tirto.id - Duka dan Kehilangan orang tersayang menjadi salah satu tantangan tersulit yang dihadapi. Ketika kehilangan pasangan, saudara atau orang tua, kesedihan bisa menjadi sangat kuat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), banyak orang yang mengalami kesedihan selama pandemi COVID-19. Duka adalah respons normal atas kehilangan selama atau setelah bencana atau peristiwa traumatis lainnya.
Duka bisa terjadi sebagai respons atas kehilangan nyawa, serta perubahan drastis pada rutinitas sehari-hari dan cara hidup yang biasanya memberi kita kenyamanan dan perasaan stabil. Reaksi kesedihan yang umum meliputi:
- Shock, tidak percaya, atau penolakan
- Kegelisahan
- Kesulitan
- Marah
- Periode kesedihan
- Kehilangan tidur dan kehilangan nafsu makan
Karena pandemi COVID-19, Anda mungkin tidak dapat bersama orang yang dicintai ketika mereka meninggal, atau tidak dapat berduka atas kematian seseorang secara langsung dengan teman dan keluarga.
Jenis kerugian lainnya termasuk pengangguran, atau tidak menghasilkan cukup uang, kehilangan atau pengurangan layanan dukungan, dan perubahan lain dalam gaya hidup Anda.
Kehilangan ini dapat terjadi pada saat yang sama, yang dapat memperumit atau memperpanjang kesedihan dan menunda kemampuan seseorang untuk beradaptasi, menyembuhkan, dan pulih.
Namun, kesedihan biasanya berkurang intensitasnya seiring berjalannya waktu, tetapi berduka adalah proses penting untuk mengatasi perasaan ini dan terus merangkul waktu yang dimiliki bersama orang yang dicintai.
Setiap orang bereaksi berbeda terhadap kematian dan menggunakan mekanisme koping pribadi untuk kesedihan.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat pulih dari kehilangan dengan sendirinya melalui perjalanan waktu jika mereka memiliki dukungan sosial dan kebiasaan sehat. Mungkin butuh waktu berbulan-bulan atau setahun untuk menerimanya.
Tidak ada jangka waktu yang "normal” bagi seseorang untuk berduka. Jangan berharap melewati fase kesedihan, karena penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang tidak melalui tahapan sebagai langkah progresif.
Tahapan Duka & Kehilangan
Dilansir laman WebMD, beberapa tahapan duka yang akan dialami seseorang ketika merasakan kesedihan atau kehilangan adalah:
- Penolakan: Ketika pertama kali mengetahui suatu kerugian, adalah normal untuk berpikir, "Ini tidak terjadi." Anda mungkin merasa kaget atau mati rasa. Ini adalah cara sementara untuk mengatasi luapan emosi yang meluap-luap. Itu adalah mekanisme pertahanan.
- Kemarahan: Saat realitas mulai muncul, Anda dihadapkan pada rasa sakit kehilangan tersebut. Anda mungkin merasa frustrasi dan tidak berdaya. Perasaan ini kemudian berubah menjadi amarah. Anda mungkin mengarahkannya ke orang lain, kekuatan yang lebih tinggi, atau kehidupan secara umum. Marah dengan orang terkasih yang meninggal dan meninggalkan Anda sendirian juga wajar.
- Tawar-menawar: Selama tahap ini, Anda memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kerugian. Pikiran umum adalah "Seandainya ..." dan "Bagaimana jika ..." Anda juga dapat mencoba membuat kesepakatan dengan kekuatan yang lebih tinggi.
- Depresi: Kesedihan muncul saat mulai memahami kehilangan dan pengaruhnya terhadap hidup Anda. Tanda-tanda depresi termasuk menangis, masalah tidur, dan nafsu makan menurun. Perasaan kewalahan, menyesal, dan kesepian juga akan hadir.
- Penerimaan: Pada tahap akhir kesedihan ini, Anda menerima kenyataan kehilangan. Itu tidak bisa diubah. Meski masih merasa sedih, mulailah melangkah maju dengan hidup Anda.
Cara Mengatasi Kesedihan
Seseorang bisa terus merasa sedih saat diingatkan kembali pada kematian orang yang dicintai.
Jika ingin melanjutkan penyembuhan, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi duka, kesedihan, dan rasa kehilangan. Berikut tipsnya seperti dikutip dari Mayo Clinic:
1. Mempersiapkan.
Bereaksi emosional saat mengingat hari kehilangan tersebut adalah hal normal. Saat mengingat kembali waktu kehilangan itu, segera pahami bahwa ini adalah takdir dan semua orang pasti akan menghadapi kematiannya juga.
Dengan mengingat hari kematian, ini bisa membantu memulihkan diri Anda yang sedang bersedih.
2. Carilah pengalih perhatian.
Jadwalkan pertemuan atau kunjungan dengan teman atau orang yang Anda cintai pada saat mungkin merasa sendirian atau teringat akan kematian orang yang Anda cintai.
3. Kenang kembali hubungan Anda.
Berfokuslah pada hal-hal baik tentang hubungan Anda dengan orang yang dicintai dan saat-saat bersamanya, daripada hanya mengingat kehilangan.
Tulislah surat untuk orang yang dicintai atau catatan tentang beberapa kenangan indah Anda. Anda dapat menambahkan ke catatan ini kapan saja.
4. Mulailah tradisi baru.
Berikan sumbangan ke organisasi amal atas nama orang yang Anda cintai pada hari ulang tahun atau hari libur, atau tanam pohon untuk menghormati orang yang Anda cintai.
5. Terhubung dengan orang lain.
Menghubungi teman dan orang tercinta yang dekat dengan Anda, termasuk orang yang spesial bagi orang yang Anda cintai.
Temukan seseorang yang akan mendorong Anda untuk membicarakan kehilangan tersebut.
Tetap terhubung dengan sistem pendukung Anda yang biasa, seperti pemuka agama dan kelompok sosial. Pertimbangkan untuk bergabung dengan komunitas yang bisa mengatasi kesedihan Anda.
6. Biarkan diri Anda merasakan berbagai emosi.
Tidak apa-apa untuk bersedih dan merasakan kehilangan, tetapi jangan lupa untuk membiarkan diri Anda mengalami kegembiraan dan kebahagiaan. Saat merayakan waktu-waktu khusus, Anda mungkin akan tertawa dan menangis.
Editor: Agung DH