Menuju konten utama

Daftar 5 Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Indonesia

Daftar tradisi peringatan Maulid Nabi di Indonesia mulai dari sekaten sampai dengan tradisi migel.

Daftar 5 Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Indonesia
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan sebelum diperebutkan dalam perayaan Grebeg Maulud di Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2017). ANTARA FOTO/Maulana Surya

tirto.id - Beberapa tradisi peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia di antaranya tradisi ngurisan, tradisi gerantung, tradisi ruwah maulid, tradisi praja maulud, tradisi praje, tradisi migel, tradisi kemang male, tradisi panjang mulud, tradisi sekaten, tradisi selawat emprak.

Umat Islam Indonesia sedang menapaki bulan Rabiul Awal 1444 H sejak 27 September 2022. Rabiul Awal dikenal sebagai bulan maulidurrasul (bulan Nabi Muhammad SAW). Hal ini karena di waktu tersebut, bertepatan dengan peristiwa lahirnya Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari pasangan Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah Ra pada Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 Masehi) di Kota Makkah, Arab Saudi. Oleh sebab itu, umat Islam Indonesia seringkali mengadakan acara Maulid Nabi ketika Rabiul Awal.

Beberapa Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Indonesia

Membahas tentang maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, terdapat banyak tradisi terkait perayaan tersebut. Berikut ini beberapa tradisi peringatan maulid nabi di Indonesia:

1. Sekaten

Sekaten adalah tradisi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Yogyakarta dan Solo sejak abad ke-15. Tujuan pelaksanaan sekaten adalah tanda bahagia dan syukur atas kelahiran Rasulullah SAW.

Dilansir websitePemerintah Kota Surakarta, penyelenggaraan sekaten biasanya menyajikan pasar malam selama satu bulan. Kemudian, dilanjutkan acara grebeg Maulud Nabi berupa kirab gunungan sebagai acara puncaknya.

2. Tradisi Panjang Mulud

Panjang mulud merupakan tradisi masyarakat di 4 kota atau kabupaten Provinsi Banten: Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak dalam rangka memperingati peristiwa maulid Nabi Muhammad SAW. Website Kebudayaan Kemendikbud menjelaskan bahwa panjang mulud adalah benda yang dihias kemudian diarak keliling untuk dipertontonkan.

Panjang mulud memiliki beragam bentuk seperti kapal terbang, mobil, hingga perahu. Pelaksanaan arak-arakan panjang maulid, diiringi dengan lantunan selawat dari kitab barzanji yang dibawakan kelompok seni Terebang Gede.

3. Tradisi Musik Gerantung

Musik gerantung merupakan tradisi membunyikan alat musik gerantung selama 24 jam tanpa henti dalam rangka memperingati Maulid Nabi. Mengutip laman Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, tradisi ini dilaksanakan di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

4. Tradisi Ruwah Maulud

Tradisi ruwah maulud merupakan tradisi kumpul bersama saudara dan tetangga dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. di Nusa Tenggara Barat. Tradisi ini juga mengundang fakir, miskin, dan anak yatim untuk ikut makan bersama.

5. Tradisi Migel

Tradisi migel merupakan tradisi menari bersama di sekitar kompleks Masjid Kuno Gumantar, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat dalam rangka perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. Tradisi menari bersama ini diikuti seluruh lapisan masyarakat, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Namun, yang paling menonjol dalam tradisi migel adalah para gadisnya.

Baca juga artikel terkait SEKATEN JOGJA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yantina Debora