Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Doa Puasa Hari ke-26 Arab-Latin-Arti serta Kewajiban Qadha & Fidyah

Doa puasa hari ke-26 dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahan serta kewajiban qadha & fidyah.

Doa Puasa Hari ke-26 Arab-Latin-Arti serta Kewajiban Qadha & Fidyah
Ilustras Dzikir. foto/IStockphoto

tirto.id - Bagaimana bacaan doa puasa hari ke-26 bulan Ramadhan?

Puasa merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan selama bulan Ramadan bagi orang yang mukallaf atau memenuhi syarat.

Sementara beberapa pihak juga dibebaskan untuk tidak melangsungkan puasa, seperti musafir, orang sakit, orang tua, atau wanita yamg sedang menyusui.

Meskipun demikian, ada sejumlah ketentuan bagi pihak yang meninggalkan puasa di bulan Ramadan dengan alasan yang bisa dibenarkan.

Yakni dengan cara qadha (mengganti puasa sesuai dengan jumlah yang ditinggalkan) dan melalui pembayaran fidyah.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT telah memberikan perintahnya kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Di ayat berikutnya, yakni 184, kemudian tertera bahwa:

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui".

Dengan demikian, bagi orang yang meninggalkan puasa dengan alasan yang sebenarnya pun masih ada kewajiban yang perlu dikerjakan sebagai penggantinya, yakni qadha dan fidyah.

Berkaitan dengan hal tersebut, sebagaimana mengutip lamanNU Online, berikut adalah 4 macam kewajiban qadha dan fidyah dalam menunaikan ibadah sebagai pengganti puasa selama bulan Ramadan yang telah ditinggalkan itu.

1. Qadha sekaligus bayar Fidyah

Kewajiban melakukan qadha sekaligus membayar fidyah dikenakan bagi orang yang tidak berpuasa dengan alasan bahwa selain mengkhawatirkan dirinya sendiri, ia juga khawatir terlambat melangsungkan qadha hingga datangnya bulan ramadan berikutnya.

Contohnya ialah wanita hamil serta yang sedang menyusui. Ia khawatir terhadap kesehatan anaknya meskipun merasa kuat untuk berpuasa.

2. Qadha saja

Orang yang hanya dikenakan wajib qadha tanpa fidyah termasuk di antaranya meninggalkan puasa karena sakit ayan, perjalanan jauh, sakit yang tidak permanen, atau secara sengaja berbuka kendati belum waktunya.

3. Fidyah tanpa Qadha

Membayar fidyah tanpa perlu melakukan qadha diwajibkan kepada orang tua yang dianggap sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa.

Selain itu, juga untuk orang sakit yang tidak memiliki harapan lagi untuk kesembuhanya. Kepada mereka, hanya diwajibkan fidyah saja.

4. Tidak Wajib Qadha dan Fidyah

Orang yang tidak wajib qadha sekaligus tidak perlu membayar fidyah ialah seperti orang gila serta anak kecil yang belum baligh atau belum mukallaf (belum memenuhi syarat wajib puasa).

Doa Puasa Hari ke-26 bulan Ramadhan

Berikut adalah doa puasa hari ke-26 selama bulan Ramadan dalam bentuk bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ سَعْيِيْ فِيْهِ مَشْكُوْرًا وَ ذَنْبِيْ فِيْهِ مَغْفُوْرًا وَ عَمَلِيْ فِيْهِ مَقْبُوْلاً وَ عَيْبِيْ فِيْهِ مَسْتُوْرًا يَا أَسْمَعَ السَّامِعِيْنَ

Latin:

Allaahummaj’al sa’yii fiihi masykuuran wa dzanbii fiihi maghfuuran wa ‘amalii fiihi maqbuulan wa ‘aybii fiihi mastuuran yaa asma’as saami’iina.

Terjemahan:

"Ya Allah, jadikanlah setiap lampah usahaku di bulan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan dosa-dosaku terampuni, amal-amalku diterima dan seluruh aib kejelekanku ditutupi. Wahai Yang Maha mendengar dari semua yang mendengar."

Kemuliaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadan mempunyai sisi kemuliaan tersendiri jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Yakni satu malam nilainya lebih dari seribu bulan. Dalam hadis riwayat Ahmad, dituliskan:

"Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan".

Selain keberkahan yang ada di bulan Ramadan, seperti diceritakan lewat hadis di atas, pada bulan yang suci ini para penghuni neraka juga dibebaskan dari belenggunya.

Seperti dikutip dari laman NU Online, hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan,"Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-­setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup.

"Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan); Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah SWT memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka,".

Kemuliaan lain dalam bulan ramadan yakni diampuninya dosa-dosa bagi orang yang banyak beribadah pada bulan tersebut.

Hal ini bersandar pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim dengan bunyi,"Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Baca juga artikel terkait QADHA PUASA RAMADAN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani