tirto.id - Saat ini, hanpir seluruh dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Pandemi tersebut pun telah mengubah cara hidup banyak orang, mulai dari pola beraktivitas, banyaknya persiapan yang harus dilakukan, hingga beban pikiran yang bertambah.
Perubahan-perubahan itu bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman sehingga menjadi beban pikiran. Lambat laun, beban pikiran tersebut dapat memicu stres.
Penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina Chapel Hill dan Harvard Medical School menemukan sebanyak 55 persen informan dalam riset itu merasa menjadi lebih stres setelah bulan Januari, masa awal pandemi Covid-19.
Stres pada masa pandemi ini kerap dianggap normal karena banyaknya perubahan drastis terjadi dan mayoritas orang menghadapi permasalahan hampir serupa. Apalagi, perokonomian di banyak negara, termasuk Indonesia, juga sedang memburuk akibat imbas pandemi berkepanjangan.
Karena adanya penyebaran Covid-19, banyak usaha atau perkantoran yang sulit untuk mendapat penghasilan dan berdampak pada ekonomi pekerjanya. Covid-19 juga menyebabkan munculnya stigma buruk bagi para pasien maupun tenaga medis. Pencapaian tertentu pun menjadi terhalang, seperti pernikahan dan wisuda.
Walaupun begitu, larut dalam permasalahan yang ada bukan pilihan tepat. Semua orang mesti bisa menerima kondisi dan terus melanjutkan hidup dengan keterbatasan yang ada.
Sementara bagi mereka yang merasa pikirannya tertekan dan stres, bisa menempuh sejumlah cara untuk mengatasinya. Jika stres sudah masuk ke level serius, sangat disarankan agar berkonsultasi dengan psikiater. Selama pandemi, banyak tersedia layanan konseling online.
Namun, sebelum mencari solusi, lebih baik kenali lebih dulu tanda serta gejala stres. Sebagaimana dirangkum dari Healthline, laman World Health Organization (WHO), dan Mayo Clinic, tanda-tanda yang mengindikasikan stres bisa terlihat pada tubuh, suasana hati, dan perilaku.
Tanda Stres pada tubuh
Gejala stres pada setiap orang dapat berbeda-beda. Namun, tanda paling umum bisa terihat pada kondisi tubuh. Berikut rinciannya.
1. Sakit kepala
Sakit kepala akibat stres dapat terjadi pada area kepala maupun sekitar leher. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan intensitas stres berkaitan dengan peningkatan jumlah hari sakit kepala yang dialami setiap bulannya.
2. Tidur bermasalah
Stres dapat membuat Anda menjadi gelisah dan tidak tenang. Anda pun bisa mengalami insomnia atau susah tidur. Hal tersebut akan memengaruhi kualitas tidur Anda sehingga energi tubuh juga akan terpengaruh menjadi lebih rendah.
3. Masalah pencernaan
Masalah pencernaan yang biasa terjadi saat seseorang stres adalah diare dan sembelit. Sebanyak 72 persen dari penelitian yang menginvestigasi hubungan antara stres dan masalah pencernaan menunjukkan adanya hubungan antara dua kondisi tersebut.
4. Keringat berlebih
Terdapat banyak penyebab jika seseorang memproduksi keringat berlebih, salah satunya adalah stres. Kondisi stres bisa memicu palmar hyperhidrosis, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami keringat berlebih di bagian tangan, khususnya telapak tangan.
Tanda stres pada suasana hati
1. Kegelisahan
Karena banyaknya beban pikiran, orang biasanya akan mudah merasa gelisah. Merasa tidak tenang karena ada masalah yang menumpuk di pikiran tentu memperburuk suasana hati.
2. Gejala depresi
Berdasarkan banyak penelitian, stres memiliki hubungan positif terhadap perkembangan depresi pada diri seseorang. Sebuah penelitian terhadap remaja menyatakan bahwa tingkat stres yang tinggi memiliki kaitan dengan tingkat gejala depresi yang lebih tinggi.
3. Mudah emosi atau merasa marah
Jika sedang mengalami stres, terkadang emosi sulit diatur, salah satunya adalah rasa kemarahan. Seseorang yang mengalami stres cenderung sulit untuk mengatur dan menahan kemarahan yang ada di dalam dirinya.
4. Kurang termotivasi
Tanda lain dari stres adalah kurangnya motivasi. Minimnya motivasi akan memicu kemalasan untuk melakukan sesuatu. Lambat laun, hal tersebut bisa memengaruhi tingkat fokus dan menyebabkan stres berlanjut.
Tanda stres pada suasana perilaku
1. Sering merokok
Kegiatan merokok sering dikaitkan sebagai cara untuk menghilangkan stres. Namun, lambat laun, perokok biasanya secara tidak sadar lebih sering merokok pada saat stres.
2. Ledakan emosi
Stres juga bisa terihat dari emosi yang meledak-ledak. Oleh karena stres membuat orang mudah marah, pada titik tertentu kemarahan itu dapat meledak. Mereka yang mengalami kondisi ini bisa mudah melampiaskan kemarahan tersebut pada orang lain.
3. Menarik diri dari sosial
Stres bisa membuat orang mudah merasa lelah secara pikiran. Hal tersebut dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari hubungan sosial, seperti pertemanan, keluarga, dan lainnya.
4. Jarang olahraga
Seseorang yang tiba-tiba malas untuk berolahraga memiliki kemungkinan sedang mengalami stres. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres kerap membuat orang kehilangan motivasi dan relatif mudah merasa lelah. Oleh karena itu, malas untuk berolahraga menjadi dampak ikutannya.
Cara Mengatasi Stres dan Mengurangi Beban Pikiran
Selain melakukan konseling dengan psikiater, mereka yang mengalami gejala stres seperti di atas juga bisa menempuh sejumlag cara untuk meringankan tekanan pada pikiran. Cara-cara di bawah ini tidak terlampau sulit dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Hubungi teman dan keluarga
Walaupun ada dorongan menghindar dari orang-orang di sekitar, Anda perlu menghubungi teman atau keluarga. Ceritakanlah masalah atau ketidaknyamanan yang Anda rasakan pada orang yang dipercaya, baik itu sahabat ataupun kerabat. Dengan menceritakannya, beban pikiran Anda akan berkurang dan Anda akan mendapat sejumlah saran yang bisa dipertimbangkan.
2. Melakukan Hobi
Melakoni hobi tertentu pun bisa menjadi salah satu cara mengurangi stres. Dengan menjalani hobi, Anda akan menjadi lebih tenang dan mungkin bahagia. Hal tersebut dapat membantu mengurangi stres. Selain itu, dengan pikiran yang tenang, Anda mampu mencari solusi atas masalah yang jadi pemicu stres.
3. Jaga pola hidup sehat
Cobalah melakukan hal-hal yang membuat badan dan pikiran lebih sehat. Contohnya ialah dengan sering berolahraga, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, dan yang lainnya. Anda juga bisa mencoba berbagai macam meditasi yang mudah ditemukan panduannya di internet.
4. Hindari konsumsi obat-obatan atau alkohol
Mengonsumsi dua hal tersebut dapat membuat Anda merasa tenang, tetapi hanya sementara. Dua hal tersebut juga memiliki lebih banyak dampak negatif bagi diri Anda. Oleh karena itu, hindarilah hal-hal berbau negatif seperti obat-obatan terlarang dan alkohol dan perbanyak hal-hal positif, baik untuk badan maupun pikiran.
5. Hindari paparan informasi yang negatif
Terlalu sering terpapar dengan informasi yang mengandung hal negatif hanya akan membuat Anda semakin stres. Daripada terlarut dalam stres, lebih baik Anda tenangkan diri terlebih dahulu. Jika sudah merasa lebih tenang, barulah Anda mencoba untuk mencari solusi yang terbaik dari masalah yang sedang terjadi.
Penulis: Fatimah Mardiyah
Editor: Addi M Idhom