Menuju konten utama

Cara Sungkem & Ucapan Minta Maaf di Lebaran Idul Fitri Bahasa Jawa

Cara sungkem dan ucapan minta maaf dalam lebaran Idul Fitri 1443 H dengan bahasa Jawa dan terjemahan bahasa Indonesia.

Cara Sungkem & Ucapan Minta Maaf di Lebaran Idul Fitri Bahasa Jawa
Ilustrasi Halal Bihalal. foto/Istockphoto

tirto.id - Dalam budaya Jawa, terdapat tradisi sungkem ketika tiba hari raya Idul Fitri dari orang yang lebih muda kepada yang lebih tua, terutama anak-anak kepada orang tua mereka. Bagaimana ucapan minta maaf dalam bahasa Jawa dan apa artinya dalam bahasa Indonesia?

Sudah menjadi tradisi ketika tiba Idul Fitri, umat Islam saling berkunjung untuk saling memohon maaf dan memaafkan. Dalam Islam sendiri, silaturahmi sangat dianjurkan.

Misalnya, riwayat Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah manakala seseorang menyambung hubungan silaturahmi kepada kerabat dan teman dekat bapaknya." (H.R. Tirmidzi).

Sementara itu, dalam riwayat lain, Anas bin Malik berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, atau ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi." (H.R. Muslim).

Dalam masyarakat Jawa, sudah menjadi kebiasaan bagi seseorang atau keluarga yang lebih muda untuk berkunjung kepada tetangga yang lebih tua untuk mengucapkan sugeng riyadi atau selamat lebaran, sembari memohon maaf atas kesalahan yang dilakukan dalam setahun ini.

Ada kalanya jika yang dikunjungi adalah seseorang yang dituakan, perlu melakukan sungkem dengan duduk bersimpuh mencium tangan orang tersebut. Ada kalanya pula, yang diutamakan adalah ucapan lebaran dalam bahasa setempat, sembari sama-sama duduk sejajar.

Berikut ini contoh ucapan sungkem lebaran dalam bahasa Jawa kromo inggil dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Kepareng matur dumateng bapak/ibu, kulo sakeluarga sowan mriki ingkang sepisan badhe silaturahim. Ingkang kaping kalih, nyuwun pandonga saking bapak/ibu. Kaping tiga, mbok menawi anggen kulo sekeluarga sesrawungan kathah kalepatan, estu nyuwun agunging samudra pangaksami. Mugi-mugi sedaya amal ibadah kita wonten ing wulan Ramadhan kapengker dipuntampi dening Allah.

Artinya, "Mohon izin berbicara kepada bapak/ibu, saya sekeluarga datang ke sini (rumah bapak/ibu), yang pertama hendak silaturahim. Yang kedua, mohon doa dari bapak/ibu. Yang ketiga, jika kami sekeluarga banyak kesalahan dalam bergaul, sungguh kami memohon besarnya samudera maaf. Semoga semua amal ibadah kita pada bulan Ramadan lalu diterima oleh Allah."

Ngaturaken dhumateng Bapak/Ibu, bilih kulo sowan wonten ing ngarsanipun Bapak/Ibu, ingkang sepisan, saperlu caos sembah pangabekti. Ongko kalih, mbok bilih wonten klenta-klentunipun kulo sesrawungan, mugi Bapak/Ibu kerso paring agunging samudro pangaksami. Kaping tiga, mugi sedaya kalepatan kulo kaliyan bapak/ibu saged lebur wonten ing dinten riyadi puniko.

Artinya, "Mohon izin kepada Bapak/Ibu, bahwa saya datang ke hadapan Bapak/Ibu, yang pertama untuk memberikan penghormatan. Yang kedua, apabila ada kesalahan dalam saya bergaul, semoga Bapak/Ibu bersedia memberikan besarnya samudra permaafan. Yang ketiga, semoga semua kesalahan saya dan bapak/Ibu dapat diebur pada hari raya ini."

Sementara itu, jawaban dari ucapan sungkem lebaran dalam bahasa Jawa kromo inggil tersebut adalah sebagai berikut.

"Semanten ugi kulo, dados tiyang ingkang langkung sepuh kathah tindak-tanduk ingkang kirang patut mugio pikantuk pangapunten. Ingkang kita suwun, mugi ibadah kulo lan panjengengan saged dipun tampi ing ngarsanipun Gusti Allah. Aamin ya Rabbal 'alamin."

Artinya, "Demikian pula saya, yang menjadi orang yang lebih tua, banyak tindak-tanduk yang kurang layak, semoga dapat diberi maaf. Yang kita minta, semoga ibadah saya dan Anda dapat diterima oleh Allah. Aamin ya Rabbal 'alamin."

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya