tirto.id - Aktivitas impor cangkul dinilai dapat merugikan industri kecil dan menengah. Karenanya, DPR meminta agar pemerintah menghentikan impor cangkul. Dengan begitu, industri kecil dan menengah dapat lebih dibantu lagi dalam rangka memenuhi kebutuhan cangkul nasional.
"Impor cangkul harus dihentikan," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir dalam rilis di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Menurut dia, bila tidak ada keinginan menghentikan impor cangkul, sama saja dengan tidak adanya keinginan meningkatkan produksi dalam negeri.
Politikus Partai Hanura itu berpendapat, selama ini kebutuhan cangkul domestik tidak terpenuhi antara lain karena minimnya pasokan bahan baku.
“Untuk itu, pemerintah harus benar-benar memperhatikan ketersediaan bahan baku bagi industri kecil-menengah untuk produksi cangkul,” ungkapnya seperti terlansir di Antara.
Dia mengaku heran karena Indonesia telah dapat menghasilkan alat seperti turbin pesawat hingga drone, namun untuk cangkul masih perlu melakukan impor.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengaku impor cangkul yang beberapa waktu lalu ramai diperdebatkan merupakan bukti tidak ada sinergi antara perusahaan-perusahaan pelat merah.
Aloysius dalam seminar "Value Creation Holding BUMN 2017" di Jakarta, Kamis (24/11/2016), mengatakan kejadian tersebut ironis karena yang mengimpor dan membeli cangkul buatan Cina itu adalah sejumlah BUMN.
Menurut dia, kasus impor cangkul yang ramai diperdebatkan akhir Oktober lalu memang cukup menohok. Meski jumlahnya kecil, fakta bahwa pemerintah menyetujui impor besi cangkul adalah mengejutkan.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sejumlah kesempatan juga mengemukakan, pihaknya tengah menyiapkan skema penugasan kepada tiga BUMN untuk memenuhi kebutuhan cangkul.
“Kementerian Perindustrian juga akan mendorong BUMN yang selama ini memiliki izin impor barang tersebut untuk tidak lagi mengimpor tetapi menjual produl dalam negeri,” papar Airlanggga.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari