Menuju konten utama

Contoh Tari Kreasi Baru dan Jenisnya: Tari Pola Tradisi-Non Tradisi

Tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada.

Contoh Tari Kreasi Baru dan Jenisnya: Tari Pola Tradisi-Non Tradisi
Empat penari menarikan Tarian Ekplorasi Batauga saat tradisi Kapelanto di areal Pantai Boti di Kecamatan Batauga, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (6/12/2021). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.

tirto.id - Seni tari dalam perkembangannya terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang sangat signifikan, tidak terputus satu sama lain melainkan saling berkesinambungan, salah satunya tari kreasi baru.

Tari kreasi baru memiliki kebebasan dalam penciptaan, beberapa koreografer yang memiliki inspirasi dari daerah-daerah lain. Sehingga tarian tersebut sering disebut dengan tari kreasi baru.

Tari kreasi baru merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya.

Pengertian Tarian Kreasi Baru

Pada awalnya, tari kreasi merupakan pengembangan dari tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi baru muncul karena adanya panduan gerak dari berbagai daerah atau dengan masuknya gerak tari dari negara lain.

Pengertian tari kreasi adalah jenis tari yang koreografinya masih bertolak pada tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang sudah ada.

Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya.

Sebagai contoh, Tari Kebyar Terompong, Tari Oleg Tamulilingan, Tari Manuk Rawa (Bali), Tari Karonsih (Jawa tengah), Tari Kipas, dan Tari Mainang Pulau Kampai (Sumatera).

Jenis-Jenis Tari Kreasi Baru

Tari kreasi memiliki keragaman dan keunikan yang tentu berbeda dengan kawasan Asia. Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di luar Nusantara (mancanegara).

Jenis tari kreasi dapat digolongkan menjadi dua seperti dikutip dalam modulSeni Budaya Kelas IX (2018):

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru, yaitu Tari Nandak Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari.

Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian dan tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik gamelan topeng dan properti tari, yaitu payung.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)

Tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias, dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru nontradisi, yaitu tari kontemporer.

Unsur-Unsur Pendukung Tari

Unsur-unsur pendukung dalam tari antara lain adalah iringan (musik), tata busana (kostum), tata rias, tempat, tata lampu, dan tata suara (sound). Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Iringan (Musik)

Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keberadaan musik di dalam tari memiliki tiga aspek dasar yang kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik.

2. Properti Tari

Properti merupakan semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnya dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat lebih sempurna.

3. Tata Rias dan Busana Tari Kreasi

Busana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yag berperan mendukung pertunjukan tari. Sementara itu, aksesori adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana (termasuk aksesori) atau hanya dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari telah terjadi.

4. Tempat Pentas

Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk-bentuk tempat pertunjukan (pentas), seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung proscenium.

5. Tata Lampu dan Tata Suara

Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan pertunjukan, khususnya tata lampu (lighting) dan tata suara (sound system). Tata lampu dan tata suara sebagai unsur pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan pergelaran.

Baca juga artikel terkait PRAKARYA atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom