Menuju konten utama

DBS Indonesia Siapkan Rp24 Miliar untuk Pendanaan Campuran

Blended finance diberikan kepada Adena Coffee untuk pemenuhan belanja modal dan operasional perusahaan.

DBS Indonesia Siapkan Rp24 Miliar untuk Pendanaan Campuran
Group Interview – Bank DBS Indonesia Berikan Blended Finance untuk Adena Coffee, Kantor Pusat DBS Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025). tirto.id/ Qonita Azzahra

tirto.id - Bank DBS Indonesia mengalokasikan Rp24 miliar pendanaan campuran (blended finance) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Head of Group Strategic Marketing & Communication Bank DBS Indonesia, Mona Monika, menjelaskan pendanaan ini disalurkan melalui dua skema, hibah yang diberikan oleh DBS Foundation dan pendanaan komersial.

Sasaran blended finance tersebut adalah usaha kecil menengah (UKM) yang tak hanya berfokus pada keuntungan finansial, melainkan juga memberikan dampak sosial yang besar.

“Dan memang di peluncuran pertama ini, kami memberikan mengkhususkan bahwa penerima blended finance adalah perusahaan penerima dana hibah dari DBS Foundation, baik yang baru menerima tahun ini atau yang sebelumnya pernah menjadi penerima dana hibah dari DBS Foundation,” papar Mona di Kantor Pusat DBS Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).

Blended finance ini lanjut Mona, pertama kali diberikan kepada Adena Coffee, perusahaan produsen dan pengolahan kopi yang menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Selain itu, sudah ada tiga perusahaan yang telah mengantre untuk mendapat pendanaan campuran dari Bank DBS Indonesia tersebut.

Setelahnya, DBS Indonesia akan mengevaluasi kembali permohonan pemberian pendanaan dari perusahaan tersebut, apakah sudah memenuhi syarat dari perusahaan atau belum.

“DBS sudah berkomitmen menyiapkan sekitar Rp24 miliar untuk beberapa perusahaan. Namun, kami (juga) menawarkan produk ini kepada penerima dana hibah kami. Jadi, ekosistem penerima dana hibah kita. Jadi, mereka anytime, misalnya tertarik, mereka bisa menghubungi DBS Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Executive Director, Head of SME Banking, Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Angela Thenaria, mengatakan blended finance ini didukung oleh proses seleksi yang ketat, termasuk uji kelayakan menyeluruh saat penerima dana hibah mengikuti DBS Foundation Grant Program.

DBS Indonesia juga memastikan adanya pemantauan berkala serta transparansi dalam setiap tahap pencapaian atau milestone.

“Sebagai bank yang berlandaskan tujuan positif (purpose-driven), Bank DBS Indonesia menghadirkan skema blended finance—kombinasi antara dana hibah dan pembiayaan lunak—untuk mengatasi kesenjangan akses permodalan yang kerap menghambat pertumbuhan wirausaha sosial di Tanah Air,” tutur Angela.

Sementara itu, Founder and CEO of Adena Coffee, Abyatar menjelaskan, blended finance yang diterimanya dari dana hibah akan digunakan untuk pemenuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan operasional perusahaan (operational expenditure/opex).

“Larena regulasi Uni Eropa, regulasi Uni Eropa itu kan kami punya klien salah satu yang terbesar adalah dari Uni Eropa, dan Uni Eropa sekarang ada ketentuan EUDR yang itu mengharuskan kita bikin report, memastikan traceability-nya itu memang kopinya diambil bukan dari area hutan. Dan salah satu dana hibah yang kami gunakan dari DBS itu untuk membangun platform traceability pakai software,” jelasnya.

Sedangkan blended finance yang disalurkan melalui pinjaman komersial, bakal digunakan untuk pembelian bahan baku, yakni biji ceri kopi. “Karena kalau pinjaman itu kan idealnya sebenarnya membuat kami sebagai working capital,” tambahnya.

Baca juga artikel terkait DBS BANK atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - TirtoEco
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana