tirto.id - Teks ucapan sungkem kepada orang tua bahasa Jawa halus kromo inggil dapat digunakan ketika momen silaturahmi selama peringatan Hari Raya Idul Fitri. Di Jawa, tradisi sungkem menggunakan bahasa Jawa telah menjadi tradisi yang lumrah dilaksanakan saban Lebaran.
Berkaitan momentum Idulfitri, masyarakat Indonesia seringkali mengadakan kunjungan ke sanak saudara untuk menyambung silaturahmi berupa saling saling memaafkan.
Silaturahmi merupakan perilaku yang dianjurkan dalam Islam sebagaimana riwayat Ibnu Umar bahwa Rasulullah pernah bersabda sebagai berikut:
“Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah manakala seseorang menyambung hubungan silaturahmi kepada kerabat dan teman dekat bapaknya,” (H.R. Tirmidzi).
Di Jawa, silaturahmi selama momentum Idulfitri dikenal dengan istilah sungkem. Sungkem dilakukan untuk saling memaafkan satu sama lain atas segala perbuatan buruk yang telah diperbuat baik kepada keluarga, saudara, maupun masyarakat di daerah tempat tinggal.
Teks Ucapan Sungkeman Lebaran Bahasa Jawa Halus dan Jawabannya
Sungkem umumnya dilakukan orang yang lebih muda kepada nan lebih tua. Sungkem secara teknis dapat dilakukan dengan duduk bersimpuh atau berjongkok sambil memegang atau mencium tangan orang yang lebih tua.
Di Jawa, sungkem dibarengi dengan mengucapkan permintaan maaf menggunakan bahasa Jawa terutama kromo inggil. Berikut ini teks sungkem kepada orang tua bahasa Jawa:
Kepareng matur dumateng bapak/ibu, kulo sakeluarga sowan mriki ingkang sepisan badhe silaturahim. Ingkang kaping kalih, nyuwun pandonga saking bapak/ibu. Kaping tiga, mbok menawi anggen kulo sekeluarga sesrawungan kathah kalepatan, estu nyuwun agunging samudra pangaksami. Mugi-mugi sedaya amal ibadah kita wonten ing wulan Ramadhan kapengker dipuntampi dening Allah.
Artinya:
“Mohon izin berbicara kepada bapak/ibu, saya sekeluarga datang ke sini (rumah bapak/ibu), yang pertama hendak silaturahim. Yang kedua, mohon doa dari bapak/ibu. Yang ketiga, jika kami sekeluarga banyak kesalahan dalam bergaul, sungguh kami memohon besarnya samudera maaf. Semoga semua amal ibadah kita pada bulan Ramadan lalu diterima oleh Allah.”
Ngaturaken dhumateng Bapak/Ibu, bilih kulo sowan wonten ing ngarsanipun Bapak/Ibu, ingkang sepisan, saperlu caos sembah pangabekti. Ongko kalih, mbok bilih wonten klenta-klentunipun kulo sesrawungan, mugi Bapak/Ibu kerso paring agunging samudro pangaksami. Kaping tiga, mugi sedaya kalepatan kulo kaliyan bapak/ibu saged lebur wonten ing dinten riyadi puniko.
Artinya:
“Mohon izin kepada Bapak/Ibu, bahwa saya datang ke hadapan Bapak/Ibu, yang pertama untuk memberikan penghormatan. Yang kedua, apabila ada kesalahan dalam saya bergaul, semoga Bapak/Ibu bersedia memberikan besarnya samudra permaafan. Yang ketiga, semoga semua kesalahan saya dan bapak/Ibu dapat diebur pada hari raya ini.”
Kemudian, jawaban dari ucapan sungkem lebaran dalam bahasa Jawa kromo inggil yang digunakan orang yang lebih tua sebagai berikut:
Semanten ugi kulo, dados tiyang ingkang langkung sepuh kathah tindak-tanduk ingkang kirang patut mugio pikantuk pangapunten. Ingkang kita suwun, mugi ibadah kulo lan panjengengan saged dipun tampi ing ngarsanipun Gusti Allah. Aamin ya Rabbal 'alamin.
Artinya:
“Demikian pula saya, yang menjadi orang yang lebih tua, banyak tindak-tanduk yang kurang layak, semoga dapat diberi maaf. Yang kita minta, semoga ibadah saya dan Anda dapat diterima oleh Allah. Aamin ya Rabbal 'alamin.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus