tirto.id - Munculnya titik putih atau kuning di ujung jari atau kuku ibu jari anak Anda harus Anda waspadai, karena hal itu bisa menjadi indikator dari adanya jamur kuku atau jamur dermatofit pada anak Anda.
Jamur dermatofit atau jamur kuku juga dikenal dengan istilah onychomycosis. Menurut laman American Family Physician, onychomycosis adalah infeksi jamur pada kuku yang menyebabkan perubahan warna, penebalan kuku, serta terpisahnya kuku dari tempatnya.
Menurut laman Childrens, onychomycosis lebih umum terjadi pada kuku bagian kaki ketimbang pada kuku di jari tangan, karena jamur lebih suka hidup dan berkembang di tempat yang lembab, hangat dan basah.
Onychomycosis lebih banyak terjadi karena diwariskan, atau orang-orang yang dalam garis keluarganya juga memiliki sejarah terkena infeksi jamur kaki. Sementara itu, onychomycosis sangat jarang terjadi pada anak. Namun, bila kedua orangnya terinfeksi jamur kuku, maka anak akan lebih rentan terkena onychomycosis.
Guna mendiagnosa jamur kaki, seorang dermatologist akan mengambil sampel kuku untuk melakukan identifikasi secara menyeluruh di laboratorium. Sample kuku itu kemudian diberi cairan kimia bernama KOH untuk diperiksa menggunakan mikroskop agar bisa mengetahui apakah kondisi ini benar-benar onychomycosis atau gangguan yang lain, seperti psoriasis atau reaksi alergi.
Lalu, apakah penyebab infeksi jamur atau onychomycosis pada anak ini? Berikut adalah penjabarannya seperti dilansir dari laman Perdoski dan American Family Physician:
Penyebab infeksi jamur kuku pada anak
Infeksi jamur kuku pada anak ini disebabkan oleh berbagai organisme, terutama oleh organisme dermatophytes dari genus Trichophyton. Organisme lainnya adalah Candida yang lebih umum ditemukan pada infeksi jamur di kuku jari tangan.
Ketika infeksi jamur kuku ini mengancam kesehatan anak, maka orang tua harus lebih cermat memperhatikan kebersihan alas kaki yang digunakan anak. Berikut adalah beberapa penyebab infeksi jamur anak:
1. Memakai alas kaki yang basah
Infeksi jamur kuku ini bisa terjadi karena anak menggunakan alas kaki atau sepatu yang basah. Akibatnya, dalam lingkungan yang lembab dan tertutup itu, jamur pun bisa tumbuh dengan subur.
2. Memakai alas kaki yang terlalu tertutup
Jika anak memakai alas kaki yang terlalu tutup di tengah cuaca panas, maka kaki anak akan lebih mudah berkeringat. Akibatnya, jamur juga akan lebih cepat tumbuh dalam kondisi seperti itu.
3. Alas kaki terbuat dari bahan yang tidak mudah menyerap keringat
Ketika anak mengenakan alas kaki dari bahan yang tidak mudah menyerap keringat, maka kaki anak akan sulit untuk ‘bernafas’ dengan lega, dan keringat akan lebih cepat keluar.
4. Memakai kaos kaki yang bahannya panas, atau tebal
Hidup di negara tropis akan membuat anak mudah berkeringat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya membelikan kaos kaki anak yang terbuat dari katun, karena bahannya tidak terlalu tebal, dan mudah menyerap keringat.
5. Anak tidak menggunakan alas kaki saat bermain di area yang lembab
Jika anak bermain-main di area yang lembab, seperti kolam renang, atau di lapangan basah tanpa menggunakan alas kaki, maka kaki anak rentan terkena infeksi jamur. Apalagi tempat lembab itu juga dikunjungi oleh banyak orang.
6. Orang tua jarang memperhatikan kebersihan kaki dan kuku kaki anak
Jika orang tua tidak pernah mengajarkan anak untuk mencuci dan mengeringkan kaki, termasuk menyikat kuku usai bermain keluar rumah, maka tidak mengherankan bila kuku jari anak mudah terkena onychomycosis.
Cara mengatasi infeksi jamur kuku pada anak
Infeksi jamur kuku ini bisa diobati dan bisa hilang, asalkan orang tua segera mengatasi infeksi jamur ini, sehingga tidak menyebar ke area kuku yang lain.
Untuk mengatasi infeksi jamur kuku pada anak, orang tua harus melakukan beberapa hal ini seperti dilansir dari laman Perdoski:
1. Menjaga kuku dan area kuku tetap kering untuk mencegah infeksi menyebar.
2. Membersihkan kuku secara rutin, terutama bagian yang mengalami kerusakan.
3. Gunakan obat oles yang tersedia dalam bentuk seperti cat kuku, krim ataupun lotion. Namun, obat oles ini memang tidak selalu cukup untuk mematikan jamur kuku.
4. Orang tua harus selalu waspada terhadap perubahan warna kuku pada anak, seperti kuku menjadi putih, hijau, kuning, atau bahkan coklat dan hitam.
Bila orang tua melihat perubahan warna kuku itu, orang tua harus segera ke dokter kulit, karena obat yang dijual secara umum belum tentu bisa mematikan jamur pada kuku anak. Dokter kulit biasanya akan meresepkan obat yang diminum, agar infeksi jamur benar-benar hilang tuntas.
Sementara itu, untuk menjaga agar anak tidak terkena infeksi jamur kuku lagi, orang tua harus melakukan beberapa hal berikut ini seperti dilansir laman Children:
1. Memotong kuku anak secara rutin, agar kuku anak tetap bersih dan terawat.
2. Menggunakan sepatu yang ukurannya pas dan tidak terbuat dari bahan yang panas.
3. Menggunakan krim anti jamur untuk mencegah datangnya jamur pada kaki.
4. Menggunakan bedak anti jamur untuk mengontrol keringat berlebih pada kaki.
5. Cuci dan keringkan kaki secara benar.
6. Jangan bertukar alas kaki dan kaos kaki dengan anak lain.
7. Bersihkan semua alas kaki secara rutin, dengan menggunakan alkohol.
8. Jangan biarkan anak tanpa alas kaki terutama di tempat umum yang areanya basah, seperti di kolam renang, atau toilet umum.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari