Menuju konten utama

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa: Arti dan Kata-Katanya

Kata-kata sungkeman bahasa Jawa untuk Lebaran 2022 atau Idulfitri.

Sungkem Lebaran Bahasa Jawa: Arti dan Kata-Katanya
Ilustrasi Cium Tangan. foto/IStockphoto

tirto.id - Sungkem atau sungkeman masih menjadi tradisi yang lekat pada masyarakat Jawa, terutama saat Lebaran atau Idulfitri. Menurut KBBI, sungkem adalah sujud (tanda bakti dan hormat).

Sungkem umumnya dilakukan orang muda ke yang lebih tua. Secara teknis, cara sungkem lebaran dapat digambarkan dengan duduk bersimpuh atau berjongkok sambil mencium tangan orang yang lebih tua.

Menurut laman Puro Mangkunegara, sungkeman berasal dari kata "sungkem" yang artinya bersimpuh atau duduk jongkok sambil mencium tangan orang yang dituakan.

Biasanya, sungkeman dilakukan pada acara-acara penting seperti pernikahan dan lebaran. Sungkeman bertujuan untuk meminta maaf atas kesalahan ucapan atau tindakan yang dilakukan.

Momen sungkeman saat lebaran merupakan bagian dari tradisi silaturahmi untuk saling memaafkan. Tradisi sungkeman sewaktu lebaran bermula dari Kasunanan Surakarta dan Puro Mangkunegaran.

Sungkeman dengan melibatkan kerabat, abdi dalem dan rakyat pernah dilakukan pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara I (1757-1795).

Setelah Shalat Idulfitri, Mangkunegara I berkumpul dan saling bermaafan. Diawali sungkeman para istri dan putra dalem dilanjutkan para kerabat, punggawa dan rakyat.

Tradisi sungkeman juga dilaksanakan di lingkungan Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman.

Bentuk dan pelaksanaannya sesuai ketentuan adat yang berlaku. Pihak- pihak yang terlibat harus mengenakan pakaian Jawa lengkap.

Raja duduk di singgasana dan yang hadir duduk bersila, diawali dengan sembah kemudian sungkem sembari mengucapkan kalimat maaf yang sudah baku.

Kata-Kata Sungkeman Lebaran Bahasa Jawa

Tujuan sungkeman saat Idulfitri selain untuk menghormati, juga sebagai permohonan maaf, atau “nyuwun ngapura”. Istilah “ngapura” bisa berasal dari bahasa Arab “ghafura” yang berarti tempat pengampunan.

Makna dari tradisi sungkem lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.

Dalam situs web yang dikelola Pemerintah Desa Rejuno terdapat contoh kta-kata untuk sungkeman Lebaran, sebagai berikut:

“Mbah,sowan kulo wonten ngarso panjengan, ngaturaken sedoyo kalepatan lahir batos kulo,engkang mboten angsal idining sarak, Soho tandang tanduk, Solah Bowo,trapsilo Sarto wicoro,ingkang mboten ngremenaken dumateng penggalih panjenengan,Mugi Gusti tansah nglebur ing dinten Ariadin puniko.tiang anem kathah kalepatanipun,tiang sepuh Ageng pangapuranipun. Mbok bilih wonten kalepatan, Kulo tiang anem nyuwun agunging pangapunten dumateng panjenengan.

Dijawab oleh orang tua:

Yo,le,Allah munjung, kodrating Allah,kaluputanmu lan kaluputanku tansah kalebur ing Dino rioyo Iki, lan mugio awakmu tansah nyandung ” sekul sak wakul” lan opo sing mbok sedyo biso kasembadan”.

Baca juga artikel terkait SUNGKEM LEBARAN BAHASA JAWA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya