Menuju konten utama

Dampak Virus Corona: Harga Minyak Dunia Terus Alami Kemerosotan

Dampak wabah virus corona COVID-19 telah mengakibatkan harga minyak dunia terus mengalami penurunan.

Dampak Virus Corona: Harga Minyak Dunia Terus Alami Kemerosotan
Ilustrasi harga minyak. Seorang pejalan kaki memegang payung berjalan melewati pada papan elektronik yang menunjukkan indeks pasar saham dari berbagai negara di luar broker di Tokyo, Jepang. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuya Shino

tirto.id - Wabah virus corona COVID-19 yang semakin meluas di beberapa negara membuat harga minyak dunia terus mengalami kemerosotan atau penurunan hingga akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi waktu Indonesia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 1,14 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi menetap pada 49,99 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 0,88 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi ditutup pada 45,9 dolar AS per barel.

Wabah virus corona COVID-19 yang tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan ini memicu kekhawatiran ekonomi global dan mendorong investor untuk menjual lebih banyak aset berisiko seperti saham dan minyak mentah serta memarkir uang di tempat yang aman.

Seperti dilansir Antara, Jumat (6/3/2020), kerugian harga minyak karena coronavirus juga datang saat OPEC setuju memotong produksi minyak mentah sebesar 1,5 juta barel per hari (bph) tambahan pada kuartal kedua, pemangkasan terbanyak sejak krisis keuangan tahun 2008 lalu.

OPEC berencana mengusulkan pengurangan baru 1,5 juta barel per hari diperpanjang hingga akhir tahun

Sejauh ini, Rusia menyatakan akan mendukung perpanjangan daripada pengurangan produksi yang lebih dalam.

"Rusia sejauh ini telah menunda dalam melakukan pemotongan lebih banyak. Negosiasi OPEC+ besok cenderung lebih kontroversial daripada pertemuan hari ini. Yang mengatakan, risiko pandemi telah meningkat pada minggu lalu, dan ini dapat membujuk Rusia untuk menyetujui pemotongan tambahan,” kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.

Rusia, yang telah bekerja sama dalam kebijakan produksi sejak 2016 dalam kelompok informal yang dikenal sebagai OPEC+, di masa lalu ragu-ragu selama pembicaraan dan kemudian menyetujui pada menit terakhir.

Sedangkan Moskow akan mengambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri OPEC+ di Wina pada Jumat.

Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan, Rusia siap secara finansial untuk mengatasi penurunan harga minyak, tetapi tidak memprediksi keputusan Rusia tentang pengurangan produksi yang lebih dalam.

Menanggapi hal itu, Ann-Louise Hittle, wakil presiden di konsultan energi Wood Mackenzie menyebutkan, proyeksi saat ini permintaan minyak dunia diperkirakan turun 2,7 juta barel per hari pada kuartal pertama.

“Ini adalah penurunan besar, dan ini menunjukkan skala masalah yang dihadapi OPEC+. Apakah Rusia akan menyetujui pemotongan itu adalah pertanyaan jutaan dolar. Mengingat sejarah kerja sama mereka dengan OPEC, kami berharap mereka akan setuju,” jelasnya.

Wabah virus corona COVID-19 telah membanting permintaan minyak. Prakiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak mentah pada 2020 telah dipangkas, karena operasi pabrik, perjalanan dan kegiatan ekonomi lainnya di seluruh dunia telah dikurangi.

Rystad Energy yang berbasis di Oslo sekarang memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 500.000 barel per hari pada 2020, turun dari perkiraan Februari sebesar 820.000 barel per hari.

Ketua Dana Moneter Internasional mengatakan, penyebaran global coronavirus telah menghancurkan harapan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat tahun ini.

Pengimpor gas utama Cina, PetroChina, telah menyatakan force majeure pada impor gas alam karena wabah corona tersebut.

Harga menemukan beberapa dukungan di awal sesi setelah kenaikan lebih rendah dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, mengurangi beberapa kekhawatiran tentang kelebihan pasokan di konsumen minyak terbesar di dunia itu.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH