tirto.id - Komisi IV DPR RI meminta Direktorat Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) agar memberikan dukungan anggaran untuk pencegahan penyakit hewan.
Hal ini menyusul banyaknya penyakit terhadap ternak seperti African Swine Fever (ASF), Rabies, Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dukungan anggaran tersebut dilakukan sebagai bagian dari persiapan Iduladha 2023. Dengan begitu, masyarakat dapat memilih hewan yang terbebas dari penyakit dan aman dikonsumsi.
Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus menyampaikan kasus penyakit ASF yang banyak terjadi di Toraja, Sulawesi Selatan, telah mematikan sampai dua ribu hewan ternak.
"Ini yang menjadi atensi untuk pemerintah juga, karena saya lihat kayaknya juga dari Pemerintah kabupaten/kota dan provinsi mungkin anggarannya nggak ada ini untuk menangani hal ini. Bagaimana cara dan solusinya untuk menangani hal ini?” ujar Alien dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, ditulis Rabu (14/6/2023).
Kemudian, kata Alien, Lumpy Skin Disease (LSD) juga mematikan hewan kecil dan membuat hewan dewasa tidak layak konsumsi.
"Karena kita sudah dihadapkan lagi dalam beberapa hari ini adalah hari raya Iduladha pastinya orang mau berkurban tentunya memberikan hewan-hewan yang sehat. Saya harap ini juga menjadi atensi dari Kementan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema pun meminta agar Dirjen PKH diberikan anggaran lebih besar terkait dengan pencegahan penyakit hewan dan pengendalian penyakit terutama zoonosis, Rabies, ASF dan lain-lain. Lantaran seperti di NTT, Penyakit Rabies ini telah ada selama 26 tahun sehingga perlu adanya vaksinasi.
"Nah kami dengar Pak, ada anggaran untuk pengadaan ternak sapi, satu ekor sapi katanya konon kabarnya 20.000 semacam name tag atau ear tag untuk konteks NTT Rp30.000. tadi kami kasar-kasar hitung kalkulasi 20.000 kali Rp30.000 anggarannya lumayan sekitar 6 ratusan juta Pak. apakah mungkin itu dikonversikan misalnya untuk pengadaan vaksin, mengingat hari ini darurat di NTT itu adalah rabies Pak?” ujar Yohanis.
Lebih lanjut, Yohanis tidak hanya sebatas mendorong pada pengadaan ternak, tetapi membangun perspektif bahwa kesehatan hewan ini juga penting. Ia berharap pemerintah juga memikirkan mengenai vaksin, vitamin, obat, dan dokter hewan.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Gilang Ramadhan