Menuju konten utama

Cina Bebaskan 2.000 Etnis Kazakh dari Xinjiang

2.000 etnis Kazakh dibebaskan untuk menjadi warga negara Kazakhstan.

Cina Bebaskan 2.000 Etnis Kazakh dari Xinjiang
Salah satu kamp interniran di wilayah Xinjiang, diperkirakan 1 juta Muslim ditahan di lokasi itu. AP Photo/Ng Han Guan

tirto.id - Cina membebaskan 2.000 etnis Kazakh untuk meninggalkan sekaligus melepas kewarganegaraan Cina mereka.

AP News melaporkan, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan dalam tanggapan email-nya kepada media mengonfirmasi pada bulan Desember bahwa Cina menyetujui untuk membebaskan 2.000 lebih etnis Kazakh.

Email itu tidak secara terperinci menjelaskan siapa saja yang diperbolehkan pergi dan apa alasannya. Hanya menyatakan orang-orang yang diizinkan untuk mengajukan kewarganegaraan dan tinggal permanen di Kazakhstan, negara yang berpenduduk sekitar 18 juta tersebut—setelah kedatangan mereka di Kazakhstan.

PBB mengatakan pada Agustus terdapat sekitar satu juta Muslim dari Xinjiang termasuk etnis Kazakh, Kirgiztan, dan Uighur ditahan di kamp tahanan Cina. Penahanan etnis Kazakh di kamp-kamp tawanan telah menjadi masalah yang sensitif di Kazakhstan.

Orang-orang Kazakh kehilangan kontak dengan kerabat di Xinjiang. Banyak yang mulai menulis surat dan menghadiri konferensi pers, berharap publisitas yang lebih besar akan membantu membawa orang yang mereka cintai pulang ke Kazakhstan.

Menurut aktivis, tekanan mulai meningkat, menyusul berita-berita pers internasional tentang stigma yang terjadi di kamp-kamp Xinjiang. Mantan tahanan mengatakan mereka dipaksa untuk meninggalkan budaya dan kepercayaan mereka dan menjadi sasaran indoktrinasi politik.

Serikzhan Bilash, kepala kelompok advokasi Atajurt kerap menyampaikan keadaan buruk yang dialami etnis Kazakh. Namun langkahnya itu sempat dihalangi pemerintah dan ia diberi peringatan. Namun peringatan itu telah dicabut.

Bulan lalu, dia bahkan diundang ke acara bincang-bincang populer Kazakh selama satu jam, yang menunjukkan meningkatnya toleransi atas publikasinya terhadap keadaan buruk yang dialami warga Kazakh yang ditahan.

“Saya mengatakan bahwa pejabat Cina berbahaya bagi Asia Tengah, khususnya Kazakhstan,” kata Bilash. “Mereka mulai menerima pendapat saya sekarang.”

Aktivis lainnya, Gene Bunin, mengatakan upaya Cina tersebut sebagai upaya Cina untuk meredakan ketegangan. Mereka yang diizinkan kembali sejauh ini sebagian besar adalah orang-orang yang memiliki pasangan atau anak yang lahir di Kazakhstan.

Dalam beberapa tahun terakhir, orang Kazakh kelahiran Cina di Kazakhstan sudah mulai mendengar bahwa kerabat mereka di Xinjiang dibebaskan dari kamp. Kegembiraan mereka berubah menjadi kecemasan karena sebagian besar kerabat tetap di Xinjiang dalam keadaan tidak jelas.

Kisah Etnis Kazakh di Xinjiang

Melansir laporan Japan Times tertanggal 3 Oktober 2018 lalu menyebutkan ada sekitar 1,5 juta etnis Kazakh tinggal di Xinjiang yang menjadi tempat ketegangan beberapa etnis.

Salah satu etnis Kazakh bernama Kaliolla (34) mengatakan telah kehilangan kontak dengan ibu, bapak, dan dua adik lelakinya. Mereka diyakini ditahan di salah satu kamp.

"Apa yang mereka lakukan kepada orang-orang di sana, terutama kepada orang tua saya, adalah ilegal," katanya. “Mereka bukan ternak, tetapi orang dengan hak. Kedua orang tua saya sudah lanjut usia dan dalam kondisi sakit,” lanjut Kaliolla seperti dikutip Japan Times.

Menteri Luar Negeri Kazakhstan Kairat Abdrakhmanov mengatakan pada Agustus bahwa negaranya sedang bedialog dengan Cina mengenai hampir 700 kasus warga Kazakh yang tidak dapat meninggalkan Cina.

Aidos Sarym, pakar politik yang berbasis di Almaty mengatakan, kondisi pembebasan ini sangat tergantung kemurahan ekonomi Cina. Sebab Cina dan Kazakhstan menjadi mitra penting dalam perdagangan dan infrastruktur. Negara Asia Tengah yang kaya minyak itu berada di posisi yang buruk untuk mengajukan tuntutan pada Cina.

“Pengaruh Kazahkstan terhadap Cina sangat menyedihkan,” kata Aidos. “Jika Cina tidak tunduk pada Uni Eropa dan Amerika Serikat, apa yang bisa kita katakan tentang Kazakhstan?” tanyanya.

Di sisi lain, otoritas Cina telah meluncurkan kampanye pengawasan di Xinjiang.

Baca juga artikel terkait MUSLIM UIGHUR atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora