Menuju konten utama

DPR Setujui Realokasi Anggaran Rp53,9 Miliar di Kemenperin

DPR RI menyetujui usulan realokasi anggaran Kemenperin sebesar Rp53,9 miliar untuk program peta jalan Making Indonesia 4.0.

DPR Setujui Realokasi Anggaran Rp53,9 Miliar di Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan Inspiring Lecture tentang menghadapi tantangan Industri 4.0 kepada 280 CPNS Tahun 2018 di Kementerian Perindustrian Jakarta, 14 Mei 2018. FOTO/kemenperin.go.id

tirto.id - Komisi VI DPR RI menyetujui usulan realokasi anggaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp53,9 miliar pada APBN 2018 untuk mendukung implementasi program peta jalan Making Indonesia 4.0 dan pengembangan kawasan industri di Teluk Bintuni berskema KPBU.

Selain itu, anggota dewan di komisi VI juga menerima pagu anggaran Kemenperin tahun 2019 sebesar Rp3,59 triliun yang nantinya akan disinkronisasi di Badan Anggaran DPR RI, serta usulan penambahan anggaran Kemenperin tahun 2019 sebesar Rp434,5 miliar.

“Tambahan anggaran tahun depan, akan digunakan untuk pengelolaaan program kerja inisiatif Making Indonesia 4.0, kampanye nasional inisiatif Making Indonesia 4.0, platform digital e-Commerce IKM, pusat inovasi baru berbasis 4.0, dan promosi investasi industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam rilis resmi yang diterima Tirto Selasa (18/9/2018).

Airlangga menyebutkan, kegiatan prioritas untuk mendukung inisiatif Making Indonesia 4.0 diantaranya adalah tata kelola Komite Industri Nasional (Kinas).

Komite ini diperlukan untuk memperkuat kerja sama dan memfasilitasi penyelarasan di antara kementerian dan lembaga terkait dengan para pelaku industri dalam negeri agar Indonesia mampu kompetitif memasuki era revolusi industri 4.0.

“Selanjutnya, kami akan melaksanakan pengadaan peralatan functional textile berbasis industri 4.0 di Politeknik STTT Bandung, kemudian pembangunan show case food and beverage digital plant berbasis industri 4.0, penyusunan final business case (FBC) kawasan industri di Teluk Bintuni, serta scoping study industri 4.0,” ujarnya.

Menurut Airlangga, kegiatan-kegiatan itu dapat bakal mendongkrak produktivitas dan daya saing sektor industri yang telah ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0 guna menjadi pionir memasuki era digital.

Misalnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri makanan dan minuman. Industri TPT merupakan sektor yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor.

Ini dibuktikan melalui nilai ekspor industri TPT nasional yang mencapai 12,58 miliar dolar AS pada tahun 2017 atau naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp150,43 triliun di tahun 2017.

"Sektor manufaktur tersebut mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional,” imbuhnya.

Pada tahun 2018, Kemenperin mematok ekspor industri TPT sebesar 13,5 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,95 juta orang. Sementara, di tahun 2019 ekspor industri TPT ditargetkan dapat menembus 15 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja hingga 3,11 juta orang.

Baca juga artikel terkait BANGGAR DPR RI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo