tirto.id - Virus adalah agen patogen yang mempunyai ukuran tubuh sangat kecil dengan diameter berkisar antara 20-400 nanometer (nm). Berbeda dengan bakteri yang memiliki dua jenis asam nukleat, virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat yaitu, DNA atau RNA.
Salah satu kesamaan virus dengan makhluk hidup lainnya adalah kemampuan virus bereproduksi. Proses virus memperbanyak diri atau bereproduksi disebut juga dengan istilah replikasi. Sebabnya, cara virus berkembang biak atau bereproduksi adalah dengan replikasi (perbanyakan diri) di dalam sel inang.
Virus disebut makhluk hidup yang bersifat parasit obligat intraseluler karena ia membutuhkan sel inang dalam melangsungkan hidupnya dan bereproduksi. Keberhasilan virus dalam berkembang biak bergantung pada jenisnya dan kondisi ketahanan sel inang.
Virus memiliki struktur tubuh bagian luar berupa protein reseptor yang berfungsi buat penempelan di bagian tubuh sel inang. Berkat sel inang itu, virus memperoleh energi dan bahan untuk sintesis protein yang membantunya bereproduksi (memperbanyak diri).
Dalam kasus infeksi Covid-19, sebagai contoh, sel tubuh manusia dan beberapa jenis hewan dapat menjadi inang bagi virus corona. Penularan dan penyebaran Covid-19 pada kenyataannya menjadi sarana bagi virus corona untuk melangsungkan hidup dan berkembang biak.
Terdapat dua jenis cara replikasi virus, yakni siklus litik dan lisogenik. Sebelum memahami proses replikasi virus dengan siklus litik dan lisogenik, ada baiknya mengetahui ciri-ciri virus lebih dulu.
Ciri-ciri Virus sebagai Makhluk Hidup dan Penjelasannya
Virus pada dasarnya memiliki ciri-ciri seperti makhluk hidup lainnya karena mampu memperbanyak diri. Namun, virus juga bisa dianggap bukan bagian kelompok mahluk hidup karena tidak memiliki organel-organel seperti sel hidup.
Mengutip penjelasan dalam Modul Biologi Kelas X, setidaknya terdapat 3 ciri virus sebagai makhluk hidup.
Pertama, virus membutuhkan asam nukelat untuk bereproduksi atau memperbanyak dirinya. Satu partikel virus yang lengkap disebut virion. Adapun virion tersusun atas asam nukleat dan coat yang disebut kapsid (tersusun atas subunit protein identik yang disebut kapsomer).
Bagi virus, asam nukleat berperan penting dalam proses replikasi atau memperbanyak diri dalam sel inangnya. Tanpa asam nukleat, virus tidak akan bisa menjalankan perintah penyusunan partikel secara lengkap.
Kedua, virus berupa partikel lengkap disebut virion yang mengandung DNA atau RNA saja. Karena itu, berdasarkan pada jenis asam nukleat penyusunnya, virus bisa dibedakan menjadi 2 kelompok utama, yaitu virus DNA dan virus RNA.
Perbedaan utama virus DNA dan virus RNA ada pada jenis asam nukleat yang dikandungnya. Virus DNA memiliki jenis asam nukleat berupa asam deoksiribonukleat (DNA). Adapun virus RNA adalah jenis virus yang memiliki asam nukleat berupa asam ribonukleat (RNA).
Ketiga, virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel). Tidak seperti organisme hidup lainnya, virus tidak memiliki dinding sel, membrane sel, sitoplasma, inti sel, serta organel sel lainnya.
Cara Reproduksi Virus secara Litik dan Tahapannya
Cara reproduksi virus melalui siklus litik bisa terjadi jika sel inang memiliki ketahanan yang lemah. Maka itu, pengertian siklus litik adalah jenis proses replikasi virus yang disertai matinya sel inang setelah terbentuk anakan virus baru
Pada siklus litik, replikasi virus dimulai dari tahap pelekatannya di sel inang. Lalu, tahap penetrasi asam nukleat virus ke dalam sel inang terjadi.
Proses itu kemudian dilanjutkan dengan asam nukleat virus menstimulus sel inang agar melakukan sintesis asam nukleat untuk dirakit jadi komponen virus baru. Proses siklus litik diakhiri dengan sel inang yang pecah dan mengeluarkan banyak virus baru.
Seluruh tahapan dalam siklus litik berlangsung dengan cepat. Dapat dirumuskan bahwa terdapat 5 tahapan reproduksi virus di siklus litik, yakni adsorpsi, penetrasi, sintesis (eklifase), pematangan, dan lisis. Berikut ini penjelasan tentang masing-masing tahapan siklus litik tersebut.
1. Tahap Penempelan atau Adsorpsi
Tahap ini merupakan tahap penempelan receptor binding protein virus dengan reseptor permukaan sel inang. Setiap virus biasanya mempunyai molekul receptor berbeda-beda, seperti protein untuk Picornavirus atau Orthomyxovirus. Tahap Adsorpsi juga biasa disebut sebagai proses infeksi.
2. Tahap Penetrasi
Di tahap penetrasi, selubung ekor virus berkontraksi untuk membuat lubang dengan menembus dinding dan membrane sel inang. Saat tahap ini terjadi, virus akan mentransfer materi genetiknya (asam nukleat) melalui lubang tersebut, sehingga kapsid virus menjadi kosong.
3. Tahap Sintesis (Eklifase)
Dalam tahap ini terjadi pembentukan asam nukleat (salinan genom) beserta komponen-komponen virus dengan cara menghidrolisis DNA sel inang.
4. Tahap Pematangan
Ketika memasuki tahapan ini, dengan menggunakan asam nukleat dan protein, terjadi perakitan partikel-partikel virus untuk membentuk banyak virion baru.
5. Tahap Lisis
Di tahapan Lisis, terjadi pemecahan dinding sel menggunakan bantuan enzim lisozim dengan cara merusaknya. Dengan begitu, virus baru akan keluar dan menyerang sel inang.
Cara Reproduksi Virus secara Lisogenik dan Tahapannya
Berbeda dengan siklus litik, siklus lisogenik terjadi jika sel inang memiliki ketahanan yang tinggi dibandingkan daya infeksi virus.
Akibatnya, sel inang tidak segera pecah, bahkan dapat bereproduksi (membelah) dengan normal. Dalam siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi tidak menghancurkan sel inang.
Tahapan-tahapan replikasi virus dalam siklus (daur) lisogenik ialah adsorpsi dan infeksi, penetrasi, penggabungan, pembelahan, serta sintesis. Berikut penjelasan ringkasnya.
1. Tahap Penempelan atau Adsorpsi
Dalam tahap adsorpsi dan infeksi ini, virion akan menempel pada reseptor spesifik permukaan sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya.
2. Tahap Penetrasi
Di tahap penetrasi ini, virus akan menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).
3. Tahap Penggabungan
Saat tahap penggabungan terjadi, materi genetik virus bergabung dengan (sel inang) membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada pada fase tidak aktif, tapi ada sedikitnya satu gen yang selalu aktif.
Gen aktif tersebut berfungsi mengkode protein reseptor. Protein reseptor berfungsi menjaga agar gen-gen profag tidak aktif.
4. Tahap Pembelahan
Jika sel inang membelah, setiap anakannya akan mewarisi profag. Profag dapat diinduksi menjadi aktif, sehingga mengakibatkan terjadinya daur (siklus) lisogenik dalam proses replikasi virus.
5. Tahap Sintesis
Replikasi virus secara lisogenik pada akhirnya memasuki tahap sintesis. Di tahap ini, profag akan aktif dan keluar dari kromosom sel inang sehingga DNA sel inang hancur. Kemudian, terjadi fase replikasi DNA bakteriofag, sintesis bagian-bagian tubuh virus, dan seterusnya seperti di daur litik.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Addi M Idhom