Menuju konten utama

Diplomasi Mode Ibu Negara, dari Melania Trump Sampai Michelle Obama

Dalam gaya busana para ibu negara di dunia, ada trik untuk membuat orang lain nyaman dan terkesan.

Ibu Negara Melania Trump dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tidak ada di foto) menghadiri Annual Red Cross Gala ke-60 di klub Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, Amerika Serikat, 4 Februari 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/File Photo

tirto.id - Menjelang akhir 2017, di negara bagian Texas, Amerika Serikat sempat dilanda bencana badai. Donald Trump dan Melania Trump bertandang ke Kota Houston untuk melihat dampak bencana. Sebelum kabar hasil kunjungan tersiar, sejumlah media seperti Vogue , Glamour, dan Mashable memberitakan tentang sepatu yang dikenakan Melania saat hendak memasuki pesawat kepresidenan untuk berangkat menuju Houston.

Ia mengenakan sepatu hitam dengan hak tinggi. Jenis sepatu yang lebih dikenal dengan istilah stiletto. Foto Melania mengundang komentar netizen. Wanita ini dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan situasi. Mashable mencoba mencari klarifikasi dengan menulis cukup dalam soal Melania membawa sepatu lain dan mengenakan sneakers ketika harus memulai kunjungan.

Bukan satu kali Melania dianggap tidak sensitif dalam bergaya. Warganet sempat mengetik protes lewat akun Twitter saat melihat Melania berkebun dengan menggunakan kemeja seharga 1.380 dolar lansiran Balmain, lini mode asal Perancis.

Pada kesempatan lain, ia juga pernah menerima komentar saat mengenakan terusan merah muda seharga 2.950 dolar karya lini mode Spanyol, Delpozo. Busana itu ia pakai saat memberi pidato tentang kesejahteraan anak.

Tahun ini salah satu pemberitaan tentang busana Melania menyorot tentang stelan jas, celana, dan kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan internal anggota kongres pemerintahan. Putih menandakan warna partai republik. New York Times menulis bahwa busana tersebut menyiratkan kebaruan dari gaya busana Melania yang mulai menyesuaikan dengan situasi politik yang mengelilinginya.

Sebelumnya, ia dianggap sebagai ibu negara yang jarang menggunakan pakaian sebagai cara untuk menunjukkan fashion diplomacy. Ini adalah sebuah istilah yang muncul untuk menandakan perilaku ibu negara yang mendukung karya desainer lokal dengan memakai busana rancangan mereka di berbagai kesempatan. Istilah ini merujuk pula pada keputusan ibu negara untuk mengenakan busana karya desainer yang berasal dari negara tujuan ketika tengah melakukan kunjungan diplomatik.

Dalam foto resmi yang dipajang di dinding White House, Melania mengenakan jas hitam lansiran Dolce & Gabbana, lini mode Italia. Para isteri presiden sebelumnya memanfaatkan kesempatan foto tersebut untuk mengenakan busana karya desainer lokal. Momen tersebut sebenarnya ditujukan juga untuk mempromosikan industri mode dalam negeri.

Mengenakan busana karya desainer lokal hanya berlaku saat Melania berkunjung ke Paris. Dalam kunjungan ke negara tersebut, ia mengenakan busana merek Dior. Di momen makan malam, ia mengenakan terusan rancangan desainer dan pengarah gaya pribadinya Hervé Pierre. Dalam busana itu terdapat detail serupa tanaman gandum. Pierre membuat detail tersebut lantaran teringat Marianne, salah satu ikon negara Perancis yang kerap digambarkan tengah membawa gandum.

Cara Melania menerapkan fashion diplomacy ada pada elemen tradisi yang tersemat di busananya. Ketika melakukan kunjungan ke Arab Saudi, ia mengenakan terusan panjang lansiran desainer Reem Acra. Saat berkunjung ke Cina, mantan model ini mengenakan terusan bernuansa oriental karya Dolce & Gabbana.

src="//mmc.tirto.id/image/2018/02/19/busana-identitas-kenegaraan-ibu-negara--mild--quita.jpg" width="860" alt="Infografik Busana identitas kenegaraan ibu negara" /

Perjalanan Melania di ranah mode saat menjadi ibu negara disertai pro dan kontra. The Cut melaporkan label busana Marc Jacobs, Tom Ford, Derek Lam, Phillip Lim, dan Kenzo menolak untuk mendandani Melania sejak awal ia berperan sebagai ibu negara. Beberapa desainer yang siap mendukung diantaranya ialah Diane Von Furstenberg dan Tommy Hillfiger. Namun, Melania setia pada Dior dan Dolce & Gabbana sembari sesekali mengenakan karya desainer Amerika Serikat seperti Michael Kors.

Hal yang bertolak belakang terjadi pada Michelle Obama saat ia menjabat sebagai ibu negara. Ia punya Meredith Koop sebagai konsultan mode pribadi sejak 2009, beberapa waktu setelah ia resmi jadi ibu negara. “Saya terkesan dengan kemampuan berpikir Meredith yang bisa memaknai mode sebagai sarana menyampaikan sebuah pesan,” kata Michelle.

Kemampuan Meredith terlihat betul dalam diplomasi mode yang dilakukan oleh Michelle. Salah satunya tertuang saat Michelle mengadakan jamuan dengan pemerintah Jepang di White House. Ia mengenakan gaun rancangan desainer Jepang Tadashi Shoji yang memperlihatkan motif bunga sakura. Contoh lain ialah ketika Michelle mengenakan busana rancangan desainer India – Amerika, Naeem Khan saat makan bersama perdana menteri India.

Ketika presiden Italia berkunjung ke Amerika Serikat, Michelle menyambutnya dengan mengenakan gaun Versace yang mengilap. Meredith juga mendandani Michelle dengan busana karya desainer muda Amerika yang ia anggap punya potensi untuk berkembang. Hal ini terjadi saat Michelle mengenakan gaun putih rancangan Jason Wu di malam inagurasi.

“Dulu ibu negara bagai wanita di dunia pria. Mereka tidak leluasa untuk mengekspresikan gaya feminin lantaran takut dianggap tidak profesional. Michelle memberi pandangan baru bahwa wanita tetap bisa mengenakan busana feminin, sedikit seksi, tanpa harus kompromi perkara kekuasaan atau kecerdasan,” kata Jason.

Glamour berkata bahwa Michelle ialah satu-satunya ibu negara yang mampu mengenakan busana seharga $30 di samping busana ternama lainnya, dan tetap terlihat elegan. Media ini juga menulis beberapa gaya Michelle yang menjadi tren yaitu busana tanpa lengan, perhiasan besar, sepatu tanpa hak, dan busana bermotif.

Bila Melania dan Michelle punya beberapa alternatif dalam berbusana, Brigitte Macron, istri Presiden Perancis Emmanuel Macron, memilih untuk setia pada desainer asal negaranya yaitu Louis Vuitton, Chanel, Balmain, dan Dior. “Saya cinta fesyen dan saya merasa dunia masih tertarik pada citra perempuan Perancis,” katanya.

Brigitte yang berusia lebih dari 60 tahun tak ragu mengenakan gaun di atas lutut di berbagai kesempatan resmi. Foto-foto yang tersebar di media massa menunjukkan pula bahwa ia kerap mengenakan celana panjang dan boots.

Sekali waktu ia menerapkan diplomasi mode dalam kunjungan kenegaraan. The Telegraph melaporkan ia mengenakan coat merah karya Balmain. Kini Brigitte mulai membuka diri terhadap sejumlah desainer baru asal Perancis sembari tetap mengenakan busana karya dua kawannya Nicolas Ghesquiere dan Karl Lagerfeld.

Sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang fashion diplomacy ibu negara dan pengaruhnya terhadap diplomasi antar negara. Meski demikian, New York Times menyatakan “Hanya karena ini terlihat remeh, tidak berarti hal tersebut tidak memiliki kekuatan untuk mempersuasi dan menjangkau khalayak. Fakta bahwa semua orang bisa membicarakan hal tersebut dan meniru hal tersebut membuat fesyen menjadi hal yang sangat potensial menjadi viral dalam politik.”

Baca juga artikel terkait FASHION atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Hobi
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono