter vertikal, serta sanggup menjangkau wilayah remote/rural.

Hasilnya, jika dalam 90 hari teknologi dan cara kerja konvensional bisa membuat 100 rumah, DynaHome mencetak 336 rumah, dengan biaya lebih rendah. Soal mutu, jangan ditanya, produk DynaHome 4 jam lebih tahan api dan kedap suara, dan juga sudah mengantongi sertifikasi bangunan tahan gempa dari PUSKIM (Pusat Penenelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman)—menyebut keunggulannya.

SIG juga baru menandatangani MoU dengan Tim Fasilitasi Program Rumah Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) Sumatera Selatan dan Green Housing Sumatera Selatan.

“Program ini kian memantapkan komitmen SIG sebagai perusahaan berwawasan masa depan yang memberi nilai tambah kepada masyarakat dan lingkungan, sekaligus menjadi salah satu solusi dari SIG dalam pemenuhan target pembangunan rumah bagi masyarakat”, tambah Adi Munandir.

Keberadaan DynaHome juga menjadi bukti bahwa sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional, SIG turut mendukung sustainable living dengan menghadirkan produk-produk ramah lingkungan. Pada saat bersamaan, inovasi SIG ini juga menjadi solusi bagi masyarakat, terutama milenial, yang kepingin rumah berkualitas namun harganya terjangkau.

Disinggung soal dampaknya terhadap lingkungan, Adi menyebut limbah material DynaHome lebih sedikit sebab, “Dengan akurasi yang tinggi, semua material dimanfaatkan.” []

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis