tirto.id - Islam mengajarkan umatnya untuk mengasihi dan menyayangi makhluk ciptaan Allah, termasuk kepada hewan.
Perihal menyayangi binatang juga disebutkan dalam beberapa dalil, di Al-Qur'an maupun hadis Rasul.
Dalil tentang Menyayangi Hewan
Berikut ini dalil-dalil tentang menyayangi hewan:
1. Surah An-Nur ayat 41
اَلَمۡ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَالطَّيۡرُ صٰٓفّٰتٍؕ كُلٌّ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسۡبِيۡحَهٗؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌۢ بِمَا يَفۡعَلُوۡنَ
Alam tara annal laaha yusabbihu lahuu man fissamaawaati wal ardi wat tairu saaaffaatim kullun qad 'alima Salaatahuu wa tasbiihah; wallaahu 'aliimum bimaa yaf'aluun
Artinya: "Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nur: 41)
Dalam ayat ini, Allah menguraikan bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya agar manusia beribadah kepada-Nya dan mengakui keesaan-Nya.
Semua makhluk ciptaan Allah, termasuk semua hewan di muka bumi ini bertasbih dengan keadaan atau cara masing-masing, dan bersama mereka bertasbih juga burung yang mengembangkan sayapnya; tidak ada yang mencegahnya jatuh kecuali atas kuasa dan izin Allah.
Masing-masing makhluk itu sungguh telah mengetahui cara berdoa dan bertasbih-nya sendiri, tetapi kamu tidak me-ngetahuinya.
Lebih rinci lagi, di ayat ini Allah mengarahkan pikiran Nabi Muhammad pada khususnya dan pikiran manusia pada umumnya untuk memperhatikan alam, baik di langit maupun di bumi agar dia menyadari bahwa di samping manusia sebagai makhluk Allah, ada bermacam-macam makhluk-Nya di alam ini.
Allah menyuruh manusia memperhatikan setiap makhluk-Nya yang kecil lagi lemah, diibaratkan dengan binatang lemah, burung yang dapat terbang melayang di udara dan kadang-kadang kelihatan seakan-akan dia berhenti sejenak di awang-awang tidak terpengaruh oleh gravitasi bumi.
Bertasbih bagi makhluk selain manusia bukanlah seperti manusia bertasbih yaitu berzikir dengan menyebut nama Allah tetapi makhluk-makhluk itu ada cara-cara tertentu yang tidak dapat kita ketahui.
Allah-lah Yang Maha Mengetahui bagaimana cara mereka bertasbih dan salat.
Bila kita sadari bahwa semua makhluk Allah mulai dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya bertasbih menyucikan nama-Nya dan mensyukuri nikmat dan karunia-Nya, karenanya kita juga selayaknya menyayangi semua makhluk ciptaan Allah, termasuk hewan.
Ada lebih dari 200 ayat di Al-Qur'an yang menjelaskan tentang menyayangi binatang, surah An-Nur ayat 41 ini menjadi dasar mengapa manusia perlu menyayangi hewan dan makhluk ciptaan Allah SWT.
Di antara ayat-ayat Al-Qur'an tersebut yakni terdapat pada:
2. Surah Al-Baqarah ayat 164:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah: 164)
3. Surah Al-Maidah ayat 2:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang dan juga binatang-binatang untuk qurban”. (QS. Al-Maidah: 2).
Sementara dalam hadis juga banyak yang meriwayatkan tentang menyayangi hewan, seperti pada beberapa sabda Rasulullah SAW berikut ini:
4. Hadis tentang menyayangi binatang
“Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis." (HR. Bukhari)
“Tidakkah sampai berita kepada kalian bahwa aku melaknat orang yang memberi tanda (yang menyakitkan) pada wajah binatang ternak atau memukul binatang ternak itu pada wajahnya," (HR. Abu Dawud)
“Seorang wanita akan disiksa, karena kucingnya dikurung sehingga mati, lalu dimasukkan orang itu kelak ke dalam neraka, karena kucing itu tidak diberikan makan maupun minum, dan tidak dibiarkannya memakan serangga”. (HR. Bukhori & Muslim).
“Naikilah binatang itu dalam keadaan baik. Biarkanlah ia dalam keadaan bagus. Janganlah kamu jadikan binatang itu sebagai kursi.” (HR. Ahmad)
”Takutlah kepada Allah dalam (memelihara) binatang-binatang yang tak dapat bicara ini, Tunggangilah mereka dengan baik dan berilah makanan dengan baik pula.” (HR. Abu Dawud)
Editor: Addi M Idhom