Menuju konten utama
Polemik Game Roblox

DPR Sebut Kasus Kekerasan di Sekolah Dipengaruhi Game Online

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendukung wacana Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, untuk melarang anak-anak memainkan game online seperti Roblox.

DPR Sebut Kasus Kekerasan di Sekolah Dipengaruhi Game Online
Anggota DPR RI Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) 2 Pulau Lombok sekaligus Wakil Ketua Komisi X DPR RI, H. Lalu Hadrian Irfani dikonfirmasi wartawan usai menjadi pembicara di Mataram, Sabtu (9/8/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

tirto.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyebut banyak kekerasan sekolah terjadi karena dipengaruhi game daring (online). Oleh karena itu, Lalu mendukung langkah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang melarang anak-anak memainkan games daring Roblox sebagai langkah preventif melindungi peserta didik dari paparan konten kekerasan dan perilaku negatif.

"Games daring seperti Roblox ternyata berdampak sangat mengkhawatirkan, terutama karena mengandung konten kekerasan dan bullying. Banyak kasus kekerasan di sekolah yang setelah ditelusuri, ternyata dipengaruhi oleh games online seperti ini," kata Lalu Hadrian Irfani kepada wartawan usai menjadi pembicara pada kegiatan diskusi pendidikan yang berlangsung di Mataram, NTB, Sabtu (9/8/2025) sebagaimana dikutip Antara.

Berdasarkan data yang dihimpun Komisi X, sebanyak 65 persen siswa di Indonesia menghabiskan waktu minimal empat jam per hari untuk bermain games daring, belum termasuk waktu yang digunakan untuk mengakses media sosial. Kondisi ini dinilai berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan prestasi akademik siswa.

"Contohnya, Komisioner KPAI menginformasikan kepada kami bahwa ada seorang siswa di Kota Semarang yang enggan bersekolah karena kecanduan bermain games di ponsel. Ini tidak boleh terjadi. Kami berharap dinas pendidikan di kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut mengawasi secara ketat," ujarnya.

Anggota DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Lombok ini juga mendorong agar pemerintah segera merumuskan regulasi yang tidak hanya membatasi akses terhadap games daring berbahaya, tetapi juga mengatur waktu penggunaan gawai oleh siswa.

"Di beberapa negara, pembatasan penggunaan ponsel sudah mulai diterapkan. Kita perlu belajar dari sana," katanya.

Sebelumnya, Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, mengatakan, anak-anak usia sekolah dasar belum memiliki kemampuan intelektual yang cukup untuk membedakan antara adegan nyata dan rekayasa dalam games.

"Anak-anak sebagai peniru ulung yang dapat meniru tindakan kekerasan yang mereka lihat dalam games daring," katanya.

Baca juga artikel terkait GAME ONLINE

tirto.id - Flash News
Sumber: Antara
Editor: Andrian Pratama Taher