tirto.id - "Kami umat islam walaupun kaki jadi kepala! Kepala jadi kaki, mati bersimbah darah! Kami takkan mundur!"
Berikut tadi adalah orasi dari Saqif Alatas, seorang anak berusia 10 tahun yang menjadi salah satu orator di Aksi Bela Islam menuntut penangkapan terhadap Sukmawati Soekarnoputri atas tuduhan penistaan agama.
Dalam orasinya Saqif menyerukan dengan lantang untuk membela agama Islam, ulama serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ribuan massa aksi yang mendengar orasi Tsaqif pun menyambut dengan seruan takbir
"Sekarang kita lagi bicara tentang penista agama dan kita mesti menyeret karena indonesia ini negeri hukum, mesti tegakkan keadilan. Biar dipenjara, biar dihukum," kata Saqif.
Saqif yang saat ini masih duduk di bangku kelas 4 SD ini mengaku sudah mulai belajar untuk berceramah dan berorasi sejak kelas 3 SD. Ia mengaku belajar dari video-video ceramah Habib Rizieq.
"Belajarnya lihat video Habib Rizieq, Habib Hanif, Habib Bahar," kata Saqif.
Sebelumnya, massa yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni 212 menggelar demonstrasi di depan Kantor Badan Reserse dan Kriminal Polri, di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018).
Saat azan berkumandang, ribuan massa aksi berkumpul di depan Bareskrim Polri mengibarkan bendera bertuliskan kalimat syahadat dan bendera Palestina. Mereka menuntut polisi segera menangkap Sukmawati Soekarnoputri karena puisinya yang dinilai menista agama Islam.
Demonstrasi ini merupakan protes atas pembacaan puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputrri di ajang Indonesia Fashion Week, akhir Maret 2018. Dalam salah satu baitnya, Sukmawati menyitir kata azan, syariat Islam, dan cadar.
Sukmawati sudah meminta maaf dengan disampaikan langsung di depan media dan Majelis Ulama Indonesia. Permintaan maaf Sukmawati itu pun seolah tak didengarkan lantaran massa tetap memintanya ditahan.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yandri Daniel Damaledo