tirto.id -
"Masih dilanjutkan [penyerapannya]," ujarnya dari dalam mobil dinas sebelum meninggalkan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin malam (26/3/2018).
Jawaban singkat itu dilontarkan saat Tirto bertanya soal kesengajaan Anies menahan serapan anggaran sampai pergantian kepala SKPD pada April mendatang. Pandangan itu sebelumnya disampaikan oleh pengamat tata kota, Nirwono Yoga.
Menurut Nirwono, ada tiga hal yang menyebabkan serapan anggaran masih minim pada triwulan pertama tahun ini. Salah satunya, lantaran masing-masing SKPD masih menunggu arahan dan kepastian dari Gubernur soal perombakan jabatan.
Selain hal tersebut, alasan lainnya adalah program-program di APBD 2018 masih menyesuaikan Rancangan Pemerintah Jangka Menengah (RPJMD) yang juga bakal disahkan bulan depan.
"APBD 2018 baru mulai pada tahap penyesuaian dengan program kerja gubernur baru, draf RPJMD 2017-2022 sebagai landasan kerja juga baru akan disahkan April mendatang," ujarnya.
Padahal, ungkap politisi Nasdem itu, dua bulan setelah menjabat sebagai Gubernur, Anies mengkritik serapan anggaran akhir tahun 2017 yang persentasenya berada di angka 86 persen.
Waktu itu, Anies berujar bahwa penyerapan cenderung rendah lantaran pola penagihan yang berlangsung tidak ideal dan menumpuk di akhir tahun. Ia lalu juga bakal mengubah pola penagihan tersebut diubah dan dibagi rata ke setiap kuartal atau pertiga bulan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri