tirto.id - DBS Indonesia mengoptimalkan peluang untuk menjaring lebih banyak nasabah superkaya atau ultra high net worth individual (UHNWI) di tengah ketidakpastian ekonomi akibat situasi geopolitik saat ini.
Consumer Banking Director DBS Indonesia, Melfrida Gultom, mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan melalui layanan private banking bagi nasabah dengan dana kelolaan di atas Rp10 miliar.
Layanan tersebut, salah satunya, mencakup fasilitas relationship manager (RM) yang bertanggung jawab sebagai penasihat keuangan dan membantu nasabah superkaya dalam mengelola investasi, serta menyediakan layanan perbankan yang dipersonalisasi.
"Kami kasih solusi untuk finansial," kata Melfrida dalam acara Media Group Discussion, di Four Season Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025).
Menurut Melfrida, karakter nasabah DBS Indonesia umumnya tergolong berani mengambil risiko alias risk taker. Dengan profil semacam ini, pendekatan bank tak bisa hanya mengandalkan interaksi tatap muka konvensional.
DBS pun memadukan layanan private banking mereka dengan platform digital Digibank, yang memungkinkan nasabah mengakses layanan keuangan secara daring—dengan tetap menjaga eksklusivitas.
Untuk itu, DBS terus berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna memastikan bahwa proses digital tersebut sesuai regulasi sekaligus mampu menjawab ekspektasi nasabah kelas atas.
"Kami melihat bahwa ada hal-hal yang perlu kami pertajam lagi terkait online onboarding. Nah, di sinilah kami selalu bekerja sama dengan panduan dari OJK, agar online onboarding ini bisa tersedia di dalam Digibank," jelanya.
Dalam kesempatan sama, Head of Segmentation & Liabilities DBS Indonesia, Natalina Syahbana, mengatakan bahwa langkah tersebut bukan sekadar adaptasi teknologi, tapi juga bagian dari strategi menyeluruh untuk menarik lebih banyak nasabah ultra-kaya.
Perpaduan antara kemudahan digital dan pendekatan personal menjadi kunci dalam membangun loyalitas di segmen ini.
Sebab, tak hanya berfokus pada pengelolaan kekayaan pribadi, DBS Indonesia juga menawarkan pendekatan menyeluruh melalui layanan family proposition. Layanan dimaksud menyasar kebutuhan lintas generasi, mulai dari mendampingi anak nasabah dalam membangun jejaring bisnis hingga mendukung perencanaan keuangan jangka panjang bagi keluarga.
"Misalnya anak nasabah kita membutuhkan sesuatu, kita juga bantu. Atau jika anaknya perlu membangun network untuk bisnis mereka agar bisa dikelola, kami pun akan membantu. Jadi, yang kami lihat adalah, dengan pendekatan holistik ini, kami ingin nasabah merasa, ‘Oh, ya, kalau di DBS saya tidak cuma mendapat layanan perbankan, tapi juga dukungan dalam sisi bisnis saya," papar Natalia.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana