tirto.id - Mendapatkan pahala malam Lailatul Qadar merupakan impian semua kaum muslim. Oleh karenanya, banyak umat Islam berbondong-bondong beribadah dan beriktikaf di masjid selama 10 hari terakhir Ramadan. Lantas, apa ciri-ciri orang yang mendapatkan Lailatulqadar?
Lailatulqadar atau Malam Kemuliaan merupakan salah satu malam paling istimewa di bulan Ramadan. Barangsiapa beribadah di Lailatulqadar, pahala yang didapatkan diumpamakan seperti mengerjakan amalan selama 1000 bulan pada waktu lain, bahkan lebih dari itu. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Qadr ayat 1-5 sebagai berikut:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Arab Latinnya:
Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i). Wa mā adrāka mā lailatul-qadr(i). Lailatul-qadri khairum min alfi syahr(in). Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla‘il-fajr(i).
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur’an] pada Lailatulqadara. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ [Jibril] dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah [malam] itu sampai terbit fajar,” (QS. Al-Qadr [94]: 1-5).Lailatulqadar juga memuat salah satu sejarah Islam.
Ramadan selalu terjadi saban tahun di bulan Ramadan. Kendati demikian, tidak ada yang mengetahui waktu tepat terjadinya Lailatulqadar. Rasulullah saw. hanya menyarankan kepada kaum muslim untuk beribadah di malam-malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Hal itu sesuai hadis riwayat Imam Bukhari sebagai berikut:
“Carilah Lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan,” (HR. Bukhari).
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Menyambut terjadinya Lailatulqadar, umat Islam dianjurkan mendirikan berbagai ibadah. Rasulullah saw. menganjurkan sekaligus memberikan teladan dengan memperbanyak ibadah, sebagaimana riwayat dari Aisyah ra. sebagai berikut:
“Rasulullah saw. bersungguh-sungguh [beribadah apabila telah masuk] malam kesepuluh [terakhir] yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lain,” (HR. Muslim).
Salah satu ibadah yang begitu dianjurkan menyambut Lailatulqadar adalah membaca Al-Qur’an. Sebab dalam sejarahnya, Allah Swt. pertama kali menurunkan Al-Qur’an dari lauhulmahfuz ke langit dunia (baitul izzah) di malam itu.
Kendati tidak ada yang mengetahui secara pasti, terdapat beberapa tanda-tanda alam terkait terjadinya Lailatulqadar. Pertama, langit malam Lailatulqadar begitu bersih, tidak mendung maupun berawan. Hawanya juga sejuk, tidak panas dan dingin, sebagaimana riwayat Abdullah bin Abbas sebagai berikut:
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda tentang [tanda-tanda] Lailatul Qadar [yaitu] malam yang mudah, indah, tidak [berhawa] panas atau dingin, matahari terbit [pada pagi harinya] dengan cahaya kemerahan [tidak terik],” (HR. Bukhari).
Kedua, fajar Lailatulqadar terasa sejuk. Matahari terbit dengan jelas, serta tidak mendung maupun menyilaukan sebagaimana riwayat Ubay bin Ka’ab, ia berkata sebagai berikut:
“Lailatul Qadar itu adalah malam ketika Rasulullah memerintahkan kami untuk menegakkan salat di dalamnya, malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke-27 [dari bulan Ramadan]. Tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang terik menyilaukan,” (HR. Muslim).
Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar
Terdapat beberapa tanda seseorang mendapatkan Lailatulqadar. Quraish Shihab dalam bukuMembumikan Al-Qur’an menyebutkan tanda pertama adalah seorang muslim tersebut senantiasa berbuat baik selama Ramadan. Kedua, ibadahnya meningkat bahkan setelah Ramadan berakhir.
Ketiga, hati dan perilaku seorang muslim penuh dengan kedamaian. Seseorang yang mendapatkan Lailatulqadar dirinya damai serta tidak berselisih dengan orang lain.
Kemudian, Imam Sakroni juga berpendapat bahwa orang yang mendapatkan Lailatulqadar akan memiliki rikkatul qalbi, hati yang lembut sehingga ketaatannya kepada Allah Swt. bertambah. Dampak lebih lanjut adalah ibadah meningkat serta menjauhi larangan-larangan syariat.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin