Menuju konten utama

Cowabunga: Album Baru Sajama Cut yang Penuh Harapan

Cowabunga merupakan penanda babak baru Sajama Cut—album yang lebih raw, jujur, dan
penuh harapan dalam gelapnya hidup.

Cowabunga: Album Baru Sajama Cut yang Penuh Harapan
Sajama Cut. Foto/ Luthfi Ali Qodri

tirto.id - Salah satu pionir musik indie rock Indonesia, Sajama Cut, merilis album baru berjudul Cowabonga pada Jumat (11/7). Album ini menjadi album keenam dari band asal Jakarta yang sudah malang melintang di kancah musik independen sejak awal milenium.

Berisi sembilan lagu, Cowabunga menangkap keresahan akan dunia yang makin keras, gelap, rungsing, dan dipenuhi ketimpangan serta niat buruk manusia. Tapi alih-alih terbenam dalam keputusasaan, Sajama Cut memilih untuk tetap membuka ruang bagi harapan.

“Ini adalah album paling ‘telanjang’ secara lirik yang pernah kami buat,” ujar Marcel Thee, vokalis dan otak di balik Sajama Cut. “Musiknya bisa dibilang versi super saiyan dari Godsigma — album yang sangat terkoneksi dengan Cult,” tambahnya, merujuk pada sebutan bagi para penggemar mereka.

Judul Cowabunga dipetik istilah populer di kalangan peselancar California era 1980-an—sebuah pekikan penuh semangat saat menghadapi ombak besar.

Cowabunga mewakili perjuangan kita semua dalam menjalani hidup, untuk terus maju meski diterjang gelombang,” kata Marcel.

Album ini hadir setelah dirilisnya dua single pembuka: “Homili / Menatap Wajah Tuhan” dan “Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi”, yang sukses mencuri perhatian dan menuai respons hangat dari penggemar serta pengamat musik. Tak heran, Cowabunga menjadi salah satu album yang paling dinanti tahun ini.

Memperkenalkan Cowabunga Universe

Sebagai bagian dari kampanye albumnya, Sajama Cut meluncurkan konsep baru yang menarik: Cowabunga Universe—sebuah dunia semesta berisi enam karakter animasi yang masing-masing merepresentasikan satu album dalam katalog Sajama Cut.

Setiap karakter membawa energi dan semangat dari album yang mereka wakili: Apologia yang muda dan sendu, Osaka yang romantis, Manimal yang penuh harapan, Hobgoblin yang dewasa dan berisik, Godsigma yang empatik, dan Cowabunga yang pragmatis namun tetap humanis. Karakter-karakter ini diperkenalkan lewat berbagai medium—artwork single, video lirik, hingga merchandise resmi.

Ke depannya, semesta ini akan terus tumbuh lewat konten media sosial, visual storytelling, dan konsep panggung Sajama Cut yang baru. Para Cult akan diajak menyusuri ulang jejak panjang perjalanan musikal band ini, dari awal hingga hari ini. Tur mendatang juga akan menjadi perayaan penuh atas seluruh diskografi Sajama Cut—menghadirkan lagu-lagu favorit penggemar, hingga track-track tersembunyi yang jarang dibawakan.

Tracklist Cowabunga:

  1. Homili / Menatap Wajah Tuhan

  2. Kita Terbuat Dari Puing dan Tangisan

  3. Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi

  4. Please Wait For Me Forever ∞

  5. Devosi, Godskin & Kebahagiaan Seutuhnya

  6. Thee Kian Wie (戴建偉) Ku Temui Mu Di Altar Kedamaian

  7. Debu-Debu Intan

  8. Tak Kutemukan Lagi Apa Yang Dapat Dicintai Dari Hidup Ini (Mengheningkan Cinta)

  9. Telah Kutemukan Lagi Apa Yang Dapat Dicintai Dari Hidup Ini:
     a. I Believe in Angels, Bro (00:00–03:02)
     b. Kau, Aku, dan Rangkulan ‘An Autumn Afternoon’ (Yasujiro Ozu, 1962) (03:03–05:06)
     c. Quanzhen (05:07–06:13)

Baca juga artikel terkait BAND atau tulisan lainnya dari Siaran Pers

tirto.id - Musik
Penulis: Siaran Pers
Editor: Nuran Wibisono