Menuju konten utama

Cerita Mereka yang Gagal Nikmati Flash Sale 9 Tokopedia

Tokopedia diminta lebih ketat mengawasi integritas karyawannya dalam bekerja.

Cerita Mereka yang Gagal Nikmati Flash Sale 9 Tokopedia
Ilustrasi perempuan yang menggunakan aplikasi belanja digital secara mobile. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tiga hari yang lalu Tokopedia melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap beberapa karyawannya. Sebab berdasarkan audit internal Tokopedia, mereka dianggal gagal menjaga integritas dalam program “Flash Sale Spesial 9”.

Flash Sale merupakan agenda diskon beberapa barang yang dilakukan jam 9 pagi dan 21.00 malam. Produk yang ditawarkan mulai dari smartphone, action camera, console game, hingga air conditioner (AC). Varian harganya miring dimulai dari Rp9000.

Sistemnya setiap pelanggan harus berebut diskon selama persediaan barang masih ada. Promosi selama tiga hari dari 15 Agustus hingga 17 Agustus itu berhubungan dengan sembilan tahun peringatan berdirinya Tokopedia.

Tapi ketika program diskon itu dimulai, muncul komplain dari para pelanggan. Salah satunya Ibrahim Tarigan. Saat melihat persediaan bluetooth speaker masih ada, tak sampai satu menit, dia cekatan memasukkan barang itu ke keranjang belajanya.

“Begitu sampai [tahapan] checkout, tahu-tahu barang sudah habis,” keluh Ibrahim kepada reporter Tirto, Senin (27/8/2018).

Setelah gagal mendapatkan bluetooth speaker, Ibrahim sempat mencoba untuk membeli barang lain, yakni mie samyang. Rupanya untuk barang seperti mie samyang sekalipun, Ibrahim juga gagal mendapatkannya.

“Begitu checkout ternyata sudah habis juga. Setelah kejadian itu, saya mantengin di Twitter saja dan ternyata nggak cuma saya yang mengalami hal tersebut,” ujarnya.

Rupanya Ibrahim tak sendiri. Ada juga Hilda Randini yang mengaku gagal mendapatkan barang yang diinginkan saat program Flash Sale Tokopedia. Awalnya Hilda mengincar barang elektronik seharga Rp999 ribu, tapi gagal di tahap checkout atau pembayaran.

Tak putus asa, Hilda mencoba untuk membeli barang berupa mainan seharga Rp9 ribu. Dia gagal lagi. Padahal ia melakukan transaksi dengan uang elektronik buatan Tokopedia, yakni Tokocash. Meski begitu, stok mainan tersebut ternyata masih terus tersedia di laman Flash Sale Tokopedia.

“Kalau udah gagal ya sudah, memang bukan rezekinya. Saya mengiranya memang saingan dengan konsumen di seluruh Indonesia dan tidak berprasangka buruk ke karyawan Tokopedia,” jelas Hilda kepada reporter Tirto, Senin (27/8/2018).

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merespons keluhan para konsumen yang berebut Flash Sale Tokopedia. Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi pemecatan karyawan Tokopedia yang diduga mencurangi Flash Sale, tak cukup mengobati kecewa para konsumen.

YLKI menuntut agar Tokopedia mengadakan kembali program serupa Flash Sale. Tentu sebagai bentuk kompensasi kepada masyarakat yang dirugikan.

“Saya kira Tokopedia harus menciptakan momen serupa dengan pengawasan yang lebih ketat sehingga tidak ada kecurangan. Karena adanya fraud itu mengganggu kenyamanan konsumen,” ucap Tulus kepada reporter Tirto, Senin (27/8/2018).

Tulus mengaku ada berbagai keluhan yang diadukan ke YLKI terkait dengan e-commerce. Jumlahnya sekitar 16 persen dari total aduan yang ada. Aduan itu kebanyakan muncul ketika terdapat diskon besar-besaran.

“Pengaduan meningkat karena ada dugaan, jangan-jangan ada permainan curang,” ungkap Tulus.

Gagal Menjaga Integritas

Tokopedia membenarkan telah memecat sejumlah karyawannya yang dinilai gagal menjaga integritas. Langkah tersebut diambil Tokopedia sebagai bentuk penindakan yang mengacu pada kebijakan perusahaan.

Para karyawan yang dipecat itu disinyalir telah melakukan penipuan saat kampanye Flash Sale pada 15-17 Agustus 2018 lalu. Aksi fraud yang dilakukan lantas membuat para konsumen tidak bisa membeli barang-barang murah yang dijual selama Flash Sale dengan cara yang adil.

Kendati demikian, Head of Corporate Communication Tokopedia, Priscilla Anais menampik apabila pemecatan itu dikaitkan dengan fraud saat Flash Sale.

“Tidak benar, namun kami memang mengeluarkan beberapa karyawan yang gagal menjaga integritas,” kata Priscilla melalui pesan singkat kepada Tirto pada Senin (27/8/2018).

Lebih lanjut, Priscilla menegaskan pemecatan itu merupakan sanksi tegas serta bukti bahwa Tokopedia tidak memberikan ruang toleransi bagi karyawannya yang menyalahgunakan serta gagal menjaga integritas.

Baca juga artikel terkait TOKOPEDIA atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dieqy Hasbi Widhana