Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Deklarasi Dukungan JK ke AMIN & Politik Dua Kaki ala Golkar

Mekeng menilai sikap JK dukung AMIN secara terbuka membuat kader partai di akar rumput bingung. Semestinya tak perlu diumumkan.

Deklarasi Dukungan JK ke AMIN & Politik Dua Kaki ala Golkar
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menyampaikan pidato kemanusiaan saat mengikuti peringatan HUT PMI ke-75 secara virtual di Markas PMI, Jakarta, Kamis (17/9/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

tirto.id - Jusuf Kalla atau JK sejak awal disebut-sebut mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Meski demikian, JK dalam banyak kesempatan selalu mengatakan netral. Namun, sikap ini berubah 180 derajat seiring perkembangan politik mutakhir: JK secara terbuka mendeklarasikan dukungan untuk paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

“Jadi hari ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap [dukung AMIN]. Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk Anda semua,” kata Jusuf Kalla di Gedung Islamic Centre IMIM, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/12/2023) malam, dilansir dari Antara.

Pria yang juga Wapres ke-10 dan ke-12 ini mengatakan, Anies adalah murid politiknya. Ia kerap memberikan masukan pada Anies tentang masalah bangsa, seperti politik, ekonomi, dan upaya penyelesaian masalah tersebut. Ia juga mengaitkan dengan situasi politik saat ini.

“Laporan terakhir, ekspor kita menurun. Jadi kita pilih presiden yang tidak mau asal belanja. Karena itu, presidennya harus mengerti dasar-dasar ekonomi. Dan saya yakin yang memiliki dasar yang kuat, tamatan ekonomi cuma Anies,” tambah JK.

Selain itu, JK juga menilai Anies adalah pemimpin teruji. Mantan ketua umum DPP Partai Golkar ini mengatakan, Anies berhasil memimpin Jakarta dan tidak diberitakan ada korupsi. Ia menambahkan pemilihan sikap atas pertimbangan objektif meski tidak lagi aktif di kegiatan politik.

Dukungan JK secara terbuka ini tentu berimplikasi terhadap pilihan politik Partai Golkar. Parpol berlambang pohon beringin ini pada Pilpres 2024 adalah pendukung pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bahkan tidak sedikit yang mengaitkan dengan politik dua kaki yang kerap dilakukan partai berwarna kuning ini dalam sejumlah pilpres.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, menilai sikap JK membuat kader partai di akar rumput bingung dalam bersikap. Sebab, JK sebagai tokoh senior di parpol beringin itu justru berbeda arah politik dengan DPP Partai Golkar.

“Kok, Pak JK sebagai pinisepu Partai Golkar berbeda pilihan dengan capres lain. Meskipun banyak kader yang beda pilihan, tetapi tidak boleh diumumkan secara publik,” kata Mekeng kepada reporter Tirto, Kamis (21/12/2023).

Politikus asal NTT ini meminta, seluruh petinggi Partai Golkar segera menyelesaikan hal tersebut dengan berbicara bersama agar kader di bawah tidak merasa bingung atas keputusan JK yang secara terbuka deklarasi dukungan kepada paslon di luar Koalisi Indonesia Maju.

“Tentunya, para petinggi di partai harus bicara, supaya tidak membuat bingung kader,” kata dia.

Sementara itu, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menilai JK memiliki hak demokrasi memberikan dukungan kepada siapa pun. Menurut Budiman, dukungan JK kepada pasangan AMIN tak akan berpengaruh terhadap pasangan Prabowo-Gibran.

Saat ini, kata Budiman, relawan Prabowo-Gibran terus bekerja memenangkan pasangan nomor urut 2 itu. Di sisi lain, kata dia, banyak caleg dari partai pengusung yang ikut bekerja memenangkan paslon Prabowo-Gibran.

“Jangankan Pak JK, mau Pak Joe Biden mau bicara siapa presiden walaupun itu bukan haknya, ya kita santai-santai saja,” kata Budiman.

Sedangkan Juru Bicara Timnas AMIN, Abdul Rochim, menilai sikap JK akan memberikan nilai positif AMIN pada pengusaha. Hal ini tidak lepas dari narasi bahwa banyak pengusaha takut bergabung dengan AMIN. Ia yakin, ke depan banyak pengusaha akan merapat ke AMIN dan dukungan JK menjadi semangat baru pasangan nomor urut 1 ini.

“Ini akan menjadi tambahan spirit, tambahan kekuatan yang luar biasa bagi pasangan AMIN untuk melangkah menuju pilpres, 14 Februari 2024 nanti,” kata Rochim sebagaimana dikutip Antara.

Dukungan Partai Golkar akan Terbelah

Analis politik dari Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, meyakini dukungan JK akan memperkuat posisi Golkar di kubu AMIN. Sebab, kata Imam, JK merupakan tokoh besar dengan basis pendukung kuat. Ia menilai, deklarasi JK akan memengaruhi suara Prabowo-Gibran yang tengah didukung Partai Golkar.

“Dukungan ini juga sedikit mengganggu Prabowo-Gibran karena pendukung JK yang sebagian juga massa Golkar,” kata Imam kepada reporter Tirto, Jumat (22/12/2023).

Di sisi lain, Imam meyakini sikap politik JK tidak akan memengaruhi banyak pada perolehan suara Golkar di pileg. Apalagi biasanya suara pileg seringkali tergantung pada nama-nama calon anggota legislatif yang bertarung.

“Tidak [akan] menggeser suara pileg,” kata Imam.

Akan tetapi, Imam tidak memungkiri bahwa posisi JK akan membuka peluang pergantian kepemimpinan di internal Golkar begitu AMIN menang pilpres. Apalagi, kepemimpinan Airlangga Hartarto sebelum Partai Golkar memutuskan mengusung paslon Prabowo-Gibran sempat digoyang.

Potensi tersebut sangat mungkin bila melihat perjalanan Partai Golkar dalam setiap gelaran pemilu. Sebagai catatan, Golkar selalu mengalami konflik dan dualisme ketika posisi mereka kalah di pilpres. Pada 2004 misal, Golkar mengganti ketua umum dari Akbar Tandjung ke Jusuf Kalla yang terpilih sebagai wapres. Kala itu, JK maju dengan SBY, sementara Golkar mengusung paslon Wiranto-Solahuddin Wahid.

Pada 2014, Partai Golkar kembali bergolak di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie. Saat itu, senior Partai Golkar, Agung Laksono, yang mendukung pasangan Jokowi-JK menggelar munaslub setelah Golkar di kepemimpinan Ical (sapaan Aburizal) gagal memenangkan Prabowo-Hatta Radjasa yang waktu itu didukung Golkar.

Setelah dua tahun dualisme, Golkar kembali bersatu di bawah kepemimpinan Setya Novanto dan merapat ke pemerintahan Jokowi-JK. Arah politik Golkar sebagai pendukung pemerintah Jokowi ini terus berlanjut di bawah nakhoda Airlangga Hartarto dan mengusung Prabowo-Gibran.

“Ya itu biasa siklus kepemimpinan di Golkar,” kata Imam.

Sementara itu, analis politik dari Universitas Jember, M. Iqbal, justru berbicara lebih jauh. Iqbal menilai, aksi JK akan meningkatkan elektabilitas AMIN di kawasan timur Indonesia. Ia mengutip hasil survei bahwa 10 persen pemilih Pilpres 2024 akan mengikuti JK.

“Kendati relasi dukungan JK ke Anies lebih bersifat personal, namun bisa mengubah peta faksi di internal Golkar. Sejumlah elite politik dan elite bisnis di faksi Golkar yang semula gamang, mungkin kini makin mantap memilih pasangan AMIN karena faktor JK,” kata Iqbal kepada reporter Tirto, Jumat (22/12/2023).

Iqbal menduga, dukungan JK tidak lepas dari kesepakatan antara kubu AMIN dan JK. Ia mencontohkan basis massa JK akan diarahkan untuk memilih AMIN, tetapi tetap mendukung Golkar. Hal itu, dalam kacamata Iqbal, masih memungkinkan untuk dilakukan demi menjaga suara Golkar.

“Bagaimanapun JK sepertinya menginginkan massa Golkar tetap punya garis politik moral dan tak mau terjerembab ke pusaran pragmatisme Golkar. Dengan pola opsi seperti ini, elektabilitas Golkar diharapkan tetap stabil setelah mayoritas gerbongnya ke Prabowo-Gibran yang diduga bisa potensial merosot,” kata Iqbal.

Iqbal meyakini, suara Prabowo-Gibran dipastikan berkurang usai deklarasi JK ke AMIN. Menurut Iqbal, JK adalah salah satu jangkar pemilih dan penghubung pada jejaring tokoh masyarakat dan pengusaha yang menginginkan pemeratanan keadilan dan perdamaian. Di sisi lain, JK adalah tokoh yang dikenal sebagai pemersatu dan pejaga perdamaian Aceh hingga ujung timur.

Di sisi lain, kata Iqbal, publik juga melihat tim Prabowo-Gibran punya masalah etik. Namun, pihak yang ragu bingung apakah perlu tetap mendukung Prabowo-Gibran atau capres lain. Kehadiran JK diyakini akan membawa pengaruh kepada massa bimbang untuk dukung AMIN daripada Prabowo-Gibran.

Iqbal juga tidak memungkiri potensi Golkar akan tetap memposisikan diri di pemerintahan. Ia menilai, JK akan menjadi tokoh kunci bila AMIN memenangkan Pilpres 2024.

“Dampak kemenangan AMIN ini nantinya sangat mungkin terjadi suksesi kepemimpinan Golkar, tapi berasaskan meritokrasi kepartaian, bukan sekadar pragmatisme politik saja. Dengan begitu, Golkar masih mungkin bisa tetap berada dalam barisan rezim pemerintahan AMIN nantinya,” kata Iqbal.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz