Menuju konten utama

Dua Anggota Terakhir Militan "The Beatles" ISIS Ditangkap di Suriah

Kedua anggota yang tersisa dari kelompok “The Beatles” ISIS ini diduga bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar dua lusin sandera di Suriah.

Dua Anggota Terakhir Militan
Kelompok ISIS. FOTO/IStimewa

tirto.id - Dua militan ISIS asal Inggris Inggris yang terlibat dalam tindakan penyiksaan dan eksekusi brutal, telah ditangkap oleh pejuang Kurdi yang didukung AS di Suriah.

Kedua pria tersebut, Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh, merupakan bagian dari kelompok empat pejuang yang dijuluki "The Beatles" karena aksen Inggrisnya. Mereka diduga bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar dua lusin sandera di Suriah, demikian dilaporkan The Guardian, Kamis (8/2/2018).

Kotey, pria berusia 34 tahun yang beralih ke Islam dan tumbuh di London barat. Sementara Elsheikh, adalah pria 29 tahun yang keluarganya melarikan diri ke Inggris dari Sudan pada 1990-an. Mereka satu-satunya anggota kelompok yang masih tersisa.

Pemimpin kelompok tersebut, Mohammed Emwazi, yang dijuluki Jihadi John, tewas dalam serangan udara tahun 2015. Emwazi diyakini sebagai anggota militan yang bertanggung jawab atas pemenggalan mengerikan terhadap jurnalis James Foley dan Steven Sotloff, yang videonya didistribusikan sebagai propaganda ISIS.

Anggota keempat kelompok tersebut, Aine Davis, dihukum karena tuduhan teror tahun lalu di Turki.

Penangkapan dua anggota “The Beatles” ISIS tersebut pertama kali dilaporkan oleh New York Times dan dikonfirmasi secara independen oleh The Guardian.

Mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, New York Times melaporkan kedua orang tersebut ditangkap oleh militer Kurdi yang didukung Amerika Serikat, Pasukan Demokratik Suriah (Syria Democratic Force/SDF), yang beroperasi di selatan sungai Efrat, dekat perbatasan Suriah-Irak.

Dua pejabat AS juga mengkonfirmasi penangkapan tersebut ke Reuters. Kedua pria tersebut ditangkap pada awal Januari, dan pasukan AS diberi akses ke mereka.

SDF memberi pasukan AS akses ke dua orang tersebut setelah mencurigai mereka adalah pejuang asing, demikan New York Times melaporkan. Identitas mereka kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan sidik jari dan ukuran biometrik lainnya.

Pejabat AS dilaporkan mengetahui penangkapan tersebut pada pertengahan Januari. Kedua pria tersebut telah memberikan infomrasi intelijen berharga untuk interogator militer mengenai struktur kepemimpinan ISIS yang tersisa.

Menurut divisi teroris departemen luar negeri, Kotey beroperasi sebagai penjaga sel "The Beatles" dan "kemungkinan terlibat dalam eksekusi kelompok dan metode penyiksaan yang sangat kejam.”

Departemen luar negeri mengatakan Kotey juga bertanggung jawab untuk merekrut beberapa warga Inggris untuk memperjuangkan ISIS.

Sementara itu, Elsheikh pergi ke Syria pada tahun 2012. Tercatat pula, anggota ISIS itu telah "mendapatkan reputasi untuk waterboarding [penyiksaan dengan memasukkan kepala ke air], mengolok-olok, dan penyaliban saat bertugas sebagai sipir untuk penjara ISIS."

Departemen pertahanan dan departemen luar negeri AS tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Berlawanan dengan kebijakan era Obama, pemerintahan Trump telah mendorong agar para militan diadili di penjara militer.

"Saya meminta Kongres untuk memastikan bahwa dalam perang melawan ISIS dan al-Qaida, kami terus memiliki semua kekuatan yang diperlukan untuk menahan teroris. Kemanapun kami kejar mereka, dimanapun kami menemukannya. Dan dalam banyak kasus, bagi mereka, sekarang [penjaranya] akan menjadi Teluk Guantánamo," kata Trump.

Baca juga artikel terkait TERORISME atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari