Menuju konten utama

Dukungan Suara dari Djarot di Bawah 1 Persen, Kata Denny JA

Para pengamat menilai bahwa dalam survei LSI itu dukungan suara untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sama persis dengan suara Ahok plus Djarot Saiful Hidayat digabung yakni sebesar 31.4 persen. Namun LSI Denny JA membantah bahwa angkanya sama persis. Menurutnya ada perbedaan, tapi kurang dari 1 persen.

Dukungan Suara dari Djarot di Bawah 1 Persen, Kata Denny JA
Denny JA.foto/antaranews

tirto.id - Survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada Jumat (7/10) telah menimbulkan polemik di tengah masyarakat dan pengamat. Para pengamat menilai bahwa dalam survei LSI itu dukungan suara untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sama persis dengan suara Ahok plus Djarot Saiful Hidayat digabung yakni sebesar 31.4 persen. Namun LSI Denny JA membantah bahwa angkanya sama persis. Menurutnya ada perbedaan tapi kurang dari 1 persen.

Denny JA dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (9/10/2016), mengatakan dukungan suara dari Ahok sebesar 31.1 persen sementara kalau digabung dengan dukungan suara dari Djarot angkanya bertambah menjadi 31.4 persen. Artinya bahwa peranan Djarot ketika berpasangan dengan Ahok penambahan suaranya kurang hanya 0,3 persen.

Mananggapi kritik bahwa ketika Pilgub DKI sampai dua putaran, suara Anies dan Agus tak bisa dijumlah total begitu saja, Denny mengatakan, tentu semua pemilih Agus tidak 100 persen memilih Anies. Begitu pula sebaliknya. Kritik ini, kata Denny, lebih karena pengamat belum melihat data Head to Head dari makalah rilis LSI.

Menurut Denny JA seperti ditulis Antara di makalah itu disebutkan pendukung Anies [dengan asumsi Anies kalah di putaran pertama] maka suara itu akan menuju ke kubu Agus sebesar 59, 1 persen dan ke kubu Ahok 8,6 persen. Sebaliknya jika asumsinya Agus kalah kalah di putaran pertama maka suara yang akan ke Anies sebesar 64,3 persen dan yang ke Ahok sebanyak 14,3 persen.

"Memang ada simulasi yang menggabungkan suara Anies dan Agus. Tapi itu bukan dalam rangka melihat putaran kedua. Itu dilakukan untuk membandingkan Ahok dengan sisa dunia [calon lain yang tersedia]. Ini hanya untuk menggambarkan betapa Ahok sudah menemukan lawan yang berbeda," kata Denny.

Terkait dengan isu SARA dalam survei, Denny mengatakan, bahwa di semua survei segmen pemilih itu didetailkan berdasarkan data demografis yang layak diketahui, seperti status ekonomi, tapi agama, etnis, gender, juga ditanyakan. "Itu hal yang sudah standar baku yang dilakukan oleh lembaga survei di seluruh dunia," katanya.

Terhadap kritik pengamat bahwa survei bagian dari kerja konsultan politik membentuk opini, Denny menjelaskan, di awal konferensi pers sudah dikatakan, survei itu dilakukan di akhir September 2016 yang dibiayai sendiri LSI.

"LSI selalu menyediakan CSR berupa survei yang didanai sendiri untuk isu menarik," katanya.

Baca juga artikel terkait LSI DENNY JA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hard news
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH