tirto.id - Meghan Markle, wanita yang pernah bergelar Duchess of Sussex mengungkapkan bahwa dia hamil anak keduanya. Sayangnya, ia mengalami keguguran pada Juli 2020, demikian diwartakan The Los Angeles Times.
Rasa kehilangan akibat keguguran itu sempat diungkapkan Meghan Markle di New York Times. Dia menulis merasakan kram parah saat mengganti popok anak pertamanya, Archie Harrison Mountbatten-Windsor.
"Aku jatuh ke lantai. Archie dalam pelukanku, menyenandungkan lagu pengantar tidur untuk membuat kami berdua tetap tenang, sangat kontras dengan perasaanku yang deg-degan dan berpikir ada sesuatu yang tidak beres yaitu kemungkinan besar kehilangan anak keduaku," tulis Meghan Markle.
Meghan Markle juga mengungkapkan rasa kecewa, patah hati hingga hancur setelah kehilangan janin di kandungannya. Perasaan itu juga dialami oleh suaminya, Pangeran Harry.
"Aku berbaring di ranjang rumah sakit, menggandeng tangan suamiku. Aku merasakan kelembutan di telapak tangannya dan mencium buku jarinya yang basah karena kedua air mata kami. Menatap dinding putih yang dingin, mataku berkaca-kaca. Aku mencoba membayangkan bagaimana kami bisa sembuh," tulisnya.
"Kehilangan anak berarti menjadi kesedihan tak tertahankan, dialami oleh banyak orang. Namun hanya sedikit orang yang ingin membicarakannya. Hanya 10 persen wanita yang ingin membahasnya menurut American College of Obstetricians and Gynecologists," tambahnya.
"Terlepas dari kesamaan rasa sakit yang mengejutkan ini, percakapan mengenai kehilangan calon anak tetap tabu, penuh dengan rasa malu (yang tidak beralasan), dan membuat rasa berkabung jadi lebih besar," tulis Meghan.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Sembuhkan Mental Usai Keguguran?
Dilansir dari American Pregnancy, ada beberapa hal yang harus dilakukan perempuan yang mengalami keguguran untuk bisa move on.
- Ekspresikan Emosi
Keguguran ibarat kehilangan orang yang dicintai, yang disertai dengan berbagai emosi mulai dari kesedihan hingga keputusasaan. Namun, tidak seperti jenis kematian lainnya, keguguran dapat menyebabkan jenis kemarahan yang berbeda. Misalnya, marah dan iri karena perempuan lain yang tengah hamil berjalan lancar. Penting bagi Anda untuk mengungkapkan semua perasaan, proses berduka adalah hal yang wajar.
- Minta Bantuan Orang yang Dekat
Saat berduka akibat keguguran, jangan ragu meminta bantuan orang di sekitar, seperti suami, keluarga atau sahabat. Minta mereka bersabar untuk menjadi teman curhat. Atau bisa juga menjadi penguat di kala merasa sangat terpukul dan tertekan akibat kehilangan calon bayi.
- Dekatkan Diri dengan Tuhan
Tak hanya kepada sesama manusia, saat kondisi ini bisa juga membuat diri jadi lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa (YME). Jangan lupa juga bertanya mengenai kondisi ini dilihat dari sisi religius. Dengan begitu, rasa tenang bisa didapatkan.
Siklus Menstruasi Setelah Keguguran
Setelah keguguran, siklus bulanan mungkin terlihat berbeda dari biasanya, diwartakan Parenting.com. Misalnya, mengalami pendarahan yang lebih berat, tidak teratur, atau bercak.
Namun, menstruasi akan kembali normal sekitar dua bulan setelah keguguran. Dr. Zev Williams, MD, Ph.D., direktur Program Kehilangan Kehamilan Dini di New York, Amerika Serikat, menjelaskan, itu merupakan proses yang dibutuhkan uterus untuk kembali ke keadaan semula, dan untuk menurunkan kadar hormon kehamilan.
Berhubungan Seks Setelah Keguguran
Jika mengalami keguguran alami, hubungan seks dapat dilakukan setelah sekitar dua minggu, di bawah pengawasan dokter.
Angela Chaudhari, MD, ahli bedah ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg di Chicago, Illinois, mengingatkan bagi wanita yang mengalami keguguran dan harus melewati proses tindakan medis serta menunggu lebih lama untuk berhubungan seks setelah keguguran.
Penulis: Desika Pemita
Editor: Dhita Koesno