Menuju konten utama
Kultum Ramadhan 2023 Singkat

Ceramah Singkat Ramadhan 2023: Kisah Perang Badar dan Hikmahnya

Ceramah singkat Ramadhan 2023 dapat menyampaikan tentang kisah Perang Badar dan hikmahnya.

Ceramah Singkat Ramadhan 2023: Kisah Perang Badar dan Hikmahnya
Ilustrasi Kultum. foto/IStockphtho

tirto.id - Ceramah singkat Ramadhan 2023 kali ini akan menyampaikan tentang kisah Perang Badar dan hikmahnya bagi umat muslim.

Perang Badar menjadi salah satu momentum penting bagi perkembangan dakwah Islam di zaman Nabi Muhammad. Saat itu, pasukan muslim harus menghadapi pasukan kafir Quraisy dengan komposisi pasukan yang tidak setara. Pasukan muslim berjumlah 313 orang melawan 1.000 orang pasukan kafir.

Bukannya mundur, pasukan muslim tetap maju menuju ke Lembah Badar untuk melawan pasukan Quraisy. Atas izin Allah, peperangan mampu dimenangkan pasukan muslim.Inilah yang kemudian menjadikan posisi umat Islam saat itu menjadi diperhitungkan setelah sekian lama ditindas.

Kisah dan hikmah Perang Badar tersebut masih membekas hingga kini sebagai sejarah tak terlupakan. Kisah singkat peperangan tersebut tersaji dalam materi kultum di bawah ini.

Ceramah Singkat Ramadhan tentang Kisah Perang Badar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

(Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du)

Alhamdulillah. Segala bentuk pujian hanyalah bagi Allah subhanahu wa ta'ala. Karena dengan kuasa Allah, kita masih disatukan dalam iman dan bersama-sama beribadah untuk-Nya dengan menghadiri majelis kultum kali ini.

Salam dan selawat semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Atas usaha dakwah beliau, saat ini kita bisa merasakan manisnya keimanan dalam berislam. Keselamatan juga semoga diberikan oleh Allah kepada keluarga beliau, sahabatnya, dan seluruh umat Islam di seluruh dunia hingga datangnya Hari Akhir.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Di masa lalu, Nabi Muhammad beserta sahabatnya pernah merasakan masa genting saat menjalankan puasa Ramadan. Tepatnya pada 17 Ramadan 2 hijriah atau bertepatan dengan 13 Maret 624 masehi, terjadi peperangan sengit di Lembah Badar. Kaum muslim saat itu harus menghadapi kafir Quraisy yang melawan, dengan posisi kekuatan militer tidak seimbang.

Umat Islam saat itu hanya punya 313 orang. Di pihak lawan, sekira 1.000 orang kafir Quraisy juga sudah siap menggempur pasukan muslim. Perbandingan kekuatan militer saat itu sangat bertolak belakang.

Pasukan muslim sebanyak 313 orang dilengkapi dengan 8 pedang, 6 baju perang, 70 unta, dan 2 kuda. Di pihak kaum kafir Quraisy telah disiapkan 1000 orang yang lengkap dengan 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda. Dalam keadaan seperti itu, secara logika, peluang umat muslim untuk memenangkan peperangan sangat tipis.

Namun, apakah pasukan muslim memutuskan mundur? Tidak. Dengan semangat ketauhidan di dada mereka, pasukan muslim tetap maju ke Perang Badar.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Saat itu, Nabi Muhammad menempatkan pasukan muslim di sumur yang berdekatan dengan area pasukan Quraisy. Atas saran dari Al Hubab ibn Al Mundzir, sumur lain pun diblokir atau dihancurkan. Alhasil, pasukan kafir Quraisy kesulitan mengakses air.

Kala kedua pasukan bertemu, pertarungan pertama dilakukan duel antara Hamzah bin Abdul Muthalib melawan Al Aswad bin Abdul Asad Al Makhzumi. Duel ini dimenangkan oleh Hamzah. Duel lanjutan pun dilakukan. Pihak kafir Quraisy meminta lawan dari kaum Muhajirin ketimbang Anshar, untuk menghindari permusuhan dengan Anshar.

Ali bin Abi Thalib lantas duel melawan Ubaidah bin al-Harits. Hasilnya, Ali yang menang. Setelah beberapa duel berlangsung, akhirnya perang berubah menjadi hujan panah.

Singkat cerita, peperangan itu akhirnya dimenangkan oleh pasukan muslim. Nabi Muhammad dengan cermat menerapkan strategi perang dengan satu komando. Di sisi lain, pasukan Quraisy menerapkan gaya perang Arab lama, melalui seruan beraturan dan setiap pemimpin mengendalikannya pasukan masing-masing.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Keajaiban akhirnya datang berkat pertolongan Allah. Jumlah korban tewas dari pasukan Quraisy mencapai 70 orang dan 70 orang lainnya ditawan. Sementara itu, jumlah pasukan muslim yang meninggal dalam kesyahidan sebanyak 14 orang.

Salah satu korban tewas dari pasukan Quraisy adalah Amr bin Hisyam (Abu Jahal) yang tidak lain paman Nabi Muhammad. Salah satu pembesar kaum Quraisy penentang dakwah Islam tersebut takluk di pedang milik dua pemuda bernama Mu'adz Ibnu Amr Ibnu Al Jamuh dan Mua'adz bin Afra.

Hikmah dari Perang Badar yaitu mengajarkan kita untuk senantiasa meletakkan ketauhidan dalam posisi tertinggi. Orang yang memiliki keimanan kuat akan memastikan diri untuk meyakini bahwa pertolongan dalam berbagai masalah sesungguhnya dari Allah dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Selain itu, setelah kemenangan atas Perang Badar, kaum muslimin menjadi diperhitungkan sebagai kekuatan baru. Pengaruhnya semakin luas dirasakan hingga ke dunia Arab.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Demikian kultum yang disampaikan. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan kepada kita agar senantiasa tetap berada di jalan Islam yang benar.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم , فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

(Aqulu qawli hadza wa astaghfirallahi li walakum, fastaghfiruh innah hu huwal ghafur rahim)

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof