tirto.id - Selama ini cara paling umum yang dipahami banyak orang untuk mendapatkan vitamin D adalah dengan berjemur.
Karenanya, banyak orang kebablasan berlama-lama mengambil manfaat sinar matahari. Padahal tanpa perhitungan tepat, berjemur justru bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
Sejak pertengahan abad ke-19, sinar matahari dipercaya memberi efek terapeutik untuk mengatasi kelainan tulang akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfat.
Hingga kini sebagian orang masih mempercayai teori usang tersebut. Padahal fenomena berjemur pernah menjadi faktor peningkatan kejadian kanker kulit di tahun 1940, dan berlanjut menjadi epidemi pada tahun 1970.
“Terpapar sinar matahari langsung di siang hari bisa membuat proses penuaan berjalan lebih cepat dan memicu kanker kulit,” ungkap dokter spesialis kulit dan kelamin dari Skin & Aesthetic Clinic RS Pondok Indah, Puri Indah Susie Rendra kepada Tirto.
Apalagi, lanjutnya, bagi kelompok kulit sensitif, berjemur, walaupun cuma sebentar bisa memicu sejumlah kondisi buruk pada kulit mereka seperti ruam dan gatal.
Menurut Susie, jika ingin memetik manfaat vitamin D dari matahari tanpa mendapat efek negatif, maka kita hanya perlu paparan radiasi ultraviolet B (UVB) tingkat rendah.
Jumlah paparannya sekitar 20 persen dari luas permukaan kulit selama 5-30 menit, tergantung waktu, musim, garis lintang, dan pigmentasi kulit antara pukul 10 pagi dan 4 sore, sebanyak 2 kali sehari.
Karena tidak diketahui secara pasti berapa paparan UV yang masuk ke kulit, maka Susie memberikan alternatif solusi, yakni mengonsumsi suplemen.
“Orang mengira yang alami lebih baik, padahal kita tidak bisa mengukur secara pasti kadar vitamin D dari berjemur, sementara suplemen sudah ada takarannya,” jelas Susie.
Ia bahkan tetap menganjurkan konsumsi suplemen vitamin D3 meski sudah berjemur.
Seturut beberapa penelitian yang dirangkum WebMD, konsumsi vitamin D harian yang direkomendasikan untuk usia 1-70 tahun adalah 600 IU dan 800 IU untuk usia 71 tahun.
Sementara untuk bayi usia 0-12 bulan, asupan harian yang dianjurkan adalah 400 IU.
Ketika diminta memilih antara berjemur atau mengonsumsi suplemen, Susie berkata, tak ada yang lebih superior asalkan kadar vitamin D dalam tubuh terpenuhi.
Bahkan sumber vitamin D tak melulu dari sinar matahari atau suplemen, tapi bisa didapat dari pangan seperti ikan, telur, atau hati sapi.
Namun American Cancer Society menyebut, dengan mengurangi paparan sinar matahari ke kulit maka ada lebih dari 5 juta kasus kanker kulit dapat dicegah.
Editor: Dhita Koesno