tirto.id - Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan isi pertemuan antara dirinya dengan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sosok yang akrab disapa Rudy ini menyebut Komarudin memberi sanksi keras pada dirinya karena mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres sebelum ada instruksi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Namun di sisi lain Komarudin masih menghargai bahwa posisi Rudy adalah kader senior.
"Kemarin Mas Komar menyampaikan bahwa saya sudah mengikuti partai dari zaman susah. Sampai sekarang tentu apa yang dilakukan akan berkiblat pada ketua umum," kata Rudy saat dihubungi Tirto pada Kamis (27/10/2022).
Rudy juga menjelaskan mengapa dalam pertemuan itu Komarudin nampak bergetar dan matanya berkaca-kaca, karena mereka berdua merupakan kader senior PDIP dan sempat berjuang bersama di awal berdirinya PDIP.
"Beliau kemarin melihat saya sebagai teman seperjuangan yang sama-sama digebuki dan dipukuli. Jadi hubungan saya dengan Mas Komar biasa saja. Walaupun beliau memberi sanksi saya," ujarnya.
Rudy juga menceritakan bahwa Hasto ikut memberikan pesan kepada Rudy dalam pertemuan dua jam di Kantor DPP PDIP tersebut. Kata Rudy, Hasto berpesan agar tetap menunggu putusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal capres dan cawapres.
"Saya juga menjelaskan waktu itu bahwa setiap saya berkomentar saya minta semuanya untuk menunggu keputusan dari ketua umum. Apabila ketua umum memberikan rekomendasi maka semua kader PDIP wajib hukumnya untuk memenangkan," tegasnya.
Setelah pertemuan di DPP PDIP, Rudy tidak menghadap Megawati Soekarnoputri sebagaimana lazimnya bila dia berkunjung ke Jakarta. Dirinya khawatir bila bertemu Megawati dalam posisi pasca mendapat sanksi dapat menimbulkan prasangka tidak baik dari sejumlah pihak.
"Saya tidak perlu bertemu Ibu Megawati Soekarnoputri, karena kalau bertemu nanti malah DPP bisa tidak jadi memberi sanksi kepada saya," terangnya.
Bagi Rudy, kedatangannya ke Jakarta hanya untuk konsolidasi partai di DPP PDIP sebagaimana yang tertera dalam undangan.
"Saya juga tidak lapor ke ibu ketua umum. Karena tugas saya hanya untuk menghadap dewan kehormatan saja," jelasnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky