tirto.id - Industri "perjodohan" sudah lama dikenal di dunia. Pada era internet, industri mencarikan orang pasangan yang tepat menjelma dalam bentuk, salah satunya aplikasi kencan (dating app).
Meningkatnya penggunaan internet membuat masyarakat mulai meninggalkan industri perjodohan tradisonal dan beralih, terutama dengan menggunakan aplikasi.
Aplikasi kencan selama ini dianggap menjanjikan biaya murah, banyak pilihan, praktis, dan sarana mencari pasangan yang lebih menyenangkan.
Dating app semakin banyak bermunculan seiring dengan membludaknya peminat. Salah satu situs penyedia layanan kencan di Amerika Serikat, Toptal mengklaim bahwa bisnis "perjodohan digital" itu bisa bernilai 3 miliar Dollar AS pada tahun 2018.
Bahkan, nilai bisnis digital untuk layanan kencan di AS diprediksi meroket 25 persen pada tahun 2020. Maka, ratusan aplikasi layanan kencan pun saat ini beredar secara gratis dan berbayar.
Lantas, aplikasi kencan mana yang terbaik pada tahun saat pandemi melanda dunia? Mengutip dari situs Evening Standart, sebuah media di Inggris, berikut daftar aplikasi kencan terbaik 2020, yang sebagian di antaranya juga populer digunakan di Indonesia.
Tinder
Bisa dibilang, Tinder paling populer dibanding aplikasi-aplikasi sejenis lainnya. Data situs Statista, menunjukkan jumlah pengguna Tinder pada tahun 2019 mencapai 7,8 juta.
Tinder dikenal dengan metode swipe dan match: menekan suka jika pengguna tertarik dengan foto dari pengguna lain, dan geser apabila tidak. Match akan didapat apabila antarpengguna menekan suka dan siap berkenalan. Kepraktisan ini salah hal yang membuat Tinder banyak diminati.
Bumble
Aplikasi Bumble menawarkan konsep perempuan yang memegang kendali. Oleh karena itu, upaya komunikasi hanya bisa dimulai oleh perempuan.
Di AS, Bumble menjadi aplikasi kencan terpopuler kedua setelah Tinder, dengan jumlah 5,8 juta pengguna. Kisaran usia penggunanya antara 26 hingga 35 tahun. Tentu, ini data statistik menarik bagi banyak pencari jodoh.
Kelebihan aplikasi ini dibanding aplikasi kencan lainnya adalah mengatasi masalah seringnya para peremuan merasa ragu untuk mulai percakapan lebih dulu. Dengan aplikasi ini, para pengguna dari kalangan perempuan tidak punya pilihan, selain memulai percakapan lebih dulu dengan pria.
OkCupid
Aplikasi OkCupid telah dirilis sejak 10 tahun lalu, tepatnya 2010. Cara kerja OkCupid hampir sama dengan Tinder, yakni swipe dan match.
Namun, yang membedakannya dengan aplikasi kencan lainnya adalah profil yang disediakan lebih mendalam daripada kebanyakan situs kencan. Pada tahun 2019, Statista mencatat ada sekitar 1,7 juta pengguna OkCupid.
Badoo
Aplikasi ini diluncurkan oleh pengusaha teknologi Rusia Andrey Andreev pada tahun 2009 atau tiga tahun sebelum Tinder. Badoo saat ini memiliki lebih dari 380 juta pelanggan di 190 negara.
Menyediakan layanan dalam 47 bahasa yang berbeda, mungkin menjadi salah satu alasan kenapa Badoo menarik perhatian ratusan juta pengguna.
Badoo baru-baru ini meluncurkan Detektor Pribadi, fitur keamanan yang menggunakan AI untuk mendeteksi pengiriman foto-foto vulgar yang seringkali menjadi masalah di banyak plikasi kencan.
Coffee Meets Bagel
Berbeda dengan aplikasi kencan lainnya, di mana para pengguna memilih kecocokan dari foto dan penampilan, Coffee Meets Bagel menyodorkan aspek lain dalam mencari "jodoh."
Aplikasi ini mencocokkan penggunanya berdasarkan selera, preferensi, dan hobi. Hal inilah yang menyebabkan Coffee Meets Bagel sering disebut sebagai 'anti-Tinder.' Aplikasi ini berhasil meraup keuntungan senilai 31 juta Dollar AS dari 3 juta pengguna berbayarnya, sejak diluncurkan di tahun 2012 hingga Maret 2020, demikian dikutip dari situs gaps.com.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom