tirto.id - Seni kuku atau yang lebih dikenal sebagai nail art, telah menjadi salah satu seni yang tak lekang oleh waktu dalam industri kecantikan. Saat ini, nail art tidak hanya menjadi cara untuk mempercantik kuku, tetapi juga menjadi sarana ekspresi diri yang populer.
Namun, di balik keindahan dan kreativitasnya, penting untuk dipahami bahwa proses aplikasi dan penghapusan nail art tidak selalu tanpa risiko. Dikutip dari situs Herpers Bazaar, nail art dapat merusak kuku bukan karena desainnya, melainkan cenderung pada proses aplikasi dan penghapusannya.
Proses pemasangan bahan-bahan dekoratif seperti cat kuku, stiker, atau hiasan lainnya bisa mengakibatkan kerusakan pada kuku jika dilakukan dengan tidak hati-hati. Penggunaan bahan kimia yang keras atau perekat yang kuat untuk menempelkan dekorasi bisa merusak struktur alami kuku.
Selain itu, proses penghapusan nail art yang kurang hati-hati juga dapat menyebabkan kerusakan, terutama jika menggunakan bahan kimia atau teknik pengikisan yang agresif.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebenarnya bagaimana tanda-tanda kuku mulai rusak? Untuk memahaminya simak penjelasan berikut, termasuk penjelasan mengenai tips merawat kuku yang sering di-nail art agar tetap sehat.
Tanda-Tanda Kuku Mulai Rusak
Tanda-tanda kuku rusak, termasuk akibat terlalu sering menggunakan nail art, diantaranya adalah terjadi perubahan warna kuku, kuku terlepas dari tempatnya, hingga kuku menjadi rapuh. Dilansir dari situs Better Health, berikut ini tanda-tanda kuku mulai rusak.
1. Perubahan warna kuku
Kuku yang sehat biasanya berwarna merah muda, sedangkan kuku yang mengalami perubahan warna bisa menjadi tanda kuku mengalami masalah.Penyebab umum perubahan warna pada kuku meliputi penggunaan kuteks, nikotin dari merokok, zat pewarna rambut, infeksi tertentu, cedera pada dasar kuku, dan beberapa jenis obat-obatan.
2. Kuku terlepas
Jika kuku terangkat dari tempatnya, biasanya akan terlihat berwarna putih. Penyebab umumnya termasuk pembersihan kuku yang berlebihan, penggunaan kuteks yang mengandung bahan pengeras seperti formalin, atau infeksi seperti psoriasis atau jamur.3. Penebalan kuku
Kondisi ini lebih sering terjadi pada kuku kaki daripada kuku tangan, terutama pada orang tua. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari infeksi jamur, kecelakaan, sirkulasi darah yang buruk, hingga psoriasis.4. Kuku bergelombang
Kuku bergelombang adalah tanda masalah pada kuku yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan terkait usia, cedera pada dasar kuku, atau perhatian berlebihan pada kutikula dapat menyebabkan terjadinya garis-garis bergelombang pada kuku.5. Kuku pecah atau terkelupas
Pada kondisi ini, kuku pecah atau terkelupas saat tumbuh dari dasar kuku. Penyebab umumnya adalah seringnya tangan terpapar air, penggunaan dan penghapusan kuteks secara teratur, atau kebiasaan seperti mengetuk-ngetuk jari secara berulang.6. Kuku rapuh
Kuku rapuh adalah tanda kerusakan pada kuku yang dapat disebabkan oleh trauma, seperti cedera hebat atau kebiasaan menggigit kuku. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan kuku yang tidak normal, seperti menjadi lebih tebal atau berlekuk.Cara Merawat Kuku
Bila kuku menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat terlalu sering melakukan nail art, Anda tidak perlu terlalu cemas. Kerusakan pada kuku yang tidak parah seringkali dapat diperbaiki.
Tips merawat kuku termasuk cara merawat kuku panjang yang sering di-nail art agar tetap sehat adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang lembut atau tidak keras untuk melakukan nail art. Selain itu, bila kuku telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan sebaiknya hentikan melakukan nail art untuk sementara waktu.
Lebih lanjut dilansir dari artikel “How to Repair Damaged Nail After Too Many Gel Manis” (2023) oleh Mandy Zee di situs Byrdie, berikut ini beberapa tips merawat kuku yang sering di nail art agar tetap sehat.
1. Gunakan krim atau minyak kutikula
Oleskan minyak kutikula diikuti dengan krim tangan untuk mengunci kelembapan dan memberikan nutrisi pada kuku. Pastikan untuk memijat minyak kutikula dengan lembut dan hindari mencuci tangan selama beberapa waktu setelah penggunaan.2. Rendam kuku dalam minyak zaitun
Rendam kuku dalam minyak zaitun selama beberapa menit setiap hari untuk melembapkan dan merawat kuku. Proses ini membantu menjaga kesehatan kutikula dan mencegah infeksi.3. Gunakan perawatan keratin
Perawatan keratin dapat menguatkan kuku dan mencegah kerusakan seperti mengelupas atau patah. Gunakan produk penguat kuku yang diperkaya dengan protein untuk mendukung pertumbuhan kuku yang sehat.4. Perkuat dengan kolagen dan ekstrak camellia
Gunakan produk yang mengandung kolagen dan ekstrak camellia untuk memperkuat dan menyembuhkan kuku yang rusak. Produk ini juga dapat memberikan warna pada kuku untuk menutupi kerusakan fisik.5. Pijat ujung jari
Lakukan pijatan pada ujung jari setiap kali mengoleskan minyak kutikula untuk meningkatkan aliran darah dan mempercepat pertumbuhan kuku. Jangan lupa untuk memotong kuku secara teratur guna merangsang pertumbuhan kuku yang sehat.6. Ubah rutinitas melakukan nail art dan menghilangkan kuteks
Untuk sementara hentikan penggunaan nail art agar tidak memicu kerusakan kuku lebih lanjut. Selain itu, ubah rutinitas melakukan nail art dengan intensitas yang tidak terlalu sering. Hindari penggunaan pembersih kuteks berbahan keras dan gunakan produk yang lebih lembut.Berapa Sering Batas Nail Art yang Aman?
Dalam situs American Academy of Dermatology Association, batasan yang aman untuk melakukan nail art dapat bervariasi tergantung pada jenis nail art, bahan yang digunakan dan kesehatan masing-masing orang. Berkaitan dengan hal ini, penting untuk memahami secara detail terkait produk nail art yang akan digunakan.
Sementara itu, secara umum disarankan untuk memberi waktu pada kuku agar pulih setelah menggunakan nail art setiap bulan. Pasalnya, penggunaan aseton untuk membersihkan atau menghapus nail art dapat memicu kerusakan pada kuku.
Oleh karena itu, sebaiknya beri jeda satu bulan antara menghapus nail art dan memakai nail art kembali. Dalam rentang waktu sebulan ini, kuku bakal mendapat waktu cukup untuk memulihkan struktur alaminya kembali.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno