tirto.id - Medio Februari lalu, video Presiden ke-5 Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri viral di media sosial. Ia mempertanyakan ibu-ibu yang suka mengikuti pengajian namun kurang memperhatikan anak-anaknya.
Tak berselang lama, wacana liar yang dihubungkan dengan hal itu ikut tersebar. Oleh halaman Facebook bernama "Perspektif" (tautan), narasi berbentuk video yang mengklaim Yenny Wahid akan memimpin aksi bela Islam jika Megawati tak diadili diunggah di Facebook pada 25 Februari 2023. Yenny sendiri merupakan putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau akrab dikenal dengan Gusdur.
Dengan judul "Langsung Di Pimpin Putri Gvsdur!! Jika Meg4wati Tak Di Ad1li Kita Akan Tvrun J4lan!!," video dibuka dengan rekaman suara seorang laki-laki yang menyatakan, apakah pantas jika seorang muslim atau petinggi negara mencela ulama.
Video tersebut memperlihatkan beberapa footage termasuk saat Yenny berdiri berjejeran dengan sejumlah tokoh dan sebuah momen orasi oleh dua lelaki. Kemudian, isi video juga mengaitkan isu ini dengan unggahan Instagram calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang, Anies Baswedan, yang disebut menyanjung ibu-ibu pengajian.
Sampai Selasa (28/2/2023), video berdurasi 10 menit ini telah diputar sebanyak 815 ribu kali. Unggahannya pun memperoleh ribuan reaksi, spesifiknya 7.200 komentar dan 30 ribu likes.
Lantas, bagaimana faktanya?
Penelusuran Fakta
Perlu diketahui bahwa pernyataan viral Megawati disampaikan di acara kick off "Pancasila dalam Tindakan," yang membicarakan terkait pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), serta antisipasi bencana. Pernyataan lengkapnya dapat disaksikan di kanal Youtube TV One Newsdi sini.
Dalam pidato utuh itu, Megawati sebelumnya menyampaikan permintaan maaf dan mengatakan tidak bermaksud melarang pengajian karena ia juga pernah terlibat dalam kegiatan tersebut.
"Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, nanti Bu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga, kekeluargaan itu," katanya, seperti dikutip dari TV One News. Risma dan Bintang yang dimaksud yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga yang juga turut hadir dalam acara tersebut.
Pernyataan Megawati ini lantas menuai komentar, salah satunya dari Koalisi Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Yogyakarta yang menganggap ucapan Megawati sebagai pelabelan negatif terhadap ibu-ibu pengajian, menurut laporan Tempo.co.
Oleh karenanya, masih dari sumber yang sama, Ketua Umum PDIP tersebut dilaporkan Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta ke Komnas Perempuan.
Kendati ramai kritik, Tim Riset Tirto tidak menemukan sumber kredibel yang mengonfirmasi klaim bahwa Yenny Wahid akan melangsungkan aksi bela Islam jika Megawati tak diadili.
Sumber:
Editor: Farida Susanty