tirto.id - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengaku tidak keberatan bila nantinya Partai Demokrat batal mendukung dirinya dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Menurut Dede, fokusnya saat ini adalah pada tugasnya di DPR dan bukan pada Pilkada Jawa Barat.
“Memang sampai saat ini, ini bukan menjadi ambisi saya karena saya sedang bertugas, beda kalau saya sedang tidak bertugas, ada ambisi. Jadi buat saya, kita berjuang bersama-sama. Tetapi karena konteksnya saya adalah orang yang disebut mempunyai peluang ya tentu saya akan concern pada diri saya sendiri dong, bukan pada koalisi itu. Sayanya siap enggak? Gitu. Mungkin biar partai yang melihat segala kemungkinan dan peluangnya seperti apa,” kata Dede, Selasa (1/8).
Menurut Dede, kepastian maju atau tidaknya dalam Pilkada Jawa Barat merupakan kewenangan dari DPP Partai Demokrat. Dirinya sendiri mengaku siap dalam usaha persaingan Pilkada Jawa Barat, tetapi ia belum memikirkan koalisi mana yang akan dijajaki untuk memenangkan persaingan. Dede juga menyatakan bahwa yang penting pada Pilkada Jawa Barat bukanlah menjadi kepala daerah, tetapi juga bagaimana bisa melebarkan pengaruh partai untuk menunjang elektabilitas partai di mata publik.
“Ya saya masih mempertimbangkan dong. Kan masalahnya kalau dengan sistem yang ada kan dengan sistem pemilu yang ada ke depan, menjadi gubernur itu tidak serta-merta akan menang di Jawa Barat, tapi tentu harus dipertimbangkan matang-matang bagaimana caranya membesarkan partai, bagaimana cara mengurusnya dan bagaimana cara mendapat restu dari keluarga saya juga,” pungkasnya.
Dalam keterangannya, Dede mengaku bahwa Demokrat masih membuka pintu untuk penjajakan koalisi, terutama bagi Gerindra dan PKS. Hal ini dirasa perlu untuk membantu memenangkan suara di Pilkada Jawa Barat. Dede sendiri sampai sekarang masih menjalin komunikasi dengan nama-nama yang bisa menjadi pesaingnya pada Pilkada Jawa Barat.
“Tentunya Demokrat di Jawa Barat kalau ingin berkoalisi cukup dengan menambahkan kursi saja. Bisa PPP bisa PKB bisa PAN, Gerindra itu kalau enggak salah 14 (kursi) atau berapa, artinya semua peluang juga bisa, yang sudah deklarasi kan baru NasDem sama PKS. Jadi yang lain belum dengan siapapun, Golkar saya dengar baru hari ini ada rekomendasi buat Dedi Mulyadi, saya hampir semuanya dengan calon-calon lain saya berkomunikasi,” tuturnya.
Baca: Dedi Mulyadi Percaya Diri Hadapi Pilgub Jabar 2018
Sampai saat ini, Dede mengaku masih menjalankan komunikasi intensif dengan Partai Gerindra meskipun beredar kabar bahwa Gerindra akan membangun koalisi dengan PKS. Menurutnya, keputusan Partai Gerindra masih belum tegas dan masih bersifat cair. Siapapun masih bisa membangun koalisi dengan Gerindra dan Dede menyerahkan keputusan tersebut kepada DPD Partai Demokrat dan juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Sama semuanya sih dekat dan terbuka lah. Kalau di daerah itu begini: pada dasarnya cair, serba cair. Kalau dibilang ada kedekatan emosional antara si A dan si B, jatuhnya partai itu ngikut, tapi ketika provinsi untuk menjadi katakanlah pasangan ya itu tergantung oleh ketua umum di DPP masing-masing. Jadi hubungan yang di bawah itu tidak terlalu berarti karena tergantung instruksi dari DPP. Itu dari konteks itu ya tentu saya menunggu perintah dari DPP dan sejauh mana saya mempersiapkan diri siap untuk maju, begitu,” tegasnya.
Meski begitu, Dede juga tegas mengatakan bahwa dirinya siap maju apabila memang Partai Demokrat mengusulkan namanya dalam Pilkada Jawa Barat. Hanya saja, ia juga masih menunggu hasil survei elektabilitas yang sekiranya dijalankan oleh DPP Partai Demokrat. Ia juga harus menimbang tugasnya sebagai Ketua Komisi IX karena bisa saja ia harus mengundurkan diri apabila terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat. Terkait dengan pasangan yang dirasa cocok baginya, Dede enggan menjawab.
“Ya itu tergantung tangan Tuhan siapa yang menjadi calonnya. Kalaupun ada kan enggak mungkin saya ceritakan ke Anda. Masih cair,” katanya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto