Menuju konten utama
Layanan Pariwisata SMK

Contoh Perbedaan Budaya di Beberapa Negara

Apa saja contoh perbedaan budaya di beberapa negara? Simak penjelasannya dalam artikel Tirto berikut ini.

Contoh Perbedaan Budaya di Beberapa Negara
Ibu Iriana Joko Widodo (kedua kiri) bersama (dari kiri) Ibu Vandala Siphandone, Ibu Rebecca Sultana, Ibu Jodie Haydon, Ibu Pich Chanmony, Ibu Kishida Yuko, Ibu Wan Azizah Wan Ismail, dan Ibu Louise Araneta Marcos mengikuti rangkaian Spouse Program KTT ke-43 ASEAN 2023 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (6/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Dhoni Setiawan/aww.

tirto.id - Setiap negara memiliki budaya unik yang berbeda dari budaya negara lain. Perbedaan budaya di berbagai negara memengaruhi cara masyarakatnya dalam berperilaku.

Namun, apa yang menyebabkan perbedaan budaya? Ada beberapa faktor umum yang menyebabkan perbedaan budaya, mulai dari faktor sejarah, geografis, kepercayaan, dan sebagainya.

Faktor-faktor tersebut juga yang menjadi pemicu perbedaan budaya di Indonesia dengan negara lain. Lalu, apa saja contoh perbedaan budaya di berbagai negara?

Contoh perbedaan budaya bisa dilihat dari cara menyapa di Indonesia dengan di Brazil. Kedua negara ini terkenal dengan masyarakatnya yang senang bersosialisasi dan sangat ramah.

Masyarakat Indonesia biasa saling menyapa dengan berjabat tangan atau berpelukan. Sedangkan, di Brazil masyarakatnya saling menyapa dengan memeluk dan memberikan kecupan minimal sebanyak tiga kali di pipi.

Mengenal perbedaan budaya semacam ini penting untuk mempersiapkan diri hidup di lingkungan heterogen. Apalagi di era globalisasi di mana batas-batas antar negara semakin terdistorsi sehingga setiap orang bisa mengakses budaya yang berbeda.

Memahami perbedaan budaya satu sama lain langkah awal dalam membangun toleransi dan kerja sama antarbangsa.

Pengertian Perbedaan Budaya

Bapak Sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan menyebutkan bahwa budaya adalah hasil karya yang meliputi cipta dan rasa dari masyarakat. Budaya yang dianut seseorang dapat menentukan cara individu berperilaku dengan orang lain.

Sementara itu, menurut Mohammad Yusuf, dkk., dalam Buku Komunikasi Bisnis (2019) perbedaan budaya merujuk pada variasi cara bagaimana setiap kelompok masyarakat hidup dan saling berinteraksi.

Perbedaan budaya ini mencakup cara berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, cara makan, cara berpakaian, cara menyelesaikan masalah, dan sebagainya.

Perbedaan budaya dinilai para ahli berkembang secara alami. Kondisi ini dapat timbul karena berbagai faktor, seperti sejarah, geografi, dan hingga kepercayaan. Berikut ini merupakan hal-hal yang menyebabkan perbedaan budaya di berbagai negara:

    • Lingkungan fisik dan geografis berbeda antar negara
    • Keyakinan atau agama yang dianut masyarakat negara
    • Kehidupan sosial masyarakat negara
    • Sejarah masing-masing wilayah
    • Pengaruh kebudayaan asing, baik karena faktor kolonialisme, imperialisme, migrasi, dan sebagainya.

Contoh Perbedaan Budaya di Beberapa Negara

Perbedaan budaya di berbagai negara bisa diamati dari berbagai aspek, mulai dari bahasa, cara berkomunikasi, etika dasar, bahkan budaya kerja. Berikut ini beberapa contoh perbedaan budaya di berbagai negara:

1. Perbedaan budaya tepat waktu di Jerman dan AS

Jerman dan Amerika Serikat (AS) memiliki perbedaan budaya dari segi ketepatan waktu.

Menurut P.S.E Chairany S dan Prihatin Darsini dalam Dasar-Dasar Usaha Layanan Pariwisata (2022) orang Jerman sangat menjunjung tinggi ketepatan waktu.

Contohnya, apabila suatu rapat dijadwalkan pukul 15.00, maka setiap orang yang terlibat akan memulai rapat tepat jam 15.00. Rapat akan tetap berlangsung terlepas ada orang yang belum datang.

Seseorang yang terlambat diwajibkan untuk menghubungi atau menyampaikan pemberitahuan sebelumnya.

Sementara itu, di AS budaya tepat waktu lebih fleksibel. Orang-orang AS yang terlambat hanya perlu meminta maaf dan menyampaikan alasan mengapa mereka terlambat.

2. Perbedaan budaya makan di Korea Selatan dan Prancis

Contoh perbedaan budaya selanjutnya bisa dilihat dari budaya makan di Korea Selatan (Korsel) dan Prancis. Di Korea Selatan makan-makanan berkuah sambil menyeruput dan menimbulkan bunyi adalah hal yang wajar.

Sebaliknya, jika kebiasaan menyeruput dilakukan di Prancis, maka seseorang bisa dianggap tidak sopan. Orang Prancis sangat menjunjung tinggi etika dan kesopanan di meja makan.

Bunyi-bunyian seperti punyi menyeruput, gesekan sendok, dan pisau dianggap kurang sopan jika dilakukan oleh orang dewasa.

3. Perbedaan budaya tip di AS dan Jepang

Masyarakat AS terbiasa dengan budaya memberikan tip atau uang tambahan untuk para pekerja dan pelayanan di berbagai sektor. Budaya tip di AS bahkan cenderung memaksa.

Dikutip dari GoBankingRates, banyak kasus di mana pelanggan tidak memperoleh pelayanan seharusnya mereka terima karena tidak memberikan tip.

Di sisi lain, masyarakat Jepang tidak memberikan tip. Bahkan sebagian masyarakat Jepang masih menganggap bahwa memberikan tip bukanlah sesuatu yang sopan dan menghormati pekerjaan seseorang.

4. Perbedaan budaya tangan kiri di Indonesia dan Inggris

Masyarakat Indonesia menganggap bahwa tangan kiri bukanlah tangan yang baik untuk berinteraksi. Artinya, tangan kiri tidak boleh digunakan untuk makan, berjabat tangan, atau bahkan memberi barang kepada orang lain.

Tindakan ini dianggap kurang sopan dan tidak menghormati orang lain. Namun, tangan kiri tetap boleh digunakan bagi orang-orang yang sedang dalam kondisi tertentu seperti kidal.

Sebaliknya, di Inggris menyuap makanan dan memberi sesuatu menggunakan tangan kiri boleh dilakukan.

Hal ini karena orang Inggris terbiasa menggunakan tangan kanan untuk memegang pisau. Sementara itu, tangan kiri digunakan untuk memegang garpu dan menyuap makanan ke mulut.

5. Perbedaan budaya menyapa orang tua di Nigeria dan Indonesia

Perbedaan budaya menyapa di Nigeria dan Indonesia juga berbeda, khususnya pada orang yang lebih tua. Dikutip dari Localize, masyarakat Nigeria menyapa orang tua dengan cara berlutut atau bersujud.

Sementara itu, cara menyapa orang tua di Indonesia dilakukan dengan 'salim', yaitu mencium tangan orang tua. Baik cara menyapa orang tua di Nigeria maupun di Indonesia sama-sama menggambarkan sikap hormat dan menghargai orang yang lebih tua.

6. Perbedaan budaya berpakaian di Arab dan Brazil

Masyarakat Arab memiliki budaya berpakaian serba tertutup, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Jarang sekali masyarakat Arab, khususnya penduduk lokal bukan turis, menggunakan celana pendek atau pakaian ketat.

Mereka cenderung menggunakan pakaian serba tertutup dan lebar. Hal ini karena sebagian besar masyarakat Arab menganut agama Islam yang mengharuskan para pengikutnya menutup aurat.

Di sisi lain, cara berpakaian masyarakat Brazil lebih terbuka. Bahkan dikutip dari New York Times, jarang sekali masyarakat Brazil mengenakan pakaian lengan panjang di siang hari.

Selain karena faktor cuaca, cara berpakaian Brazil dipicu oleh budaya mereka yang harus percaya diri dengan tubuh mereka. Mereka juga menyukai warna-warna yang cerah dan tampil dengan mencolok.

7. Perbedaan budaya kebersihan di Singapura dan Prancis

Perbedaan budaya juga tampak dari kebersihan di Singapura dan Prancis. Masyarakat Singapura sangat ketat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Mereka terbiasa tidak membuang sampah di jalanan, meludah, membuang abu rokok, atau membiarkan hewan peliharaan buang air sembarangan.

Hal ini karena adanya aturan hukum di Singapura yang sangat ketat. Setiap orang yang membuang sampah akan dikenai denda tinggi bahkan penjara.

Sebaliknya, di Prancis membuang sampah di jalanan menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan area-area wisata seperti di sekitar Menara Eiffel atau Arc de Triomphe sering ditemui banyak kotoran hewan dan sampah berceceran.

Kondisi ini terjadi karena tidak ada aturan yang ketat bagi masyarakat setempat untuk membuang sampah sembarangan. Namun, menurut Euro News, sejak 2023 ini pemerintah Prancis akan menerapkan aturan yang lebih ketat bagi pemilik hewan peliharaan.

Otoritas setempat akan memberikan denda besar bagi setiap pemilik hewan peliharaan yang tidak memungut kotoran peliharaannya.

Pemerintah Prancis juga akan melacak DNA peliharaan lewat kotoran yang ditinggalkan agar bisa mendeteksi pemiliknya.

Baca juga artikel terkait KEBUDAYAAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno