Menuju konten utama

Dominasi 50% Sektor Pertanian, Perempuan Alami Masalah Struktural

Pekerja perempuan di sektor pertanian terbatas karena adanya hambatan struktural dan kultural terhadap akses pengetahuan, keterampilan, hingga permodalan.

Dominasi 50% Sektor Pertanian, Perempuan Alami Masalah Struktural
Seorang petani menunjukan padi jenis inpari 42 di Derwati, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022). . ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.

tirto.id - Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi Nashwari mengatakan, hampir 50 persen pekerja sektor pertanian di negara berkembang adalah perempuan. Hanya saja, mereka terbatas karena adanya hambatan struktural dan kultural terhadap akses pengetahuan, keterampilan, hingga permodalan.

"Adanya tradisi di kalangan keluarga petani untuk mewariskan ilmu dan usaha tani ke generasi laki-laki membuat posisi dan pengaruh mereka lebih dominan di sektor pertanian," katanya dalam acara bertajuk Women Leaders on Economic Empowerment, Kamis (21/4/2022).

Padahal, kata dia, wanita tani sering kali memiliki tanggung jawab yang berat, mulai dari mengasuh anak, mengerjakan urusan rumah tangga, sekaligus membantu suaminya bekerja di ladang. Ironisnya, mereka kerap kali dibayar lebih rendah atau bahkan tanpa upah.

"Wanita bisa menjadi agen perubahan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut bila diberdayakan dan diberikan kesempatan yang setara," kata dia.

Atas dasar itu, ia ingin dalam berbagai diskursus dan proses pengambilan kebijakan, sudah selayaknya memakai perspektif yang peka dan responsif terhadap gender.

Pada kesempatan sama, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin, Hanny Retno Hapsari pun memberikan beberapa tips agar wanita Indonesia berani untuk menunjukkan kemampuannya. Pertama harus mengetahui diri sendiri.

Kemudian tidak kalah penting mencari support system yang selalu memberikan dampak positif, membangun jejaring, mencari mentor sesuai dengan bidang masing-masing, dan investasi dalam diri sendiri.

“Kalau ingin sukses kita harus tahu diri kita sendiri, kelebihan yang bisa digali, dan mendapat dukungan dari orang terdekat," jelasnya.

"Saya dapat quotes bagus dari Sheryl Sandberg. Jadi, wanita itu harus shifting dari berpikir bahwa ‘saya enggak siap’, tapi kita harus siap dan kita harus belajar dengan melakukannya,” sambung Hanny.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak perempuan saat ini mampu menduduki dan melakukan tugas penting di pemerintahan. Kedudukan perempuan saat ini, menurut Sri Mulyani bahkan bisa dibilang setara dengan laki-laki.

“Sekarang ini perempuan-perempuan yang mampu menduduki dan melakukan tugas-tugas yang begitu penting yang selama ini selalu dipersepsikan bahwa itu adalah pekerjaan yang selalu dipegang oleh laki-laki,” ungkap Sri Mulyani pada Bincang Kartini Masa Kini secara daring, Kamis (21/4/2022).

Sri Mulyani mencontohkan, ada beberapa peran perempuan berpengaruh di dunia menduduki posisi strategis dan penting. Mereka dapat menunjukkan kemampuan masing-masing mengelola ekonomi dunia dan segala risikonya.

Beberapa diantaranya adalah Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Menteri Keuangan Spanyol Nadia Calvino, dan yang lainnya.

Baca juga artikel terkait PEKERJA PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri