tirto.id - Bacaan niat puasa Syaban dan qadha Ramadhan dapat digabung. Berikut ini lafal bacaan niat puasa Syaban dan qadha Ramadhan.
Syaban termasuk bulan yang istimewa. Rasulullah SAW menjalankan puasa sunah di bulan Syaban lebih banyak daripada bulan-bulan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
"Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan puasa (sunah) lebih banyak dalam sebulan selain bulan Syaban," (HR. Bukhari).
Di sisi lain, bulan Syaban merupakan bulan terakhir untuk menunaikan qadha puasa Ramadan. Artinya, umat Islam yang tidak punya uzur syar’i dan masih punya utang puasa Ramadhan tahun sebelumnya perlu segera menjalankan puasa qadha pada bulan ini.
Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan di Bulan Syaban?
Tidak hanya boleh, puasa qadha di bulan Syaban hukumnya adalah wajib bagi umat Islam mukalaf yang masih berutang puasa Ramadan. Kewajiban mengqada ini ditegaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut:
"[Yaitu] beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan [lalu tidak berpuasa], [wajib mengganti] sebanyak hari [yang dia tidak berpuasa itu] pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, [yaitu] memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,51] itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui," (QS. Al-Baqarah [2]: 184).
Di sisi lain, terkait hukum penggabungan puasa qadha Ramadan dengan puasa sunah bulan syakban, para ulama berbeda pendapat.
Sebagian ulama berpendapat bahwa niat puasa sunah bisa digabung dengan niat puasa qadha. Hal ini berarti niat puasa qadha Ramadhan juga boleh dijadikan satu dengan niat puasa Syaban.
Terkait dibolehkannya praktik at-tasyriik fin niyyah (mengombinasikan niat) tersebut, para ulama memang berbeda pendapat. Hanya sebagian ulama yang berpendapat penggabungan niat tersebut akan mendatangkan 2 pahala sekaligus, yang berarti puasa sunah sekaligus puasa wajibnya sah.
Dikutip dari laman NU Online, Iman Suyuthi melalui kitab al-Asbah wan Nadhair menerangkan, di mazhab Syafii, ada 4 kategori hukum untuk penggabungan niat ibadah fardhu (wajib) dan sunah tersebut, yakni:
- Sah kedua-keduanya, baik fardhu maupun sunnahnya. Contoh: niat mandi junub di hari Jumat digabung dengan mandi sunnah Jumat.
- Sah ibadah fardhunya saja, tidak untuk ibadah sunnahnya. Contoh: orang yang menjalankan ibadah haji pertama kali. Jika ia berniat haji wajib sekaligus berniat haji sunnah, yang dianggap sah adalah yang wajib.
- Sah ibadah sunnahnya saja, tidak untuk ibadah fardhunya. Contoh: apabila seseorang memberi uang kepada fakir miskin dengan niat zakat wajib dan sekaligus sedekah, yang dianggap sah cuma sedekahnya.
- Tidak sah kedua-duanya, baik yang fardhu maupun sunnah. Contoh: saat seseorang niat shalat fardhu sekaligus juga shalat sunnah rawatib, maka keduanya sama-sama tidak sah.
Sebagian ulama menganggapnya masuk kategori hukum pertama, tetapi yang lain tidak. Ada yang menilai hal itu masuk kategori hukum kedua, ketiga, dan bahkan keempat. Semua pendapat ulama itu didasari dalilnya masing-masing.
Bacaan Niat Puasa Syaban dan Qadha Ramadhan Lengkap dengan Arab serta Artinya
Membaca niat ketika malam hari adalah salah satu rukun pelaksanaan puasa qada Ramadan. Oleh sebab itu, orang yang hendak mengqada puasa Ramadan wajib untuk melakukannya.
Untuk penggabungan puasa qada Ramadan dan puasa sunah Syaban, kedua niat dapat dibaca bergantian di malam hari.
Berikut ini niat puasa Syaban dan mengganti puasa Ramadhan:
1. Niat puasa qadha Ramadhan di bulan Syaban
Lafal Arab:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latinnya:
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaa'i fardhi syahri ramadhaana lillaahi ta'aalaa.
Artinya:
“Aku berniat mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah ta'ala.”
2. Niat puasa bulan Syaban
Lafal Arab:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latinnya:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Sya‘bana lillahi ta‘aalaa.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah SWT.”
Tata Cara Puasa Bulan Syaban
Tata cara puasa di bulan Syaban tidak berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Berikut ini tata cara pelaksanaan puasa bulan Syaban:
- Membaca niat qadha Ramadan di malam hari.
- Membaca niat doa puasa Syaban.
- Makan sahur.
- Mencukupkan waktu sahur sebelum datangnya waktu Subuh.
- Setelah fajar shadiq muncul di waktu subuh, mulai berpuasa hingga waktu Magrib.
- Ketika waktu Magrib datang, disunahkan untuk segera membatalkan puasa dengan berbuka.
- Setelah batal, dapat membaca doa berbuka puasa.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif